Sistem dan teknik jalan raya

Markah Jalan

Dipublikasikan oleh Viskha Dwi Marcella Nanda pada 18 Februari 2025


Markah jalan adalah suatu alat atau benda yang berada di permukaan jalan yang berfungsi untuk memberi suatu informasi tentang jalan. Markah jalan juga dapat diterapkan di fasilitas lain yang digunakan kendaraan untuk parkir maupun daerah khusus dengan kegunaan lainnya.

Markah jalan digunakan di permukaan jalan untuk mengarahkan dan memberi informasi kepada pengendara maupun pejalan kaki. Keseragaman bentuk markah merupakan faktor penting untuk meminimalkan kebingungan dan keraguan atas arti markah tersebut. Telah ada upaya antarnegara untuk melakukan standardisasi bentuk markah jalan.

Upaya-upaya untuk mengembangkan sistem markah jalan juga telah ada, salah satunya melalui terobosan teknologi seperti retrorefleksi, usia yang lebih lama, dan biaya pemasangan yang lebih murah.

Kini, markah jalan digunakan untuk menyampaikan berbagai informasi kepada pengendara yang mencakup masalah navigasi, keselamatan, dan penegakan hukum. Markah jalan juga digunakan dalam sistem bantuan pengendara tingkat lanjut dan nantinya dalam mobil otonom untuk mengetahui kondisi lingkungan jalan.

Markah berupa peralatan

Markah berupa peralatan dapat diletakkan, dipasang, maupun ditanam di permukaan jalan, yang reflektif ataupun yang tidak. Kebanyakan markah bentuk ini bersifat permanen, tetapi ada pula yang dapat dipindahkan.

Paku jalan

Warna reflektor paku jalan di Indonesia; merah di sisi kiri, kuning di sisi tengah, serta putih di sisi kanan jalan.

Paku jalan digunakan untuk menyertai markah jalan sebagai reflektor pada malam hari. Paku jalan ada yang berbentuk bundar (salah satunya mata kucing), persegi, dan persegi panjang. Sebagai reflektor, paku jalan dilengkapi dengan pemantul cahaya yang dapat berwarna putih, kuning/oranye, hijau, merah, dan biru.

Alat pengarah lalu lintas

Alat pengarah lalu lintas adalah berupa kerucut lalu lintas (traffic cone). Kerucut lalu lintas terbuat dari plastik atau karet dan dilengkapi dengan reflektor berwarna putih. Kerucut lalu lintas umumnya berwarna oranye, kuning, merah muda, atau merah karena kecerahannya.

Barier

Barier (pembagi jalur atau lajur jalan) berfungsi untuk mengatur lalu lintas dengan jangka waktu sementara dan membantu untuk melindungi pengendara, pejalan kaki, dan pekerja dari daerah yang berpotensi tinggi akan menimbulkan kecelakaan. Barier dapat terbuat dari plastik/karet yang diisi air (water barrier) atau beton (concrete barrier)

Markah berupa tanda

Bahan

Markah jalan dapat berupa:

  • Cat
  • Bebatuan
  • Termoplastik
  • Preformed thermoplastic
  • Preformed polymer tape
  • Epoksi

Markah membujur

Markah membujur adalah tanda yang sejajar dengan sumbu jalan. Markah membujur yang dihubungkan dengan garis melintang yang dipergunakan untuk membatasi ruang parkir pada jalur lalu lintas kendaraan, tidak dianggap sebagai markah jalan membujur.[2]

Markah yang termasuk markah membujur adalah markah membujur berbentuk:

  • utuh
  • putus-putus
  • ganda utuh dan putus-putus
  • ganda utuh

Penggunaan

Contoh penggunaan pada ruas jalan yang lain:

Jalan dengan tiga lajur dan dua arah

Jalan Nasional dengan tiga lajur dan dua arah

Jalan dengan tiga lajur dan dua arah menggunakan pemisah garis ganda

Jalan Nasional dengan tiga lajur dan dua arah menggunakan pemisah garis ganda

Jalan dengan tiga lajur dan dua arah menggunakan pemisah garis ganda utuh-putus

Jalan Nasional dengan tiga lajur dan dua arah menggunakan pemisah garis ganda utuh-putus

Jalan empat lajur dengan dua jalur yang dipisah median jalan

Jalan Nasional atau Tol empat lajur dengan dua jalur yang dipisah median jalan

Markah melintang

Markah melintang adalah tanda yang tegak lurus terhadap sumbu jalan, seperti pada garis henti di Zebra cross atau di persimpangan. Semua markah melintang memiliki warna putih. Markah ini dapat berupa garis yang berbentuk:

  • garis utuh
  • garis putus-putus

Penggunaan

Berikut contoh penggunaan markah melintang pada jalan:

Garis henti pada persimpangan jalan 2 arah

Garis henti pada persimpangan jalan 1 arah

 

Garis henti pada persimpangan jalan 1 arah dengan 3 lajur

Garis henti pada penyebrangan orang (zebra cross)

Markah serong

Markah serong adalah tanda yang membentuk garis utuh yang tidak termasuk dalam pengertian markah membujur atau markah melintang, untuk menyatakan suatu daerah permukaan jalan yang bukan merupakan jalur lalu lintas kendaraan. Semua markah serong memiliki warna putih pada penggunaannya. Markah ini dapat berupa:

  • garis utuh yang dibatasi dengan rangka garis utuh
  • garis utuh yang dibatasi dengan rangka garis putus-putus

Markah serong (chevron)

 

Markah lambang

Markah lambang adalah tanda yang mengandung arti tertentu untuk menyatakan peringatan, perintah dan larangan untuk melengkapi atau menegaskan maksud yang telah disampaikan oleh rambu lalu lintas atau tanda lalu lintas lainnya.

Markah panah

Markah tulisan pada Zona Selamat Sekolah

Markah lambang pada Ruang Henti Khusus Sepeda Motor

Diagram busway (a)Jalur perlintasan busway (b)Jalur khusus busway

 

Sumber Artikel: id.wikipedia.org

Selengkapnya
Markah Jalan

Pendidikan

Bagaimana Indonesia Mengikutsertakan Siswa Penyandang Disabilitas di Sekolah di Pedesaan Indonesia

Dipublikasikan oleh Muhammad Armando Mahendra pada 18 Februari 2025


Secara global, anak-anak penyandang disabilitas adalah kelompok yang paling mungkin tersingkir dari pendidikan. Di Indonesia, hampir 30 persen anak-anak penyandang disabilitas tidak memiliki akses terhadap pendidikan, dan banyak dari mereka yang bersekolah tidak terlayani.

Meskipun terdapat kemajuan dalam pengembangan kebijakan pendidikan inklusif, implementasi pendidikan inklusi masih perlu dilakukan. Namun, melalui Dana Perwalian Inisiatif Pendidikan Inklusif (IEI), Bank Dunia mendukung pemerintah Indonesia melalui program percontohan online untuk mendiagnosis dengan lebih baik kebutuhan pembelajaran bagi siswa penyandang disabilitas di daerah pedesaan dan untuk mengidentifikasi kesenjangan dalam melayani siswa tersebut. Tanggapan positif terhadap uji coba ini menunjukkan adanya peluang untuk memperluas program ini ke 139.000 siswa penyandang disabilitas di sekolah-sekolah inklusif di Indonesia.

Uji coba yang dilakukan oleh Yayasan Wahana Inklusif Indonesia ini berlangsung di Kabupaten Lebak, Cilacap, Bondowoso, Ponorogo, dan Bima, dan berlangsung dari Oktober 2021 hingga November 2022. Proyek ini dimulai sebagai tanggapan atas permintaan dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, dan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) untuk menilai siswa penyandang disabilitas di masa pandemi COVID-19.

Alat penilaian tersebut digunakan melalui kolaborasi antara para profesional di bidang pendidikan, psikologi, dan kesehatan, guru, dan orang tua. Pendekatan multidisiplin ini bertujuan untuk memberikan evaluasi yang lebih holistik. Platform online digunakan untuk melibatkan seluruh pemangku kepentingan.

Hasilnya, lebih dari 100 siswa dengan ketidakmampuan belajar menerima diagnosis menyeluruh mengenai kebutuhan belajar mereka untuk pertama kalinya.Guru mendapat dukungan dalam menilai kemampuan membaca dan matematika serta mengumpulkan data kesehatan dan psikologis untuk dinilai oleh pendidik (mentor), psikolog, dan pakar kesehatan.

Para guru juga bekerja sama dengan para profesional kesehatan untuk mencatat kemajuan siswa mereka dan dari mentor mereka, mereka belajar bagaimana mengajar siswa penyandang disabilitas menggunakan modul Bahasa Indonesia dan matematika serta membuat rencana pendidikan individual (IEP) untuk setiap siswa.

Program percontohan ini memiliki dampak jangka panjang terhadap kemajuan pembelajaran siswa, dan program ini mendapat apresiasi dari orang tua, guru, dan otoritas pendidikan. Niar, ibu dari siswa autis, mengatakan dia melihat kemajuan signifikan dalam pembelajaran putranya.

“Dengan adanya program ini, anak saya yang berkebutuhan khusus dapat mengenyam pendidikan sebagaimana mestinya, sama seperti siswa lainnya,” ujarnya. “Perkembangannya signifikan. Saat pertama kali masuk sekolah, ia mengalami kesulitan dalam belajar karena mengidap penyakit autis, namun dari program ini ada perubahan. Saya berharap semua guru di tanah air dapat menerima pelatihan seperti ini sehingga siswa berkebutuhan khusus dapat menerima dukungan pembelajaran yang layak.”  

Para guru menghargai bimbingan yang diberikan program ini kepada mereka.

 “Saya sangat bersyukur karena sebelum penilaian, saya hanya mengajar siswa difabel berdasarkan apa yang saya ketahui,” kata Aisyah, guru kelas IV. “Sekarang, saya punya program yang lebih jelas. Siswa saya dapat memulai dengan menggabungkan kata-kata, dan kami terus mengajari mereka hingga mereka dapat membaca. Penilaian dan pengembangan IEP membantu proses pembelajaran siswa.”

Penilaian yang dilakukan oleh proyek percontohan ini juga berkontribusi terhadap pengelolaan data pendidikan di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Dalam banyak kasus, bantuan profesional diperlukan untuk menegakkan diagnosis yang akurat bagi siswa penyandang disabilitas. Berkat uji coba ini, kualitas data dalam database pendidikan Indonesia, atau Dapodik , dapat terus ditingkatkan dan membantu dalam mengalokasikan sumber daya yang diperlukan bagi siswa yang membutuhkan.  

Membangun pengetahuan, mendorong dialog

Untuk lebih mendukung pendidikan bagi anak-anak penyandang disabilitas, Bank Dunia telah mendukung penelitian mengenai hal-hal yang berhasil dan di mana kesenjangannya. Dengan dukungan Inclusive Education Initiative (IEI) , Bank Dunia telah menghasilkan beberapa penelitian, antara lain Embracing Diversity and Inclusion in Indonesian Schools , Assistive Technology (AT) for Children with Disability in Inclusive and Special Schools , dan Inclusive Early Childhood Education (ECE) untuk Anak Penyandang Disabilitas .

 

Studi-studi ini mengidentifikasi berbagai permasalahan, termasuk kesenjangan dalam implementasi kebijakan, dan permasalahan di ruang kelas, seperti kurangnya persiapan bagi guru untuk menangani siswa penyandang disabilitas dan kurangnya Rencana Pendidikan Individual (IEP).

Sebuah studi membahas ketersediaan dan penggunaan Teknologi Bantu (AT) -- yang didefinisikan sebagai teknologi atau benda apa pun yang digunakan untuk memfasilitasi partisipasi siswa penyandang disabilitas dalam kegiatan pembelajaran. Studi tersebut juga mengungkapkan bahwa peran orang tua dari anak-anak penyandang disabilitas cenderung diabaikan meskipun mereka berperan penting dalam memastikan akses anak-anak mereka terhadap pendidikan dan mencapai hasil pembelajaran yang positif.  

Mempromosikan pendidikan inklusif memerlukan upaya kolaboratif antar pemangku kepentingan. Sebuah simposium pada bulan November 2023, yang diselenggarakan oleh Bank Dunia dan Universitas Sebelas Maret dan didukung oleh Pemerintah Australia, menggarisbawahi bahwa sekolah-sekolah yang ada saat ini harus dilengkapi dengan peralatan untuk diubah menjadi sekolah inklusif jika pembelajaran yang disesuaikan untuk siswa penyandang disabilitas ingin terwujud, seperti yang diharapkan. dalam kurikulum Merdeka untuk memastikan siswa memperoleh keterampilan dasar melalui pembelajaran yang berbeda.

Siswa perempuan penyandang disabilitas khususnya terus menghadapi hambatan stereotip dan stigma dalam mengakses pendidikan, demikian catatan simposium tersebut. Koordinasi antara pengambil keputusan di tingkat pemerintah pusat dan daerah diperlukan agar kebijakan pendidikan inklusif yang mencakup anak perempuan dapat diterapkan secara efektif.

Untuk lebih meningkatkan kesempatan pendidikan bagi siswa penyandang disabilitas, Bank Dunia dan Kemenkominfo memulai inisiatif yang disebut Transformasi Keterlibatan Orang Tua dalam Pendidikan Anak Usia Dini melalui Penggunaan Teknologi Pendukung.

Dengan dukungan dana dari Early Learning Partnership (ELP) , program ini akan dilaksanakan hingga pertengahan tahun 2025, dengan fokus pada pelatihan pengasuh anak penyandang disabilitas, yang merupakan bidang yang belum tertangani dengan baik.

Meskipun masih dalam skala percontohan, program identifikasi disabilitas online diharapkan dapat diperluas untuk seluruh anak penyandang disabilitas di Indonesia. Pengembangan profesional bagi guru siswa penyandang disabilitas juga diharapkan juga diperkuat.

Untuk menyediakan pendidikan bagi siswa penyandang disabilitas yang masih kurang terlayani memerlukan tindakan afirmatif, termasuk dengan meningkatkan penyampaian pendidikan di sekolah inklusif pedesaan. Percontohan diagnosis online adalah langkah awal untuk mencapai tujuan ini.

Disadur dari: www.worldbank.org

Selengkapnya
Bagaimana Indonesia Mengikutsertakan Siswa Penyandang Disabilitas di Sekolah di Pedesaan Indonesia

Ilmu Ekonomi

Elastisitas (ekonomi)

Dipublikasikan oleh Ririn Khoiriyah Ardianti pada 18 Februari 2025


Dalam ilmu ekonomielastisitas adalah perbandingan perubahan proporsional dari sebuah variabel dengan perubahan variable lainnya. Dengan kata lain, elastisitas mengukur seberapa besar kepekaan atau reaksi konsumen terhadap perubahan harga.

Rumus elastisitas yaitu {\displaystyle E_{d}={\frac {\Delta Q}{\Delta P}}\cdot {\frac {P}{Q}}}

Penggunaan[sunting | sunting sumber]

Penggunaan paling umum dari konsep elastisitas ini adalah untuk meramalkan hal apa yang akan terjadi jika harga barang/jasa dinaikkan. Pengetahuan mengenai seberapa dampak perubahan harga terhadap permintaan sangatlah penting. Bagi produsen, pengetahuan ini digunakan sebagai pedoman seberapa besar ia harus mengubah harga produknya. Hal ini sangat berkaitan dengan seberapa besar penerimaan penjualan yang akan ia peroleh. Sebagai contoh, anggaplah biaya produksi sebuah barang meningkat sehingga seorang produsen terpaksa menaikkan harga jual produknya. Menurut hukum permintaan, tindakan menaikkan harga ini jelas akan menurunkan permintaan. Jika permintaan hanya menurun dalam jumlah yang kecil, kenaikan harga akan menutupi biaya produksi sehingga produsen masih akan mendapatkan keuntungan. Namun, jika peningkatan harga ini ternyata menurunkan permintaan demikian besar, maka bukan keuntungan yang akan diperoleh. Hasil penjualannya mungkin saja tidak dapat menutupi biaya produksinya, sehingga ia menderita kerugian. Jelas di sini bahwa produsen harus mempertimbangkan tingkat elastisitas barang produksinya sebelum membuat suatu keputusan. Ia harus memperkirakan seberapa besar kepekaan konsumen atau seberapa besar konsumen akan bereaksi jika ia mengubah harga sebesar sepuluh persen, dan seterusnya.

Definisi matematis[sunting | sunting sumber]

Koefisien elastisitas diukur dari persentase perubahan kuantitas barang dibagi dengan persentase perubahan harga. Secara sederhana kalimat tersebut dapat dirumuskan:

{\displaystyle E_{x,y}\simeq \left|{\frac {{\rm {persentase\ perubahan}}\ x}{{\rm {persentase\ perubahan}}\ y}}\right|,}

Atau secara umum, elastisitas "y terhadap x" adalah:

{\displaystyle E_{x,y}=\left|{\frac {\partial \ln x}{\partial \ln y}}\right|=\left|{\frac {\partial x}{\partial y}}\cdot {\frac {y}{x}}\right|}.

Elastisitas biasa disimbolkan sebagai 'E', 'e' atau epsilon kecil, 'ε'. Selain elastisitas linier tersebut ada juga elastisitas non linier

Sumber Artikel : Wikipedia

Selengkapnya
Elastisitas (ekonomi)

Pendidikan

Kebijakan Pendidikan Gratis di Indonesia untuk Pemerataan Akses dan Peningkatan Kualitas Pembelajaran

Dipublikasikan oleh Muhammad Armando Mahendra pada 18 Februari 2025


Perkenalan

Selama dua dekade terakhir, jumlah negara yang menerapkan kebijakan pendidikan bebas biaya telah meningkat secara signifikan. Pemerintah di seluruh dunia telah mengerahkan sumber dayanya untuk menurunkan atau menghilangkan biaya yang terkait dengan pengiriman siswa ke sekolah, yang telah membantu meningkatkan proporsi anak-anak yang terdaftar di sekolah di seluruh dunia (Kretzer, Kutipan2020, UNESCO, Kutipan 2015, Walton, Kutipan 2019).

Namun, banyak negara termasuk negara-negara Afrika pasca kemerdekaan seperti Kenya, Ghana dan Tanzania (Bown, Kutipan 2009, Sasaoka & Nishimura, Kutipan 2010) mengalami kesulitan untuk mempertahankan kebijakan-kebijakan ini di tengah persaingan dalam memperebutkan prioritas politik, keterbatasan sumber daya, dan kekhawatiran mengenai dampak kebijakan pendidikan bebas biaya terhadap kualitas pendidikan. 

Kebijakan pendidikan gratis di Indonesia

Kebijakan pendidikan gratis identik dengan penghapusan biaya pengguna layanan pendidikan (Kattan, Kutipan.2006). Biaya layanan pendidikan yang dihilangkan bervariasi antar negara, termasuk biaya pembelajaran, ujian, buku pelajaran, seragam, dan biaya lainnya. Sebagian besar negara yang menerapkan kebijakan pendidikan gratis fokus pada pendidikan dasar karena lebih mudah diakses oleh masyarakat miskin dibandingkan pendidikan menengah atau tinggi (Kattan, Kutipan 2006).

Jika negara tidak menerapkan kebijakan pendidikan gratis atau menyediakan sumber daya yang memadai untuk sekolah, maka sekolah harus meningkatkan sumber dayanya melalui biaya (Bank Dunia, Kutipan 2004). Dalam studi ini, kebijakan pendidikan gratis menghilangkan biaya pengguna layanan pendidikan (Kattan, Kutipan 2006). Biaya layanan pendidikan yang dihilangkan merupakan biaya investasi dan operasional.

Kualitas pembelajaran

Mutu pendidikan merupakan suatu konsep yang multidimensi dengan komponen-komponen yang berbeda-beda. Beberapa peneliti menunjukkan bahwa kualitas adalah pemenuhan kebutuhan pelanggan, perbaikan terus-menerus, pengakuan dan penghargaan, kepemimpinan, kerja tim, dan pengukuran pemecahan masalah.

Pendidikan berkualitas diperlukan untuk pembangunan ekonomi berkelanjutan di semua negara. Oleh karena itu, akses terhadap layanan pendidikan saja tidak cukup tetapi harus dibarengi dengan pencapaian pendidikan yang berkualitas. Namun mutu pendidikan yang diselenggarakan suatu lembaga dapat berbeda-beda tergantung pada beberapa faktor, yaitu sistem belajar mengajar, program yang diberikan, kualitas guru, dan lingkungan belajar yang disediakan (Komisi,Kutipan2014).

Artikel ini mendefinisikan kualitas sebagai 'kesesuaian untuk tujuan (Akareem & Hossain,Kutipan2016). Sementara itu, belajar adalah proses dimana modifikasi yang relatif stabil dalam hubungan stimulus-respon dikembangkan sebagai konsekuensi interaksi lingkungan fungsional melalui indera.

Dengan demikian, mutu pembelajaran dapat diartikan sebagai suatu kode yang menggambarkan proses pembelajaran berlangsung secara unggul, memadai, dan memberikan manfaat bagi pengembangan seluruh potensi peserta didik sehingga terjadi perubahan efektifitas rangsangan. yang menyebabkannya. Kualitas pembelajaran dilihat pada hasil, proses, dan masukan pembelajaran.

Pemerataan akses terhadap layanan pendidikan dasar

Konsep persamaan atau persamaan menurut (Coleman, Kutipan1968), mempunyai arti beberapa hal, yaitu: memberikan pendidikan cuma-cuma sampai derajat tertentu yang merupakan pintu masuk utama bagi angkatan kerja, menyediakan kurikulum umum untuk semua anak, apapun latar belakangnya, menyediakan sekolah yang sama untuk anak-anak dengan latar belakang bidang berbeda, dan memberikan kesetaraan dalam kasih sayang, karena pajak daerah merupakan sumber dukungan bagi sekolah.

Konsep tersebut menjadi landasan program kesetaraan atau kesetaraan dalam peningkatan mutu pendidikan. Strategi nasional pembinaan anak usia sekolah dasar berambisi untuk memperluas pengasuhan dan pendidikan anak hingga menjangkau seluruh wilayah dan masyarakat dan dalam hal ini meningkatkan kesetaraan dengan menjangkau daerah terpencil, desa, dan perbatasan.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO, Kutipan 2017) menekankan bahwa kesetaraan adalah tidak adanya perbedaan yang dapat dihindari atau diperbaiki di antara sekelompok orang, baik kelompok tersebut didefinisikan secara sosial, ekonomi, demografi, atau geografis. Berdasarkan angka pemerintah, biaya untuk memperluas perawatan dan pendidikan anak-anak usia sekolah dasar akan memerlukan pengeluaran hampir dua kali lipat dari tahun 2010 hingga 2015 (Bank, Kutipan 2015).

Sejalan dengan komitmen pemerintah terhadap kesetaraan, diperlukan upaya bersama untuk lebih meningkatkan akses dan menawarkan peluang yang lebih banyak dan lebih baik bagi masyarakat yang partisipasinya dalam pendidikan dasar rendah. Indonesia perlu memulai dengan memperluas akses terhadap pendidikan anak usia dini dan meningkatkan kualitas melalui standar yang disahkan secara nasional, perizinan penyedia layanan yang lebih kuat, dan mengembangkan kader spesialis pengawas untuk tingkat pendidikan tersebut.

Peningkatan partisipasi dalam pendidikan menengah atas sangat penting bagi Indonesia: kurang dari sepertiga penduduk Indonesia saat ini menyelesaikan pendidikan menengah. Peningkatan proporsi ini memerlukan peningkatan relevansinya dengan kehidupan siswa, pekerjaan, dan prospek pembelajaran lebih lanjut.

Hubungan antara kebijakan pendidikan gratis, kualitas pembelajaran dan pemerataan akses

Kebijakan pendidikan gratis dapat meningkatkan pemerataan akses terhadap layanan pendidikan dan meningkatkan kualitas pembelajaran sekolah dasar.

Menurut Usman dkk. (Kutipan 2022), kebijakan pendidikan gratis dapat mempersiapkan sumber daya manusia yang berkualitas dalam keterampilan dan wawasan keilmuan serta mewujudkan cita-cita nasional bangsa Indonesia, yaitu turut serta mencerdaskan kehidupan bangsa.

Kebijakan pendidikan gratis di sekolah dasar mempengaruhi dua faktor dominan dalam pemerataan akses terhadap layanan pendidikan dasar. Faktor tingkat layanan sekolah mencakup kebijakan terkait usia sekolah, kesetaraan gender, pendidikan inklusif, ketersediaan transportasi, dan status sosial.

Sementara itu, beberapa faktor penting yang meningkatkan angka peralihan sekolah yang juga memberikan pengaruh positif terhadap pemerataan akses layanan pendidikan dasar adalah ketersediaan gedung sekolah, kebutuhan pendidikan, jaringan informasi, dan faktor pendukung antara lain opportunity cost, radius lokasi sekolah. 

Disadur dari: www.tandfonline.com

 

Selengkapnya
Kebijakan Pendidikan Gratis di Indonesia untuk Pemerataan Akses dan Peningkatan Kualitas Pembelajaran

Ilmu Ekonomi

Perdagangan Bebas

Dipublikasikan oleh Ririn Khoiriyah Ardianti pada 18 Februari 2025


Perdagangan bebas adalah kebijakan di mana pemerintah tidak melakukan diskriminasi terhadap impor atau ekspor. Perdagangan bebas dicontohkan oleh Area Ekonomi Eropa/Uni Eropa dan Perjanjian Perdagangan Bebas Amerika Utara, yang telah mendirikan pasar terbuka dengan sangat sedikit pembatasan perdagangan. Sebagian besar negara-negara saat ini adalah anggota dari perjanjian perdagangan multilateral Organisasi Perdagangan Dunia (WTO). Namun, sebagian besar pemerintah masih memberlakukan beberapa kebijakan proteksionis yang dimaksudkan untuk mendukung kerja lokal, seperti penerapan tarif impor atau subsidi untuk ekspor. Pemerintah juga dapat membatasi perdagangan bebas untuk membatasi ekspor sumber daya alam. Hambatan lain yang dapat menghambat perdagangan termasuk kuota impor, pajak, dan hambatan non-tarif seperti undang-undang peraturan.

Fitur perdagangan bebas

Kebijakan perdagangan bebas pada umumnya mempromosikan fitur berikut:

  • Perdagangan barang tanpa pajak (termasuk tarif) atau hambatan perdagangan lainnya (misalnya kuota impor atau subsidi untuk produsen)
  • Perdagangan jasa tanpa pajak atau hambatan perdagangan lainnya
  • Tidak adanya kebijakan "trade-distorting" (seperti pajak, subsidi, peraturan, atau hukum) yang memberikan keuntungan untuk perusahaan, rumah tangga, atau faktor-faktor produksi.
  • Akses ke pasar yang tidak diatur
  • Akses informasi pasar yang tidak diatur
  • Ketidakmampuan perusahaan untuk mendistorsi pasar melalui monopoli yang dikenakan pemerintah atau kekuatan oligopoli
  • Perjanjian perdagangan yang mendorong perdagangan bebas.

Sejarah

Era awal

David Ricardo

Sebelum munculnya doktrin perdagangan bebas, dan terus bertentangan dengan itu sampai sekarang, kebijakan merkantilisme telah berkembang di Eropa pada abad ke-16. Dua ekonom Inggris awal yang menentang merkantilisme adalah Adam Smith dan David Ricardo.

Ekonom yang menganjurkan perdagangan bebas percaya perdagangan adalah alasan mengapa peradaban tertentu makmur secara ekonomi. Adam Smith, misalnya, menunjuk peningkatan perdagangan sebagai alasan untuk berkembangnya bukan hanya budaya Mediterania seperti MesirYunani, dan Roma, tetapi juga dari Benggala (India Timur) dan Tiongkok. Kemakmuran besar dari Belanda setelah melemparkan Imperial kekuasaan Spanyol dan mengejar kebijakan perdagangan bebas membuat sengketa perdagangan bebas/merkantilis membuat pertanyaan yang paling penting di bidang ekonomi selama berabad-abad. Kebijakan perdagangan bebas telah berjuang dengan merkantilis, proteksionis, isolasioniskomunispopulis, dan kebijakan lain selama berabad-abad.

Perdagangan di kolonial Amerika diatur oleh sistem dagang Britania melalui Kisah Perdagangan dan Navigasi. Sampai tahun 1760-an, beberapa koloni secara terbuka menganjurkan untuk menggunakan kebijakan perdagangan bebas, sebagian karena peraturan yang tidak ketat -New England terkenal karena penyelundupan- tetapi juga karena pedagang kolonial tidak ingin bersaing dengan barang-barang asing dan pengiriman. Menurut sejarawan Oliver Dickerson, keinginan untuk perdagangan bebas bukan salah satu penyebab Revolusi Amerika. "Gagasan bahwa praktik-praktik dasar pedagang dari abad kedelapan belas yang salah," tulis Dickerson, "bukanlah bagian dari pemikiran para pemimpin Revolusioner".

Perdagangan bebas datang untuk apa yang akan menjadi Amerika Serikat sebagai akibat dari Perang Revolusi Amerika, ketika Parlemen Inggris mengeluarkan UU larangan, memblokade pelabuhan kolonial. Kongres Kontinental menanggapi dengan efektif menyatakan kemandirian ekonomi, membuka port Amerika untuk perdagangan luar negeri pada tanggal 6 April 1776. Menurut sejarawan John W. Tyler, "Perdagangan bebas telah dipaksa di Amerika, suka atau tidak."

Alternatif

Berikut adalah alternatif untuk perdagangan bebas yang telah diusulkan: perdagangan berimbangperdagangan yang adil, proteksionisme, kebijakan industri, dan pajak Tobin.

Dalam literatur

Nilai perdagangan bebas pertama kali diamati dan didokumentasikan oleh Adam Smith dalam The Wealth of Nations, pada tahun 1776. Dia menulis,

Ini adalah pepatah dari setiap guru bijaksana dari keluarga, tidak pernah mencoba untuk membuat di rumah dan apa yang akan membuat biaya lebih untuk membuat daripada membeli.... Jika sebuah negara asing dapat memasok kita dengan komoditas lebih murah daripada kita sendiri bisa membuatnya, lebih baik membelinya dari mereka dengan beberapa bagian dari produk industri kita sendiri, bekerja di sebuah cara di mana kita memiliki beberapa keuntungan.

Pernyataan ini menggunakan konsep keunggulan absolut untuk menyajikan argumen yang bertentangan dengan merkantilisme, yang dominan dalam pandangan perdagangan sekitarnya pada waktu itu, yang menyatakan bahwa sebuah negara harus bertujuan untuk mengekspor lebih dari impor, dan dengan demikian mengumpulkan kekayaan. Sebaliknya, Smith berpendapat, negara bisa memperoleh keuntungan dari masing-masing dengan memproduksi secara eksklusif dan baik, di mana dari barang yang paling cocok untuk perdagangan antara satu sama lain seperti yang diperlukan untuk keperluan konsumsi. Dalam lapisan ini, itu bukan nilai ekspor relatif terhadap impor yang penting, tetapi nilai dari barang yang diproduksi oleh suatu bangsa. Konsep keunggulan absolut namun tidak membahas situasi di mana negara tidak memiliki keunggulan dalam produksi barang tertentu atau jenis barang.

Kelemahan teori ini ditangani oleh teori keunggulan komparatif. Umumnya dikaitkan dengan David Ricardo yang diperluas di atasnya dalam bukunya tahun 1817 On the Principles of Political Economy and Taxation, itu membuat kasus untuk perdagangan bebas tidak didasarkan pada keunggulan absolut dalam produksi yang baik, tetapi pada biaya peluang relatif produksi. Sebuah negara harus mengkhususkan diri dalam apa pun baik itu dapat menghasilkan biaya terendah, perdagangan baik ini untuk membeli barang-barang lain yang diperlukan untuk konsumsi. Hal ini memungkinkan bagi negara-negara untuk mendapatkan keuntungan dari perdagangan bahkan ketika mereka tidak memiliki keunggulan absolut dalam bidang produksi. Sementara keuntungan mereka dari perdagangan mungkin tidak sama dengan orang-orang dari negara yang lebih produktif dalam semua barang, mereka masih akan lebih baik secara ekonomi dari perdagangan daripada mereka akan berada di bawah keadaan autarki.

Sumber Artikel : wikipedia

Selengkapnya
Perdagangan Bebas

Sistem dan teknik jalan raya

Pita Penggaduh

Dipublikasikan oleh Viskha Dwi Marcella Nanda pada 18 Februari 2025


Pita Penggaduh adalah kelengkapan tambahan pada jalan yang berfungsi untuk membuat pengemudi lebih meningkatkan kewaspadaan menjelang suatu bahaya. Pita penggaduh berupa bagian jalan yang sengaja dibuat tidak rata dengan menempatkan pita-pita setebal 10 sampai 40 mm melintang jalan pada jarak yang berdekatan, sehingga bila mobil yang melaluinya akan diingatkan oleh getaran dan suara yang ditimbulkan bila dilalui oleh ban kendaraan.

Pita penggaduh biasanya ditempatkan menjelang perlintasan sebidang, menjelang sekolah, menjelang pintu tol atau tempat-tempat yang berbahaya bila berjalan terlalu cepat.

Standar pita penggaduh

  • pita penggaduh dapat berupa suatu marka jalan atau bahan lain yang dipasang melintang jalur lalu lintas dengan ketebalan maksimum 4 cm.
  • lebar pita penggaduh minimal 25 cm
  • jarak antara pita penggaduh minimal 50 cm
  • pita penggaduh yang dipasang sebelum perlintasan sebidang minimal 3 pita penggadu
  • pita penggaduh sebaiknya dibuat dengan bahan thermoplastik atau bahan yang mempunyai pengaruh yang setara yang dapat memengaruhi pengemudi.

 

Sumber Artikel: id.wikipedia.org

Selengkapnya
Pita Penggaduh
« First Previous page 773 of 1.119 Next Last »