Revolusi Digital dalam Proyek Tunneling: Peran BIM dan IFC untuk Efisiensi Konstruksi

Dipublikasikan oleh Dewi Sulistiowati

07 Mei 2025, 08.20

pixabay.com

Pendahuluan

Industri konstruksi bawah tanah, khususnya proyek tunneling konvensional, menghadapi tantangan besar dalam dokumentasi. Proses manual yang memakan waktu dan biaya tinggi sering menjadi kendala utama. Building Information Modeling (BIM) dan Industry Foundation Classes (IFC) muncul sebagai solusi transformatif, memungkinkan pertukaran data digital yang efisien dan otomatis. Artikel ini mengulas bagaimana integrasi BIM dan IFC dalam fase eksekusi proyek tunneling konvensional dapat meningkatkan produktivitas hingga 30%, berdasarkan penelitian terbaru dari Tunnelling and Underground Space Technology (2024).

Tantangan Dokumentasi Proyek Tunneling Konvensional

Proyek tunneling konvensional seperti New Austrian Tunneling Method (NATM) melibatkan kompleksitas tinggi akibat ketidakpastian kondisi geologi dan kebutuhan akan dokumentasi yang rinci. Beberapa tantangan utama meliputi:

  • Biaya dan Waktu: Dokumentasi manual menghabiskan hingga 20-30% waktu proyek.

  • Ketergantungan pada Dokumen Kertas: Data sering tertunda dan rentan kesalahan.

  • Interoperabilitas: Format data proprietary menghambat kolaborasi antar-pemangku kepentingan.

Studi kasus dari proyek "Zentrum am Berg" di Austria menunjukkan bahwa 5200 km terowongan dibangun setiap tahunnya secara global, dengan investasi mencapai €125 miliar (2019). Namun, hanya 15% proyek yang mengadopsi BIM secara penuh.

Solusi: BIM dan IFC untuk Pertukaran Data Otomatis

1. BIM sebagai Kerangka Kerja Digital

BIM tidak hanya mencakup pemodelan 3D, tetapi juga manajemen data terintegrasi. Keunggulannya meliputi:

  • Semantic Richness: Data dilengkapi makna kontekstual (misalnya, material, peralatan, tenaga kerja).

  • Multi-LOD (Level of Detail): Memungkinkan detail informasi dari level makro hingga mikro.

2. IFC sebagai Standar Terbuka

IFC (ISO 16739) adalah standar terbuka untuk pertukaran data BIM. Fitur kunci yang relevan untuk tunneling:

  • Proses: Entitas seperti IfcTask dan IfcEvent merekam aktivitas konstruksi (contoh: pemboran, peledakan).

  • Sumber Daya: IfcLaborResource (tenaga kerja), IfcConstructionEquipmentResource (peralatan), dan IfcConstructionMaterialResource (material) memetakan penggunaan sumber daya.

  • Interoperabilitas: Format seperti IFC STEP memungkinkan integrasi dengan ERP dan IoT.

Contoh Implementasi:
Sebuah laporan shift tunneling (Gambar 1 dalam penelitian) yang biasanya membutuhkan 4-6 jam untuk diproses secara manual, dapat diotomatisasi dengan IFC, mengurangi waktu menjadi kurang dari 1 jam.

Studi Kasus: Model Referensi IFC untuk Laporan Shift

Penelitian ini mengusulkan model referensi IFC untuk laporan shift tunneling, mencakup:

  1. Proses:

    • IfcTask untuk shift, putaran terowongan (TUNNEL_ROUND), dan aktivitas spesifik (TUNNEL_SUPPORT_FACE).

    • Waktu dicatat dalam IfcDateTime dengan resolusi detik.

  2. Sumber Daya:

    • Kru (IfcCrewResource) terdiri dari pekerja (IfcLaborResource) dan peralatan (IfcConstructionEquipmentResource).

    • Material seperti bolt batuan (IfcConstructionMaterialResource) dilacak berdasarkan aktivitas.

  3. Eksternal Data: Dokumen pendukung (foto, laporan geoteknik) ditautkan via IfcDocumentInformation.

Hasil: Model ini mengurangi kesalahan data hingga 90% dan memungkinkan analisis real-time untuk manajemen proyek.

Kritik dan Tantangan Implementasi

Meskipun menjanjikan, adopsi BIM/IFC dalam tunneling masih menghadapi kendala:

  • Kompleksitas IFC: Kurva belajar yang curam untuk tim konstruksi tradisional.

  • Keterbatasan Waktu: IFC hanya mendukung resolusi detik, tidak cocok untuk aplikasi IoT real-time.

  • Kebutuhan Standar Khusus: Ekstensi IFC untuk tunneling (IFC-Tunnel) masih dalam pengembangan.

Rekomendasi:

  • Pelatihan intensif untuk kontraktor.

  • Integrasi dengan standar lain seperti SensorML untuk data real-time.

Masa Depan: BIM Terbuka (Open BIM) untuk Tunneling

Penelitian ini menjadi fondasi menuju Big Open BIM, di mana data konstruksi dapat diakses oleh semua pemangku kepentingan secara transparan. Tren masa depan meliputi:

  • Digital Twin: Memantau terowongan selama siklus hidupnya.

  • AI dan Analitik Prediktif: Memprediksi risiko geoteknik berdasarkan data historis.

Kesimpulan

Integrasi BIM dan IFC dalam proyek tunneling konvensional bukan hanya tentang digitalisasi, tetapi revolusi efisiensi. Dengan mengadopsi model referensi IFC, kontraktor dapat:

  • Mengurangi biaya dokumentasi hingga 30%.

  • Meningkatkan akurasi dan kecepatan pertukaran data.

  • Membuka pintu untuk inovasi seperti AR dan IoT.

Sumber : Huymajer, M., Paskaleva, G., Wenighofer, R., Huemer, C., & Mazak-Huemer, A. (2024). IFC concepts in the execution phase of conventional tunneling projects. Tunnelling and Underground Space Technology, 143, 105368.