Quality Function Deployment (QFD): Pengertian, Definisi dan Tahapan-Tahapan QFD

Dipublikasikan oleh Dias Perdana Putra

18 April 2024, 09.10

Ilustrasi: pexels.com

Quality Function Deployment

Dalam persaingan global, kepuasan pelanggan merupakan salah satu faktor kunci keberhasilan bisnis (Lee dan Lin, 2011). Oleh karena itu, penting untuk memberikan produk yang memenuhi atau melampaui harapan pelanggan. Kerangka kerja ini harus menyediakan cara untuk memasukkan kebutuhan pelanggan ke dalam desain produk.

Jaminan Fungsional Kualitas (QFD) adalah metode pengembangan produk yang populer di industri. Metode ini menerjemahkan keinginan dan kebutuhan pelanggan ke dalam produk (Wijaya, 2011). QFD menerjemahkan apa yang diinginkan pelanggan menjadi apa yang dilakukan perusahaan. Dengan cara ini, produk yang dihasilkan perusahaan dapat memenuhi kebutuhan pelanggan. QFD awalnya digunakan di bidang manufaktur, namun seiring berjalannya waktu penerapannya meluas hingga mencakup industri jasa, instansi pemerintah, dan lain-lain.

Quality Function Deployment (QFD) dan Sejarahnya

QFD adalah “sebuah konsep yang menyediakan cara untuk menerjemahkan kebutuhan pelanggan ke dalam persyaratan teknis yang sesuai untuk setiap tahap pengembangan produk” (Sullivan, 1986 dalam Lu Wu, 2002). Mizuno dan Akao (1978, Akao dan Mazur, 2003) mendefinisikan QFD sebagai "pengorganisasian aktivitas atau aktivitas kerja langkah demi langkah yang menunjukkan kualitas dalam komunikasi dengan menetapkan tujuan dan kondisi”. QFD berfokus pada penentuan kebutuhan pelanggan dan tindakan organisasi untuk memenuhi kebutuhan tersebut (Lu dan Kuei, 1995).

QFD pertama kali muncul di Jepang pada akhir tahun 1960an (Akao dan Mazur, 2003). Setelah Perang Dunia II, Jepang yang sebelumnya mengembangkan produk dengan membuat prototipe atau tiruan, beralih ke pengembangan produk asli (Akao dan Mazur, 2003). QFD digunakan untuk mencapai tujuan tersebut. Metode ini diperkenalkan ke publik oleh Mizuno dan Akao dalam buku 『Quality Function Development』 pada tahun 1978.

Setelah Jepang pada tahun 1980an, QFD mulai menyebar ke negara-negara Barat seperti Amerika Serikat (Mehjerdi, 2010). Banyak perusahaan yang menggunakan QFD untuk menghasilkan produk yang laku di pasaran, baik bagi pelanggan, dan baik bagi kemampuan perusahaan. Karena keberhasilan penerapan QFD di negara-negara selain Jepang, metode QFD mulai menyebar ke seluruh dunia (Akao dan Mazur, 2003).

 Manfaat QFD

Mehrjerdi (2010) merangkum manfaat QFD dari penelitian sebelumnya. Beberapa manfaat yang telah diidentifikasi mencakup kemampuan untuk membantu membuat keputusan trade-off antara kebutuhan pelanggan dan kemampuan perusahaan, meningkatkan kolaborasi antar departemen teknis, dan meningkatkan efisiensi kepuasan pelanggan dengan memasukkan persyaratan pelanggan ke dalam proses pengembangan produk. QFD juga dapat mempercepat waktu produk ke pasar, mendorong karyawan untuk menyerahkan dokumen yang relevan, dan meningkatkan komunikasi antar departemen perusahaan yang berbeda. Hal ini menciptakan landasan yang kuat untuk mengoptimalkan pengembangan produk dan meningkatkan kinerja bisnis secara keseluruhan.

 Tahapan-Tahapan QFD

Quality Function Deployment (QFD), seperti yang diuraikan oleh Crow (2009), mencakup empat tahapan utama yang merinci proses pengembangan produk secara sistematis:

Tahap pertama, Perencanaan Produk, melibatkan identifikasi dan prioritisasi kebutuhan pelanggan, analisis peluang kompetitif, serta perencanaan produk untuk merespons kebutuhan dan peluang tersebut. Dalam tahap ini, nilai target ditetapkan untuk karakteristik kritis produk, membentuk landasan strategis untuk pengembangan selanjutnya.

Tahap kedua, Assembly/Part Deployment, fokus pada identifikasi dan penurunan karakteristik kritis produk ke dalam komponen atau perakitan yang penting. Penetapan nilai target pada tingkat komponen memastikan bahwa setiap elemen berkontribusi pada kualitas keseluruhan produk.

Sementara itu, tahap ketiga, Perencanaan Proses, menetapkan proses kritis dan aliran kerja untuk mencapai efisiensi produksi, bersama dengan persyaratan peralatan dan parameter kritis proses.

Terakhir, tahap Kontrol Proses/Kualitas menentukan karakteristik proses dan komponen kritis, menetapkan metode kontrol dan inspeksi untuk memastikan kualitas produk sesuai standar. Keseluruhan, QFD memberikan kerangka kerja yang holistik dan terstruktur untuk meningkatkan pengembangan produk, memenuhi kebutuhan pelanggan, dan mengoptimalkan proses produksi.

Sumber: smtp.lipi.go.id