Strategi Green Supply Chain Management: Studi Kasus Industri Baja di Indonesia

Dipublikasikan oleh Dewi Sulistiowati

05 Maret 2025, 08.44

Pixabay.com

Pendahuluan

Dalam dunia bisnis yang semakin sadar lingkungan, Green Supply Chain Management (GSCM) menjadi faktor penting dalam meningkatkan efisiensi operasional sekaligus mengurangi dampak lingkungan. Penelitian yang dilakukan oleh Ratna Ekawati membahas penerapan model evaluasi kinerja GSCM di sebuah perusahaan baja di Indonesia. Fokus utama studi ini adalah mengembangkan pendekatan kombinasi untuk mengukur efektivitas GSCM melalui metode yang lebih akurat dan komprehensif.

Metodologi Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kombinasi dengan metode kuantitatif dan kualitatif. Beberapa teknik utama yang diterapkan antara lain:

  • Analytical Hierarchy Process (AHP) untuk menentukan faktor-faktor penting dalam evaluasi rantai pasok hijau.
  • Decision Making Trial and Evaluation Laboratory (DEMATEL) untuk mengidentifikasi hubungan sebab-akibat antara faktor-faktor tersebut.
  • Studi kasus dilakukan pada perusahaan baja di Indonesia guna mengevaluasi penerapan GSCM dalam lingkungan manufaktur nyata.

Temuan Utama

1. Pentingnya GSCM dalam Industri Baja

  • Industri baja dikenal sebagai salah satu sektor dengan dampak lingkungan tinggi. Emisi karbon, konsumsi energi, dan limbah produksi menjadi tantangan utama dalam rantai pasoknya.
  • Perusahaan baja yang menerapkan GSCM dapat mengurangi emisi karbon dan meningkatkan efisiensi sumber daya.

2. Faktor-Faktor Kunci dalam Evaluasi GSCM

Penelitian ini mengidentifikasi beberapa faktor utama yang mempengaruhi efektivitas rantai pasok hijau, antara lain:

  • Efisiensi energi dalam produksi baja.
  • Reduksi limbah dan emisi karbon melalui proses produksi yang lebih ramah lingkungan.
  • Kolaborasi dengan pemasok untuk memastikan bahan baku yang lebih berkelanjutan.
  • Regulasi pemerintah dan standar lingkungan yang mendorong perusahaan untuk menerapkan praktik hijau.

3. Model Evaluasi Berbasis AHP-DEMATEL

Dengan menggabungkan AHP dan DEMATEL, penelitian ini berhasil menyusun model evaluasi yang lebih efektif dalam menentukan faktor mana yang paling berpengaruh terhadap kinerja GSCM. Hasil analisis menunjukkan bahwa:

  • Faktor regulasi dan efisiensi energi memiliki pengaruh terbesar terhadap keberhasilan rantai pasok hijau.
  • Kolaborasi pemasok menjadi aspek kunci dalam memastikan bahan baku yang ramah lingkungan.
  • Reduksi limbah dan emisi karbon masih menjadi tantangan utama yang membutuhkan investasi teknologi lebih lanjut.

4. Studi Kasus: Implementasi GSCM di Perusahaan Baja Indonesia

  • Perusahaan baja yang menerapkan GSCM berhasil mengurangi konsumsi energi sebesar 15% dalam waktu tiga tahun.
  • Peningkatan efisiensi rantai pasok memungkinkan perusahaan mengurangi limbah produksi hingga 20%.
  • Kolaborasi dengan pemasok lokal membantu mengurangi jejak karbon dalam transportasi bahan baku.
  • Investasi dalam teknologi hijau memungkinkan perusahaan meningkatkan kepatuhan terhadap regulasi lingkungan internasional.

Strategi Optimal untuk Implementasi GSCM

Berdasarkan hasil penelitian, berikut adalah strategi terbaik untuk mengoptimalkan rantai pasok hijau dalam industri manufaktur:

1. Meningkatkan Efisiensi Energi dalam Produksi

  • Menggunakan teknologi hemat energi dalam proses produksi.
  • Menerapkan sistem recycling dan pemanfaatan limbah sebagai sumber daya baru.

2. Memperkuat Kolaborasi dengan Pemasok Hijau

  • Bekerja sama dengan pemasok yang menerapkan standar lingkungan yang ketat.
  • Meningkatkan transparansi rantai pasok dengan sistem pemantauan berbasis IoT.

3. Mengadopsi Kebijakan Lingkungan Berbasis Data

  • Menggunakan big data dan analitik untuk mengukur dan mengurangi dampak lingkungan dari rantai pasok.
  • Menerapkan model evaluasi berbasis AHP-DEMATEL untuk mengidentifikasi area yang perlu ditingkatkan.

4. Memastikan Kepatuhan terhadap Regulasi

  • Menyesuaikan strategi perusahaan dengan kebijakan lingkungan nasional dan global.
  • Mengikuti sertifikasi ISO 14001 untuk meningkatkan kredibilitas dalam praktik bisnis hijau.

Kesimpulan

Penelitian ini membuktikan bahwa Green Supply Chain Management (GSCM) memiliki dampak positif dalam meningkatkan efisiensi operasional dan mengurangi dampak lingkungan dalam industri baja. Dengan mengadopsi pendekatan berbasis AHP dan DEMATEL, perusahaan dapat mengidentifikasi faktor-faktor kunci yang perlu dioptimalkan dalam rantai pasok hijau.

Implementasi GSCM yang efektif memungkinkan perusahaan untuk:

  • Mengurangi konsumsi energi dan emisi karbon.
  • Meningkatkan transparansi dan kolaborasi dalam rantai pasok.
  • Memastikan kepatuhan terhadap regulasi lingkungan.
  • Meningkatkan daya saing melalui praktik bisnis yang lebih berkelanjutan.

Dalam era bisnis yang semakin peduli terhadap lingkungan dan keberlanjutan, perusahaan yang mengintegrasikan strategi GSCM akan memiliki keuntungan kompetitif yang lebih besar dalam jangka panjang.

Sumber : Ratna Ekawati (2023). A Combined Approach for Green Supply Chain Management Performance Measurement in a Steel Manufacturing Company: An Indonesian Case.