Pengukuran Performa Closed-Loop Supply Chain di Negara Berkembang: Kerangka Kerja dan Studi Kasus

Dipublikasikan oleh Dewi Sulistiowati

20 Februari 2025, 15.38

unplash.com

Artikel yang diterbitkan di Resources, Conservation & Recycling (2018) ini membahas tentang pengukuran performa dari closed-loop supply chains (CLSC), khususnya dalam konteks emerging economy (negara berkembang). Govindan, Mina, dan Sajjad berfokus pada pengembangan kerangka kerja pengukuran komprehensif untuk CLSC, yang mencakup aspek ekonomi, lingkungan, dan sosial. Artikel ini bertujuan untuk membantu perusahaan di negara berkembang dalam menerapkan dan mengelola CLSC secara efektif.

Latar Belakang dan Permasalahan

Konsep circular economy semakin populer sebagai pendekatan untuk mencapai pembangunan berkelanjutan. CLSC merupakan elemen kunci dari circular economy, yang bertujuan untuk meminimalkan limbah dan memaksimalkan nilai sumber daya melalui daur ulang, remanufacturing, dan reuse. Meskipun CLSC telah banyak dipelajari dalam konteks negara maju, implementasinya di negara berkembang menghadapi tantangan unik, seperti kurangnya infrastruktur, regulasi yang lemah, dan kesadaran konsumen yang rendah.

Pengukuran performa CLSC sangat penting untuk memantau kemajuan, mengidentifikasi area perbaikan, dan membuat keputusan yang tepat. Namun, kerangka kerja pengukuran yang ada seringkali tidak komprehensif atau tidak sesuai untuk konteks negara berkembang. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan kerangka kerja pengukuran yang komprehensif dan relevan untuk CLSC di negara berkembang.

Metodologi Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan mixed-methods, menggabungkan literature review dengan studi kasus. Literature review digunakan untuk mengidentifikasi metrik performa CLSC yang relevan. Studi kasus dilakukan pada tiga perusahaan di India yang telah menerapkan CLSC. Data dikumpulkan melalui wawancara, observasi, dan analisis dokumen.

Kerangka Kerja Pengukuran Performa CLSC

Studi ini mengembangkan kerangka kerja pengukuran performa CLSC yang komprehensif, yang mencakup tiga dimensi keberlanjutan:

  1. Ekonomi: Metrik ekonomi meliputi biaya, pendapatan, profitabilitas, ROI, dan pangsa pasar. Metrik ini mencerminkan efisiensi dan efektivitas operasional CLSC.
  2. Lingkungan: Metrik lingkungan meliputi penggunaan energi, emisi gas rumah kaca, penggunaan air, produksi limbah, dan penggunaan bahan daur ulang. Metrik ini mencerminkan dampak lingkungan dari CLSC.
  3. Sosial: Metrik sosial meliputi kesehatan dan keselamatan kerja, penciptaan lapangan kerja, kesejahteraan masyarakat, dan kepuasan pelanggan. Metrik ini mencerminkan dampak sosial dari CLSC.

Studi Kasus dan Angka-Angka

Studi kasus dilakukan pada tiga perusahaan di India yang telah menerapkan CLSC:

  • Perusahaan Elektronik: Perusahaan ini menerapkan CLSC untuk daur ulang limbah elektronik (e-waste). Hasilnya, perusahaan berhasil mengurangi biaya pembuangan limbah, meningkatkan pendapatan dari penjualan bahan daur ulang, dan mengurangi dampak lingkungan. Contoh angka: Perusahaan berhasil mendaur ulang 90% e-waste yang dikumpulkan.
  • Perusahaan Manufaktur: Perusahaan ini menerapkan CLSC untuk remanufacturing produk yang rusak. Hasilnya, perusahaan berhasil mengurangi biaya produksi, meningkatkan kualitas produk, dan memperpanjang umur produk. Contoh angka: Biaya remanufacturing 50% lebih rendah daripada biaya produksi produk baru.
  • Perusahaan Pakaian: Perusahaan ini menerapkan CLSC untuk mengumpulkan dan mendaur ulang pakaian bekas. Hasilnya, perusahaan berhasil mengurangi limbah tekstil, meningkatkan kesadaran konsumen, dan membangun citra merek yang positif. Contoh angka: Perusahaan berhasil mengumpulkan 10 ton pakaian bekas setiap bulan.

Implikasi Teoritis dan Manajerial

Penelitian ini memberikan kontribusi teoretis dengan mengembangkan kerangka kerja pengukuran performa CLSC yang komprehensif. Secara manajerial, penelitian ini menawarkan panduan bagi perusahaan di negara berkembang tentang bagaimana menerapkan dan mengelola CLSC secara efektif. Kerangka kerja pengukuran ini dapat digunakan untuk memantau kemajuan, mengidentifikasi area perbaikan, dan membuat keputusan yang tepat.

Opini dan Analisis Tambahan

Artikel ini menyoroti pentingnya pendekatan holistik dan terintegrasi untuk pengukuran performa CLSC. Dengan mempertimbangkan aspek ekonomi, lingkungan, dan sosial, perusahaan dapat memperoleh gambaran yang lebih lengkap tentang dampak CLSC. Selain itu, artikel ini menekankan pentingnya adaptasi kerangka kerja pengukuran dengan konteks spesifik negara berkembang.

Keterbatasan dan Penelitian Masa Depan

Penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan. Pertama, studi kasus hanya dilakukan pada tiga perusahaan di India, yang membatasi kemampuan untuk menggeneralisasi temuan ke konteks lain. Kedua, penelitian ini tidak mempertimbangkan faktor-faktor kontekstual yang memengaruhi implementasi CLSC, seperti kebijakan pemerintah dan infrastruktur. Penelitian masa depan dapat mengatasi keterbatasan ini dengan melakukan studi kasus pada lebih banyak perusahaan di berbagai negara berkembang dan mempertimbangkan faktor-faktor kontekstual.

Kesimpulan

Secara keseluruhan, artikel ini memberikan kontribusi yang berharga bagi pemahaman kita tentang pengukuran performa CLSC dalam konteks negara berkembang. Penelitian ini mengembangkan kerangka kerja pengukuran yang komprehensif dan relevan untuk CLSC, serta memberikan panduan praktis bagi perusahaan yang ingin menerapkan dan mengelola CLSC secara efektif.

Sumber:

Govindan, K., Mina, H., & Sajjad, A. (2018). Measuring the Performance of Closed-Loop Supply Chain: An Emerging Economy Context. Resources, Conservation & Recycling, 132, 279-290.