Sejarah dan Perkembangan KRL Commuter Line

Dipublikasikan oleh Dimas Dani Zaini

14 Mei 2024, 09.37

Sumber: id.wikipedia.org

KRL Commuter Line adalah sistem transportasi cepat berbasis kereta rel listrik yang dioperasikan oleh PT Kereta Commuter Indonesia (KAI Commuter), anak perusahaan PT Kereta Api Indonesia (Persero). Sistem ini telah beroperasi di Jakarta sejak 1925 dan saat ini melayani rute komuter di wilayah Jabodetabek serta lintas Yogyakarta–Solo.

Sejarah dan Transformasi

Pada awalnya, layanan ini dikenal dengan nama KRL Jabotabek sejak era 1970-an. Setelah pemekaran Kota Depok pada 1999, nama alternatif KRL Jabodetabek digunakan. Divisi Jabotabek menjadi operator KRL saat itu. Pada 2008, operasional KRL dialihkan ke PT KAI Commuter Jabodetabek, yang kemudian pada 2017 berubah nama menjadi Kereta Commuter Indonesia (KCI, kini KAI Commuter).

Perkembangan Armada

KRL pertama kali dihadirkan di Hindia Belanda pada 1925 untuk memperingati 50 tahun beroperasinya Staatsspoorwegen di Jawa. Pada 1960-an, transportasi listrik di Jakarta mengalami penurunan karena dianggap sebagai penyebab kemacetan, sehingga Trem Batavia ditutup dan KRL dibatasi. Namun, pada 1970-an, KRL mengalami regenerasi dengan kehadiran KRL Rheostatik dari Jepang. Saat ini, armada KRL didominasi oleh kereta bekas Jepang dengan beberapa unit diproduksi oleh PT INKA, Madiun.

Elektrifikasi dan Penambahan Rute

Proses elektrifikasi wilayah operasional KCI dimulai dari jalur Hijau pada akhir 2009, meliputi koridor Serpong-Parungpanjang. KRL mulai beroperasi sampai Parungpanjang pada 2010, dilanjutkan ke koridor Parungpanjang-Maja pada 2013, dan Maja-Rangkasbitung pada 2017. Elektrifikasi juga mencakup pembangunan jalur ganda Serpong-Rangkasbitung dan infrastruktur pendukung seperti tiang listrik aliran atas dan gardu listrik. Pada 2020, ada wacana elektrifikasi lanjutan di koridor Rangkasbitung-Serang dan kemungkinan hingga Serang-Merak.

Perluasan Jalur Timur

Selain perluasan ke barat, jalur Biru ke timur juga diperpanjang hingga Stasiun Cikarang dengan pengerjaan konstruksi dimulai akhir 2013. Jalur Manggarai-Cikarang akan digandakan menjadi empat jalur. Elektrifikasi sampai Cikarang selesai pada 2017, sementara pembangunan jalur dwiganda diperkirakan selesai pada 2024. Empat stasiun baru juga dibangun di jalur ini. Pemerintah sedang mengkaji perpanjangan elektrifikasi hingga Stasiun Cikampek dan refungsionalisasi Stasiun Gambir untuk KRL Commuter Line.

Rencana Masa Depan

Dengan dioperasikannya kembali jalur Citayam-Nambo, ada kemungkinan pembangunan jalur kereta api baru Parung Panjang–Tanjung Priuk yang merupakan jalur kereta api lingkar luar Jabodetabek. Jalur ini sudah direncanakan sejak dekade 1990-an dan sebagian sudah terealisasi dengan pembangunan jalur Citayam-Nambo. Meskipun sempat dibatalkan karena Krisis finansial Asia 1997 dan jatuhnya Suharto pada 1998, rencana ini dimasukkan ke dalam rencana induk perkeretaapian nasional 2014-2030.

Sumber: id.wikipedia.org