Revolusi Industri: Sejarah, Faktor, dan Perkembangannya

Dipublikasikan oleh Jovita Aurelia Sugihardja

04 April 2024, 08.33

Ilustrasi Revolusi Industri (SHUTTERSTOCK)

Revolusi Industri nampaknya berjalan sangat pesat dan banyak kemajuan dalam berbagai aspek kehidupan manusia pada periode ini. Revolusi Industri mengubah manufaktur dari tenaga kerja manusia menjadi mekanisasi. Tidak diragukan lagi, hal ini membantu terjadinya revolusi dalam banyak hal yang meningkatkan taraf hidup masyarakat.

Sejarah Revolusi

Industri Menurut Encyclopædia Britannica, Revolusi Industri dalam sejarah modern berubah dari ekonomi pertanian dan kerajinan menjadi ekonomi industri. Perubahan dalam perekonomian. Teknik Mesin. Proses Revolusi Industri pertama kali terjadi pada abad ke-19 di Inggris, atau antara tahun 1760 hingga 1840. Saat itu, penggunaan listrik berbeda-beda pada industri tekstil. Dahulu manusia menggunakan tenaga hewan, namun kemudian manusia mulai menggunakan mesin. Belakangan, Revolusi Industri menyebar ke banyak negara, antara lain Eropa Barat, Amerika Utara, dan Jepang.

Penyebab Utama

Revolusi Industri Tiga faktor utama yang mempengaruhi Revolusi Industri adalah teknologi, ekonomi, dan sosial budaya. Dalam teknologi, penggunaan sumber energi baru, termasuk bahan bakar dan listrik, seperti mesin uap dan listrik, sangatlah penting. Selain itu, mesin-mesin baru, mesin putar dan mesin dikembangkan untuk meningkatkan produktivitas dengan mengurangi tenaga kerja manusia. Kemajuan signifikan juga terjadi di bidang transportasi dan komunikasi. Seperti penemuan kapal uap, kapal uap, pesawat terbang, telepon, dan radio. Perubahan teknologi ini menyebabkan peningkatan penggunaan sumber daya alam dan produksi massal barang-barang manufaktur.

Secara ekonomi, Revolusi Industri menghasilkan lebih banyak jenis barang. Seiring dengan meningkatnya industrialisasi dan perdagangan internasional, nilai tanah, yang merupakan sumber kekayaan, juga menurun. Di bidang sosial, pertumbuhan kota, perkembangan kelas pekerja dan munculnya kekuatan-kekuatan baru juga menjadi faktor yang mempengaruhi Revolusi Industri. Ini adalah perubahan budaya baru dalam budaya. Pekerja memperoleh keterampilan baru dan unik serta hubungan mereka dengan pekerjaan mulai berubah.

Perkembangan Revolusi Industri yang terjadi antara tahun 1760 dan 1830, hanya terjadi di Inggris. Inggris melarang ekspor mesin, pekerja terampil dan teknologi manufaktur. Namun, kemerdekaan yang diberikan oleh Inggris selama Revolusi Industri hanya berumur pendek. Beberapa warga Inggris menganggap peluang di luar negeri sangat menguntungkan. William dan John Cockerill membangun bengkel mesin pada tahun 1807 dan membawa Revolusi Industri ke Belgia. Belgia adalah negara Eropa pertama yang mengubah perekonomiannya.

Pada tahun 1848, Prancis menjadi kekuatan industri. Meskipun ada kemajuan, kita masih tertinggal dari Inggris. Hal ini juga terlihat di negara-negara Eropa lainnya. Sebab, seperti Perancis yang masih sibuk dengan revolusi, situasi di sana masih dipengaruhi oleh situasi politik. Pada tahun 1870-an, pendudukan Jerman mulai meningkat. Akhirnya, pada pergantian abad, Jerman mengambil alih posisi Inggris sebagai pemimpin dunia dalam bidang kimia. Pada abad ke-19 dan ke-20, Amerika muncul sebagai kekuatan industri yang akhirnya melampaui Eropa.

Di Asia, Jepang juga berpartisipasi dalam Revolusi Industri dengan sukses besar. Hal ini terjadi di negara-negara yang belum maju seperti Tiongkok dan India. Perkembangan industri dunia terus berlanjut hingga saat ini. Faktanya, Revolusi Industri terjadi dalam beberapa fase atau perkembangan dari Revolusi Industri 1.0, 2.0, 3.0, dan 4.0.

Disadur dari: https://internasional.kompas.com/read/2021/10/08/144239870/revolusi-industri-sejarah-faktor-dan-perkembangannya?page=all