Revolusi Perbaikan Tanah: Strategi dan Studi Kasus Terbaru dari Dunia Teknik Geoteknik

Dipublikasikan oleh Dewi Sulistiowati

30 April 2025, 09.59

pixabay.com

Pendahuluan: Krisis Tanah Lunak dalam Dunia Konstruksi Modern

Dengan pesatnya pertumbuhan pembangunan infrastruktur di berbagai belahan dunia, kondisi tanah di lokasi konstruksi makin kompleks dan menantang. Dari tanah organik tinggi hingga pasir lepas di bawah muka air tanah, permasalahan seperti penurunan tanah berlebih dan potensi likuifaksi menjadi isu utama dalam rekayasa geoteknik. Artikel ini merangkum 37 paper dari Sesi Teknis 2a dalam Konferensi Internasional Teknik Geoteknik, yang mengkaji berbagai teknik perbaikan tanah: mulai dari metode penggantian, drainase, densifikasi, hingga stabilisasi campuran.

1. Klasifikasi Teknik Perbaikan Tanah

Teknik perbaikan tanah merupakan langkah penting dalam rekayasa geoteknik untuk meningkatkan kualitas dan daya dukung tanah. Terdapat empat prinsip utama dalam teknik ini, yaitu penggantian, drainase, densifikasi, dan stabilisasi campuran. Pada prinsip penggantian, metode seperti excavasi dan compulsory replacement digunakan untuk mengganti tanah yang tidak memenuhi syarat dengan material yang lebih baik. Sementara itu, untuk prinsip drainase, metode preloading, vertical drain, dan vacuum method diterapkan untuk mengurangi tekanan pori dan mempercepat konsolidasi tanah. Densifikasi dilakukan melalui metode vibro-compaction, sand compaction pile (SCP), dan blasting, yang bertujuan untuk meningkatkan kepadatan tanah dan mengurangi kemungkinan penurunan. Terakhir, stabilisasi campuran menggunakan teknik seperti deep mixing method (DMM), grouting, dan jet mixing, bertujuan untuk meningkatkan sifat fisik dan mekanik tanah dengan mencampurkan bahan tambahan. Dengan menerapkan prinsip-prinsip ini, kualitas tanah dapat diperbaiki secara signifikan, sehingga mendukung konstruksi yang lebih aman dan berkelanjutan.

2. Studi Kasus: Perbandingan Efektivitas Metode

Cai et al. melaporkan hasil uji lapangan pada tanah lunak sepanjang 400 m untuk keperluan jalan tol dan jembatan. Tiga metode diterapkan:

  • Plastic Drain + Surcharge: Cocok untuk proyek tanpa batasan waktu.
  • Jet Cement Piling (1.2 m – 1.5 m): Direkomendasikan untuk proyek berdurasi terbatas.

Hasil: Jet grouting memberikan penurunan < 1 cm per tahun, menjadikannya pilihan unggul pada proyek kritikal.

3. Metode Drainase: Efisiensi, Inovasi, dan Aplikasi Lapangan

3.1 Preloading dan Vertical Drain

Chai et al. membandingkan preloading vs. vacuum consolidation. Temuan menarik:

  • Vakum → 80% efisiensi penurunan dibanding preloading.
  • PVD tidak perlu menembus seluruh lapisan lempung → hemat biaya.

3.2 Bandara Internasional Incheon dan Haneda

Studi Zhusupbekov dan Kitazume menunjukkan kombinasi drain pasir & PVD menghasilkan konsolidasi cepat di lahan reklamasi.

4. Densifikasi: Dinamika & Metode Modern

4.1 Dynamic Compaction

Model numerik oleh Pak et al. menggunakan pendekatan dua fase (air dan tanah) dengan hasil:

  • Validasi dengan tes lapangan menunjukkan akurasi deformasi tanah yang tinggi.
  • Memakai Modified Cam Clay & Drucker-Prager model.

4.2 Vibroflotation di Terminal Laut San Diego

Varaksin et al. menunjukkan peningkatan nilai SPT/CPT pasca-treatment untuk mencegah likuifaksi.

5. Metode Campuran: Deep Mixing Method (DMM)

5.1 Efektivitas Binder

Penelitian menunjukkan reaksi kimia tanah–binder sangat dipengaruhi oleh:

  • Jenis dan kualitas binder (kapur, semen, slag)
  • Kondisi tanah (pH, kandungan organik)
  • Metode pencampuran dan curing

Verástegui et al. menemukan kombinasi optimal L/C-20/80 (lime/cement) dengan blast furnace cement untuk tanah liat silty.

5.2 Studi Ketahanan 20 Tahun

Ikegami et al. meneliti kolom semen yang dikurung selama dua dekade:

  • Kekuatan meningkat linier terhadap log waktu.
  • Penurunan kekuatan pada batas luar karena leaching kalsium.

6. Validasi Lapangan dan Quality Assurance

6.1 Uji Laboratorium & Lapangan

  • CPT, SPT, Plate Load Test, dan SEM digunakan untuk mengukur kualitas hasil perbaikan.
  • Puppala et al. menyusun nilai korelasi antara SPT N55 dan kuat tekan tanpa pengekang:
    • Peat/clay organik: 0.1
    • Clay/silt clay: 0.25
    • Silt/sand: 0.33

6.2 SEM (Scanning Electron Microscope)

Menunjukkan struktur C-S-H gel pada semen slag lebih teratur dibanding Portland cement → kinerja dan kekuatan lebih stabil.

7. Grouting: Inovasi Bahan dan Aplikasi Praktis

7.1 Jet Grouting

Pinto et al. memanfaatkan jet grouting dengan diameter kolom 1200–2500 mm untuk platform rel & jalan.

7.2 Controlled Modulus Columns (CMCs)

Lacazedieu et al. menyatakan CMCs secara efektif menurunkan penurunan tanah dengan menyalurkan beban ke kolom semi-rigid.

8. Kesimpulan dan Rekomendasi Strategis

Metode stabilisasi campuran, terutama Deep Mixing Method, kini menjadi primadona karena efisiensi tinggi dan hasil yang dapat dikendalikan. Namun, beberapa catatan penting muncul:

  • Drainase: Deformasi drain sangat memengaruhi efisiensi konsolidasi.
  • Densifikasi: Perlu pengembangan model numerik yang akurat.
  • Admixture Stabilization: Dibutuhkan studi jangka panjang untuk menjawab isu durabilitas.
  • Quality Assurance: SEM, CPT, dan korelasi empiris semakin krusial untuk verifikasi hasil lapangan.

Kritik dan Opini

Artikel ini sangat kaya data dan mendalam, namun belum memberikan panduan yang sistematis dalam pemilihan metode terbaik berdasarkan kondisi tanah spesifik. Perlu adanya framework praktis berbasis data kuantitatif dan economic impact untuk membantu pengambilan keputusan oleh praktisi.

Saran untuk Penelitian Selanjutnya:

  • Pengembangan AI-based decision tool untuk memilih metode perbaikan tanah optimal.
  • Kolaborasi internasional untuk membuat standardisasi evaluasi mutu tanah perbaikan.

Sumber : Kitazume, M. (2005). Technical Session 2a: Ground Improvement. Proceedings of the 16th International Conference on Soil Mechanics and Geotechnical Engineering. International Society for Soil Mechanics and Geotechnical Engineering (ISSMGE).