Pendahuluan
Pengukuran kinerja dalam rantai pasok otomotif memainkan peran krusial dalam menjaga daya saing industri. Studi ini mengulas 30 artikel dari 2007 hingga 2018, menyoroti metode pengukuran kinerja yang efektif serta tantangan yang dihadapi industri otomotif dalam meningkatkan efisiensi rantai pasoknya.
Metodologi & Pendekatan Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan bibliometrik dan analisis konten untuk mengkaji tren utama dalam pengukuran kinerja rantai pasok otomotif. Data diperoleh dari jurnal-jurnal terkemuka, seperti Journal of Cleaner Production dan International Journal of Production Economics.
Fakta utama:
- 66% penelitian bersifat empiris, sisanya berbasis tinjauan literatur.
- Studi melibatkan 745 referensi dari 30 jurnal berbeda.
- Penelitian lebih banyak dilakukan di Amerika Serikat, Jepang, Prancis, India, dan Belanda.
Temuan Utama
1. Indikator Kinerja yang Digunakan
Studi ini mengklasifikasikan pengukuran kinerja rantai pasok ke dalam dua kategori utama:
- Kuantitatif (misalnya, biaya produksi, efisiensi distribusi, dan kecepatan pengiriman).
- Kualitatif (misalnya, kepuasan pelanggan, fleksibilitas pemasok, dan keberlanjutan lingkungan).
2. Tantangan dalam Pengukuran Kinerja
- Kurangnya kesadaran akan sistem pengukuran kinerja (PMS).
- Minimnya komitmen manajemen dalam mengoptimalkan SCM.
- Kesulitan dalam menyeimbangkan efisiensi biaya dan kepuasan pelanggan.
3. Studi Kasus di Industri Otomotif
Beberapa penelitian dalam artikel ini menyajikan studi kasus dari berbagai negara:
- Jerman: Studi oleh Thun & Hoenig (2011) menemukan bahwa 67 perusahaan otomotif mengalami tantangan besar dalam manajemen risiko rantai pasok.
- Maroko: Chahid et al. (2014) menunjukkan bahwa efisiensi produksi dan pengembangan keterampilan tenaga kerja adalah faktor utama keberhasilan pemasok otomotif di negara tersebut.
- Pakistan: Studi oleh Sarwar et al. (2012) menemukan bahwa penggunaan teknologi operasional yang optimal dapat meningkatkan produktivitas industri otomotif.
Solusi & Rekomendasi untuk Optimasi SCM
🔹 Integrasi Teknologi: Implementasi sistem berbasis data & AI untuk memantau performa rantai pasok secara real-time.
🔹 Pengukuran Berbasis Kinerja: Menggunakan Fuzzy AHP untuk mengklasifikasikan indikator kinerja berbasis keberlanjutan.
🔹 Manajemen Risiko Rantai Pasok: Meningkatkan kolaborasi antara pemasok dan produsen untuk mengatasi gangguan pasokan.
🔹 Sistem Manajemen yang Lebih Fleksibel: Studi oleh Neto & Pires (2012) menunjukkan bahwa pengukuran kinerja yang lebih adaptif dapat meningkatkan hubungan antara pemasok dan produsen.
Kesimpulan
Rantai pasok dalam industri otomotif memerlukan pendekatan holistik dalam pengukuran kinerja. Studi ini menunjukkan bahwa penggunaan teknologi modern, sistem pengukuran berbasis data, dan peningkatan kerja sama dengan pemasok dapat meningkatkan efisiensi serta daya saing industri otomotif secara signifikan.
📌 Sumber Asli Paper:
Radouane Lemghari, Driss Sarsri, Chafik Okar, & Asmaa Es-satty (2019). Supply Chain Performance Measurement in the Automotive Sector: A Structured Content Analysis. Uncertain Supply Chain Management, 7(2019), 567–588.