Pendahuluan: Mengapa Waktu Proyek Menjadi Taruhan Besar di Dunia Konstruksi?
Industri konstruksi di Indonesia terus menunjukkan tren pertumbuhan yang signifikan. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat bahwa nilai konstruksi bangunan meningkat sebesar 201% dalam satu dekade terakhir dan naik 61% hanya dalam lima tahun terakhir. Dengan peningkatan permintaan ini, tekanan terhadap efektivitas waktu dan kualitas proyek semakin besar. Dalam konteks ini, metode Design and Build (Desain dan Bangun) dipandang sebagai pendekatan ideal yang menyatukan proses perancangan dan pelaksanaan konstruksi dalam satu paket terintegrasi.
Namun, apakah benar metode ini menjamin proyek selesai tepat waktu dan sesuai standar? Penelitian yang dilakukan oleh Ade Achmad Al-Fath dkk. dari Universitas Pelita Harapan terhadap proyek-proyek PT ABC justru membongkar realitas yang lebih kompleks. Meski menjanjikan efisiensi, metode desain dan bangun tetap menyimpan potensi risiko signifikan yang berpengaruh terhadap waktu penyelesaian proyek.
Apa Itu Metode Design and Build?
Metode design and build adalah sistem pengadaan proyek di mana satu entitas (biasanya kontraktor) bertanggung jawab atas proses desain sekaligus pelaksanaan konstruksi. Ini berbeda dari metode tradisional design-bid-build yang memisahkan tahapan desain dan pelaksanaan dalam dua kontrak berbeda.
Keunggulan:
-
Satu tanggung jawab (minim konflik antara desainer dan kontraktor)
-
Waktu pengerjaan lebih cepat karena proses tender dilakukan sekali
-
Biaya lebih pasti sejak awal kontrak
Kekurangan:
-
Transfer risiko lebih besar ke kontraktor
Bila tidak dikelola baik, kualitas dan waktu bisa terganggu -
Risiko dominan tersembunyi di balik “efisiensi” semu
Tujuan dan Metode Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk:
-
Mengidentifikasi risiko-risiko dalam metode design and build yang mempengaruhi waktu pengerjaan proyek.
-
Menilai risiko mana yang paling signifikan dari sisi dampak dan frekuensi.
-
Memberikan rekomendasi tindakan mitigasi risiko berdasarkan analisis empiris.
Metode yang digunakan:
-
Kuesioner terhadap 79 responden dari PT ABC
-
Uji validitas dan reliabilitas
-
Analisis regresi berganda
-
Uji korelasi Pearson dan analisis faktor
-
Validasi oleh pakar industri
Risiko Utama: Internal vs Eksternal
Dari 35 variabel risiko yang diteliti, hanya dua kategori besar yang terbukti berpengaruh signifikan terhadap keterlambatan proyek:
A. Risiko Internal (H3)
Berasal dari kemampuan manajemen internal kontraktor dan Project Manager (PM):
-
Kemampuan manajemen kapasitas dan kontrol kualitas kontraktor (X17)
-
Kepemimpinan, organisasi, dan motivasi tim oleh PM (X31)
Risiko ini menunjukkan bahwa meskipun memiliki kendali penuh, tanpa keahlian dalam mengelola sumber daya dan tim, keunggulan metode desain dan bangun akan sia-sia.
B. Risiko Eksternal
Datang dari pihak luar seperti subkontraktor:
-
Kelalaian dan keterlambatan subkontraktor (X20)
-
Pekerjaan yang tidak sesuai kesepakatan (X22)
Kasus nyata seperti proyek EPC Security LNG Donggi-Senoro dan Transmart Cilegon yang mengalami keterlambatan disebabkan oleh dua risiko ini.
Studi Statistik: Bukti Empiris Keterkaitan Risiko dan Waktu
Temuan Kunci:
-
Tujuh variabel risiko berhubungan negatif signifikan terhadap waktu proyek.
-
Dua faktor utama ditemukan melalui analisis faktor (rotasi Varimax):
-
Dimensi Eksternal: X20 & X22
-
Dimensi Internal: X17 & X31
-
Hasil Regresi Berganda:
-
Model regresi menunjukkan Adjusted R² sebesar 85,4% → mengindikasikan bahwa mayoritas variasi keterlambatan proyek dapat dijelaskan oleh dua dimensi risiko tersebut.
-
Semua variabel signifikan pada uji T dan F (p < 0.05)
Artinya, manajemen risiko tidak bisa lagi dipandang sebagai formalitas. Ia adalah inti keberhasilan implementasi metode desain dan bangun.
Perbandingan dengan Penelitian Terkait
Penelitian ini sejalan dengan temuan Hale et al. (2009) yang menyatakan bahwa design and build memang unggul dari segi waktu, namun hanya jika manajemen risiko dilakukan dengan matang. Berbeda dengan studi Chen et al. (2016) yang menyoroti efisiensi biaya, fokus utama dari penelitian ini lebih pada dimensi waktu sebagai indikator keberhasilan.
Implikasi Praktis untuk Industri Konstruksi
Rekomendasi:
-
Seleksi subkontraktor berbasis rekam jejak → bukan sekadar harga
-
PM harus dilibatkan sejak awal hingga akhir proyek
-
Pelatihan intensif untuk kontraktor terkait manajemen risiko proyek terpadu
Dampak Positif Jika Diterapkan:
-
Mengurangi risiko project overrun hingga 30%
-
Meningkatkan kepercayaan klien terhadap efisiensi metode design and build
-
Menciptakan sinergi berkelanjutan antara stakeholder internal dan eksternal
Studi Kasus Nyata: Proyek MRT Jakarta
Proyek MRT Jakarta fase 1 menggunakan pendekatan mirip design and build untuk beberapa paket pengerjaan. Meski secara umum proyek ini dinilai berhasil, sempat terjadi keterlambatan di beberapa titik akibat miskomunikasi antar subkontraktor dan ketidakcocokan dalam pelaksanaan desain. Ini mencerminkan realitas yang ditemukan dalam studi PT ABC — bahwa manajemen risiko eksternal harus ditangani dengan serius, bahkan dalam proyek besar berskala nasional.
Kesimpulan: Metode Desain dan Bangun Bukan Jaminan Tanpa Risiko
Meski secara teori metode design and build menawarkan efisiensi luar biasa dalam waktu dan biaya, realitas di lapangan menunjukkan bahwa tanpa manajemen risiko yang baik, justru risiko keterlambatan meningkat.
Dua akar risiko utama:
-
Faktor eksternal (subkontraktor)
-
Faktor internal (kemampuan manajemen kontraktor dan PM)
Dengan tingkat pengaruh lebih dari 85% terhadap kinerja waktu proyek, kedua faktor ini seharusnya menjadi fokus dalam perencanaan dan eksekusi proyek berbasis design and build.
Sumber
Penelitian utama:
Ade Achmad Al-Fath, Yunan Hanun, Manlian Ronald. A. Simanjuntak. (2019). Analysis of Design and Build Risk on the Completion Time of the Project in Building by PT ABC. International Journal of Education and Research. Vol. 7 No. 12. Link resmi
Penelitian pendukung:
-
Chen, Q., et al. (2016). Time and Cost Performance of Design and Build Projects. Journal of Engineering Construction Management.
-
Hale, D. R., et al. (2009). Empirical Comparison of Design and Build and Design Bid Build Project Delivery Methods. Journal of Construction Engineering and Management.