Pendahuluan
Ketika industri pariwisata berkembang pesat, muncul kebutuhan mendesak untuk mengintegrasikan nilai-nilai lokal dalam perencanaan kawasan wisata. Artikel karya Michella Elizabeth Reifiana ini mengambil langkah strategis dengan menghadirkan pendekatan arsitektur tradisional Sunda dalam perencanaan Tanjung Lesung Eco Resort di Kabupaten Pandeglang, Provinsi Banten. Pendekatan ini tidak hanya menawarkan diferensiasi estetika, tetapi juga membangun identitas kultural yang otentik.
Resensi ini bertujuan untuk menelaah kontribusi paper secara menyeluruh, mengupas pendekatan desain yang digunakan, relevansinya terhadap isu lingkungan dan budaya, serta menilai efektivitas konsep dalam menjawab kebutuhan wisata berkelanjutan masa kini.
Latar Belakang: Konteks Lokal dan Arsitektur Tradisional
Tanjung Lesung telah ditetapkan sebagai Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) pariwisata berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 26 Tahun 2012. Wilayah ini memiliki kekayaan ekosistem pesisir, potensi budaya, dan lokasi strategis di Selat Sunda. Namun, pengembangan wisata di kawasan ini masih menghadapi tantangan seperti belum optimalnya infrastruktur, kurangnya konsep berbasis lokal, serta kebutuhan akan pariwisata berkelanjutan.
Dalam konteks ini, pendekatan arsitektur tradisional Sunda menjadi jawaban kreatif terhadap kebutuhan fungsional, ekologis, sekaligus pelestarian nilai-nilai lokal. Paper ini memperlihatkan bahwa tradisi bukan sekadar warisan, melainkan sumber inspirasi desain yang hidup.
Tujuan dan Metodologi Perancangan
Tujuan utama penelitian ini adalah merancang kawasan eco resort yang harmonis dengan lingkungan dan budaya lokal. Penulis menggunakan pendekatan arsitektural yang responsif terhadap alam (ekologis), sosial (budaya), dan ekonomi (daya tarik wisata).
Metode perancangan dilakukan dengan beberapa tahapan:
-
Studi literatur arsitektur Sunda
-
Analisis tapak dan potensi lahan
-
Pengumpulan data primer dan sekunder
-
Perancangan makro dan mikro ruang
-
Penyesuaian bentuk dan material bangunan
Rancangan yang dihasilkan adalah sebuah eco resort dengan karakter lokal kuat, namun tetap memenuhi kenyamanan dan standar internasional.
Analisis Tapak dan Konsep Zonasi
Penulis menyajikan peta analisis tapak yang komprehensif, mempertimbangkan aspek:
-
Arah angin dan cahaya matahari
-
Kontur tanah dan potensi banjir
-
Vegetasi lokal dan konservasi
-
Aksesibilitas dan konektivitas jalan
Dari hasil analisis, kawasan dibagi menjadi beberapa zona:
-
Zona Penginapan (Villa dan Bungalow): Mengadopsi bentuk rumah panggung dan material kayu lokal.
-
Zona Publik (Restoran, Galeri, Pusat Kebudayaan): Menonjolkan atap pelana dan elemen terbuka khas Sunda.
-
Zona Konservasi dan Edukasi: Untuk mendukung wisata alam dan pelestarian lingkungan.
-
Zona Komersial dan Servis: Dirancang seminimal mungkin untuk menjaga harmoni kawasan.
Konsep zonasi ini mencerminkan prinsip-prinsip keberlanjutan (sustainable development) dan keharmonisan spasial yang menjadi fondasi arsitektur Nusantara.
Arsitektur Sunda: Implementasi Konsep Lokal
Paper ini tidak hanya menampilkan elemen arsitektur Sunda secara visual, tapi juga menyerap nilai-nilai filosofisnya, seperti:
-
Tri Tangtu di Buana: Konsep pembagian ruang menjadi buana nyungcung (atas), buana tengah, dan buana larang (bawah).
-
Tatali Paranti Karuhun: Prinsip menghormati leluhur yang diterjemahkan dalam struktur dan ornamen bangunan.
-
Material alami: Pemanfaatan bambu, kayu, ijuk, dan batu lokal sebagai bahan utama.
Dalam penggambaran denah dan tampak bangunan, penggunaan atap tinggi, ventilasi silang, dan ruang terbuka menunjukkan kesadaran ekologis dalam desain.
Keberlanjutan dan Efisiensi Energi
Salah satu kekuatan utama dari perancangan ini adalah komitmen terhadap prinsip ramah lingkungan:
-
Desain pasif untuk penghematan energi (ventilasi alami, pencahayaan maksimal).
-
Pengelolaan air limbah dengan sistem biopori dan daur ulang air.
-
Konservasi vegetasi asli di sekitar bangunan tanpa eksploitasi berlebihan.
-
Konsep bangunan modular yang mempermudah perluasan tanpa merusak lingkungan.
Langkah-langkah ini memperlihatkan bahwa pembangunan wisata tidak harus merusak alam, justru bisa menjadi bagian dari pelestariannya.
Studi Banding: Praktik Serupa di Destinasi Lain
Sebagai perbandingan, konsep serupa juga diterapkan di beberapa destinasi unggulan seperti:
-
Ubud, Bali dengan villa bernuansa tradisional Bali dan sistem irigasi subak.
-
Desa Wisata Nglanggeran, Yogyakarta yang berbasis komunitas dan konservasi alam.
-
Green Village Bali yang sepenuhnya menggunakan bambu sebagai material utama.
Namun, perbedaan mencolok dari perancangan Tanjung Lesung adalah fokus kuat pada identitas Sunda, yang relatif jarang diangkat dalam industri pariwisata arsitektural nasional.
Kelebihan dan Kritik
Kelebihan:
-
Kuatnya narasi lokalitas dalam desain, bukan sekadar dekoratif.
-
Keseimbangan antara estetika dan fungsi dalam penataan ruang.
-
Pendekatan ekologis yang konkret, bukan sekadar jargon.
-
Potensi edukatif terhadap pengunjung mengenai budaya Sunda.
Kritik:
-
Belum cukup penekanan pada keterlibatan masyarakat lokal dalam perencanaan.
-
Perlu kajian keberlanjutan finansial jangka panjang jika ingin direalisasikan secara nyata.
-
Kurang dibahas potensi mitigasi terhadap bencana alam seperti tsunami atau gempa yang menjadi risiko kawasan pesisir Banten.
Dampak dan Implikasi Nyata
Jika direalisasikan, rancangan ini tidak hanya menjadi destinasi wisata, tetapi juga bisa berfungsi sebagai:
-
Model desain arsitektur lokal kontemporer yang bisa direplikasi.
-
Sarana pelestarian budaya Sunda dalam wujud fisik dan pengalaman wisata.
-
Simbol pariwisata hijau yang bisa mendorong daya saing KEK Tanjung Lesung secara global.
Dalam jangka panjang, pendekatan semacam ini juga berpotensi mendukung green investment dan memperluas peluang kerja masyarakat sekitar.
Kesimpulan
Paper karya Michella Elizabeth Reifiana ini berhasil membuktikan bahwa pendekatan arsitektur tradisional Sunda bukanlah hambatan modernisasi, melainkan solusi autentik untuk pariwisata berkelanjutan. Melalui riset tapak yang cermat, desain ruang yang kontekstual, serta komitmen pada pelestarian budaya dan lingkungan, rancangan Tanjung Lesung Eco Resort memberikan blueprint konkret untuk pengembangan wisata lokal yang berkelas dunia.
Penelitian ini memperkaya wacana arsitektur Indonesia kontemporer dan menginspirasi pendekatan serupa di wilayah lain. Kelemahan minor yang ada tidak menutupi kualitas metodologis dan inovatif dari studi ini.
Sumber
Reifiana, Michella Elizabeth. Perencanaan dan Perancangan Tanjung Lesung Eco Resort Kabupaten Pandeglang, Provinsi Banten dengan Pendekatan Arsitektur Tradisional Sunda.