Peningkatan Prinsip Manajemen Risiko dalam Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)

Dipublikasikan oleh Izura Ramadhani Fauziyah

11 Maret 2025, 10.30

pexels.com

Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) merupakan elemen kunci dalam memastikan kesejahteraan pekerja dan meningkatkan produktivitas perusahaan. Namun, masih banyak organisasi yang menghadapi tantangan dalam menerapkan manajemen risiko yang efektif. Penelitian ini menggunakan pendekatan analisis teoritis dan statistik untuk mengidentifikasi kelemahan dalam penerapan standar ISO 45001:2018, IEC/ISO 31010:2019, dan ISO 31000:2018. Beberapa metode yang digunakan meliputi:

  • Analisis literatur mengenai regulasi dan standar internasional terkait K3.
  • Metode probabilistik dan statistika untuk menilai efektivitas penerapan standar.
  • Teori proses Markov dalam mengukur ketidakpastian risiko kerja.
  • Metode formal untuk evaluasi risiko guna memastikan implementasi PDCA yang lebih objektif.

Penelitian ini mengidentifikasi beberapa masalah utama dalam penerapan PDCA di sistem manajemen K3:

  • Ketidakjelasan prosedur dalam ISO 45001:2018, terutama dalam tujuan, urutan, dan hasil setiap tahap PDCA.
  • Kurangnya dukungan metodologis untuk tahap Plan, sehingga sulit untuk menentukan langkah-langkah konkret.
  • Kesulitan dalam implementasi tahap Do, Check, dan Act secara objektif, yang menyebabkan banyak perusahaan hanya menjalankan standar secara formal tanpa efektivitas nyata.

Sebagai solusi, studi ini mengusulkan pendekatan manajemen risiko proaktif, yang mencakup:

  • Penggunaan dua siklus kecil dalam proses PDCA untuk memastikan hubungan yang jelas antara setiap tahapan.
  • Manajemen risiko berbasis parameter, yang memungkinkan kontrol lebih baik terhadap faktor negatif di tempat kerja.
  • Identifikasi hubungan sebab-akibat antara parameter risiko dan kecelakaan kerja, sehingga dapat dilakukan tindakan pencegahan yang lebih efektif.

Untuk meningkatkan efektivitas implementasi, studi ini menyarankan penggunaan sistem otomatisasi yang dapat:

  • Mendeteksi bahaya kerja secara real-time menggunakan sensor dan perangkat lunak berbasis kecerdasan buatan.
  • Mengelola dampak faktor risiko terhadap pekerja dengan pemantauan parameter yang lebih akurat.
  • Meningkatkan efisiensi evaluasi risiko melalui pendekatan berbasis data.

Sebuah pabrik baja di Ukraina menerapkan sistem manajemen risiko berbasis PDCA yang diperbarui, dengan hasil sebagai berikut:

  • Tingkat kecelakaan kerja turun 35% dalam dua tahun pertama implementasi.
  • Penerapan alat pelindung diri (APD) meningkat dari 70% menjadi 92%.
  • Inspeksi keamanan menjadi lebih terstruktur dan berbasis data, bukan hanya prosedur administratif.

Sebuah perusahaan energi menggunakan sistem berbasis AI untuk memantau risiko kerja, dengan hasil:

  • Deteksi dini terhadap potensi kecelakaan meningkat 50%.
  • Respon terhadap insiden menjadi lebih cepat, dengan waktu penanganan rata-rata turun dari 20 menit menjadi 7 menit.

Keunggulan:

  1. Mengusulkan pendekatan inovatif dalam implementasi PDCA yang lebih sistematis.
  2. Menggabungkan konsep kecerdasan buatan dan otomasi untuk meningkatkan efektivitas manajemen risiko.
  3. Memberikan solusi berbasis data untuk mengatasi kelemahan dalam standar ISO 45001:2018.

Kelemahan:

  • Masih terbatas pada sektor industri tertentu, sehingga perlu pengujian lebih lanjut di sektor lain.
  • Tidak membahas aspek psikososial dalam K3, seperti stres kerja dan kesejahteraan mental.
  • Memerlukan investasi tinggi dalam teknologi otomatisasi, yang mungkin sulit diterapkan di UKM.

Rekomendasi untuk Peningkatan Manajemen Risiko dalam K3

  1. Peningkatan Standar ISO 45001:2018
    • Standar ini perlu diperbarui dengan panduan yang lebih jelas mengenai implementasi PDCA.
    • Harus ada pendekatan yang lebih fleksibel untuk UKM agar dapat mengadopsi standar ini dengan lebih mudah.
  2. Integrasi Teknologi dalam Manajemen Risiko
    • Perusahaan harus mulai memanfaatkan sensor pintar dan AI untuk mendeteksi bahaya kerja lebih awal.
    • Penggunaan big data dalam evaluasi risiko dapat meningkatkan akurasi dan efektivitas pengambilan keputusan.
  3. Pelatihan dan Kesadaran K3 bagi Pekerja
    • Pelatihan rutin harus diberikan kepada pekerja agar mereka memahami risiko kerja dan cara menghindarinya.
    • Perusahaan harus menciptakan budaya keselamatan kerja, di mana pekerja lebih proaktif dalam menjaga keamanan diri mereka.

Tantangan utama dalam implementasi manajemen risiko dalam K3 serta mengusulkan solusi berbasis teknologi dan pendekatan proaktif. Dengan menerapkan sistem otomatisasi, perusahaan dapat meningkatkan efektivitas dalam mendeteksi dan menangani risiko kerja. Selain itu, pembaruan standar ISO 45001:2018 serta peningkatan pelatihan bagi pekerja menjadi langkah penting untuk meningkatkan keselamatan kerja secara keseluruhan.

Sumber: Bochkovskyi, A. Improvement of Risk Management Principles in Occupational Health and Safety. Naukovyi Visnyk Natsionalnoho Hirnychoho Universytetu, Vol. 4, 2020, Hal. 94-102.