Pendahuluan
Digitalisasi telah menjadi salah satu pilar penting dalam meningkatkan efisiensi dan produktivitas di berbagai industri, termasuk konstruksi. Namun, dibandingkan dengan sektor lain, adopsi teknologi digital di dunia konstruksi masih berjalan lambat dan penuh tantangan. Dalam tesis "Investigating Adoption of Digital Technologies in Construction Projects" oleh Yashar Gholami (2023), ditelaah bagaimana teknologi digital dapat diterapkan untuk mengoptimalkan proses logistik dalam proyek konstruksi. Fokus utama penelitian ini adalah proses order-to-delivery dan logistik di lokasi proyek, dengan tujuan akhir merumuskan rekomendasi implementasi teknologi digital bagi kontraktor utama.
Mengapa Logistik Proyek Konstruksi Perlu Dioptimalkan?
Dalam proyek konstruksi, sekitar 80% keterlambatan proyek disebabkan oleh proses logistik yang tidak efisien. Masalah seperti keterlambatan pengiriman material, kekurangan stok, penumpukan bahan, dan waktu tunggu yang panjang sering terjadi. Lebih dari 60% barang tidak tiba di lokasi dengan jumlah, waktu, dan kondisi yang tepat. Kondisi ini menunjukkan perlunya sistem logistik yang lebih presisi dan terintegrasi.
Solusi Digital: Teknologi yang Mengubah Proses Konstruksi
Teknologi digital seperti Building Information Modeling (BIM), RFID, GPS, cloud-based platforms, dan smart delivery containers telah terbukti mampu:
- Meningkatkan ketepatan pengiriman material
- Menyediakan visibilitas real-time terhadap stok
- Mengurangi pemborosan waktu dan tenaga
- Mempercepat pengambilan keputusan di lapangan
Studi kasus menunjukkan penggunaan RFID dan BIM-GIS dapat menghemat waktu pencarian material dan menghindari kerusakan karena penumpukan atau keterlambatan.
Studi Kasus: Smart Delivery Container di Swedia
Gholami meneliti penggunaan smart delivery container dalam proyek konstruksi besar di Stockholm. Kontainer ini dilengkapi sistem Bluetooth lock, aplikasi smartphone, dan sistem perencanaan yang memungkinkan kontrol distribusi barang tanpa mengganggu alur kerja proyek. Hasilnya:
- Gangguan harian terhadap manajer stok berkurang 86%
- Waktu tunggu pengiriman berkurang 90%
- Koordinasi logistik meningkat secara signifikan
Hambatan dalam Adopsi Teknologi Digital
Meskipun manfaatnya jelas, banyak kontraktor utama menghadapi hambatan seperti:
- Kompleksitas teknis dan kualitas teknologi rendah
- Struktur proyek yang temporer dan melibatkan banyak aktor
- Resistensi terhadap perubahan
- Investasi awal yang tinggi
Barriers ini menyoroti pentingnya strategi adopsi yang terstruktur dan adaptif.
Rekomendasi Strategis dari Tesis
Gholami merumuskan empat langkah utama agar adopsi teknologi digital dalam proyek konstruksi berhasil:
1. Identifikasi Kebutuhan Proyek & Stakeholder
Setiap proyek unik, sehingga penting menyesuaikan teknologi dengan konteks lapangan.
2. Uji Coba dan Evaluasi melalui Pilot Project
Teknologi perlu diuji dalam skala kecil terlebih dahulu untuk mengukur efektivitasnya.
3. Transfer Pembelajaran dari Proyek ke Organisasi
Hasil evaluasi pilot harus terdokumentasi dan menjadi bahan pembelajaran organisasi.
4. Koordinasi Tim & Kesiapan Digital
Kesuksesan digitalisasi bergantung pada pelatihan SDM dan kesiapan manajemen data.
Opini dan Analisis Tambahan
Penelitian ini unik karena menggambarkan proses adopsi teknologi dari perspektif proyek, bukan hanya dari sisi perusahaan. Ini penting mengingat proyek konstruksi bersifat sementara, sehingga keberhasilan transformasi digital sangat bergantung pada dinamika lapangan. Dalam konteks industri Indonesia, adopsi teknologi seperti BIM dan RFID masih terbatas pada proyek besar. Padahal, jika dirancang adaptif dan bertahap, teknologi ini bisa diterapkan juga pada proyek skala menengah.
Tesis ini juga membuka ruang bagi kolaborasi antara penyedia teknologi dan pelaku industri konstruksi dalam menciptakan solusi yang lebih fleksibel. Integrasi sistem pelacakan dengan platform BIM, misalnya, bisa disesuaikan dengan kebutuhan proyek-proyek skala kecil-menengah tanpa membebani biaya.
Kritik dan Potensi Pengembangan
Kekuatan utama dari tesis ini terletak pada data empiris dan pendekatan multiperspektif (vendor, kontraktor, pekerja lapangan). Namun, ruang lingkupnya terbatas pada proyek-proyek di Swedia. Akan sangat bermanfaat jika studi serupa dilakukan di berbagai konteks negara berkembang. Penelitian lanjutan juga bisa mengeksplorasi integrasi teknologi digital dengan prinsip green construction untuk mendorong keberlanjutan. Adopsi teknologi digital dapat menjadi pengungkit dalam mewujudkan konstruksi yang lebih ramah lingkungan melalui sistem monitoring emisi, pengelolaan limbah digital, dan pelacakan material ramah lingkungan.
Kesimpulan
Adopsi teknologi digital dalam proyek konstruksi bukan sekadar tren, melainkan kebutuhan strategis. Dengan logistik sebagai titik kritis keberhasilan proyek, digitalisasi proses order-to-delivery dan logistik di lapangan menjadi solusi nyata untuk meningkatkan efisiensi, mengurangi pemborosan, dan mempercepat penyelesaian proyek. Namun, transformasi ini membutuhkan strategi yang adaptif, kesiapan SDM, serta manajemen perubahan yang baik. Penelitian Gholami memberikan kontribusi besar dalam memetakan jalan transformasi ini secara praktis dan relevan.
Sumber:
Gholami, Yashar. (2023). Investigating Adoption of Digital Technologies in Construction Projects. Linköping University. https://doi.org/10.3384/9789180750257