Penemuan Terbaru: Identifikasi Spesies Cecak Jarilengkung Hamidyi di Kalimantan

Dipublikasikan oleh Muhammad Ilham Maulana

25 April 2024, 08.11

Sumber: Cyrtodactylus hamidyi (Cecak Jarilengkung hamidy)(dok. LIPI)

Para peneliti kembali berhasil menemukan dan mengindetifikasikan spesies cecak baru yakni cecak jarilengkung hamidy dari pulau terbesar ketiga di dunia yakni Pulau Kalimantan (Borneo), Indonesia. Cecak jarilengkung hamidy ini memiliki nama ilmiah Cyrtodactylus hamidyi (C. hamidyi). Peneliti Zoologi dari Museum Zoologicum Bogoriense, Awal Riyanto, mengatakan, setelah serangkaian panjang penelitiannya, akhirnya hasil penemuan terbaru ini telah dipublikasikan dalam jurnal Zootaxa pada 25 Agustus 2021. Riyanto dalam keterangan tertulisnya di laman Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) menjelaskan, penemuan cecak jenis baru ini bermula dari pemeriksaan detail spesimen Cyrtodactylus dari Kalimantan yang tersimpan di Museum Zoologicum Bogoriense (MZB), Cibinong, Jawa Barat.

Semula, Riyanto fokus untuk mengungkap diversitas marga cecak jarilengkung Indonesia dan bagaimana biogeografi serta evolusinya. Namun, Riyanto bersama dengan beberapa peneliti lainnya dari Kyoto University dan University of Hyogo, Jepang, La Sierra University USA serta Universitas Brawijaya kemudian mengidentifikasi beberapa spesies baru. Saat pemeriksaan spesimen koleksi marga cecak jarilengkung dari Kalimantan, mereka menemukan spesies baru, salah satunya C. hamidy ini.  "C. hamidyi semula adalah empat spesimen berlabel C.baluensis dan dikoleksi tahun 2011 dari Kalimantan Timur," ujar Riyanto. Sementara itu, tiga spesies baru lainnya sedang dalam tahap finalisasi penulisan manuskripnya.

Untuk diketahui, ketiga spesimen tersebut berasal dari Tawau, Sabah, Malaysia. Riyanto menjelaskan bahwa sebagai peneliti, dia tentu tidak bisa bersikap tertutup dalam dunia ilmu pengetahuan. Seorang peneliti harus mempunyai koneksi yang luas untuk menembus batas administrasi antar negara untuk berdiskusi dalam bidang yang sama. Hal ini dibuktikannya dalam mempelajari spesimen dari Tawau ini. Tanpa berangkat ke Institute for Tropical Biology and Conservation, University Malaysia Sabah, yang merupakan tempat di mana spesimen dari Tawau dideposit atau pun Osaka Museum of Natural History Jepang, data yang dibutuhkan tetap dapat diperoleh Riyanto.

Alasan Penamaan C. Hamidyi

Menurut Riyanto, nama hamidy disematkan dalam penemuan tersebut sebagai penghormatan dan penghargaan kepada Dr Amir Hamidy, salah satu herpetologis Indonesia. Sebagai informasi, herpetologis adalah pakar atau ahli yang berfokus dalam bidang keilmuan reptilia dan amfibia.

Dr Amir Hanidy sendiri pada saat ini masih bertugas sebagai peneliti Zoologi di BRIN. Ia juga aktif mengajarkan dan memasyarakatkan herpetologi kepada generasi muda Indonesia, serta berkontribusi terhadap pengungkapan keanekaragaman dankonservasi herpetofauna Indonesia.

Ciri Khas Morfologi Cecak Jarilengkung

Riyanto menjelaskan bahwa secara morfologi, C. hamidy memiliki kemiripan dengan C. matsuii. Kedua populasi ini tidak menunjukkan adanya perbedaan karakter diagnostik.  "Meskipun didokumentasikan dari dua tempat yang berbeda, yaitu Nunukan dan Tawau dengan jarak sekitar 80 km di antara keduanya. Kedua populasi tidak menunjukkan adanya perbedaan karakter diagnostik," jelasnya.

Akan tetapi, hal yang paling membedakan kedua jenis cecak ini adalah jumlah tuberkular punggung, pori-pori percloacal dan jumlah baris sisi vetral. Perbedaan tersebut sesuai dengan variasi populasi karena jarak geografis. "Namun demikian, bila di kemudian hari analisis molekuler menunjukkan sebaliknya (karakter diagnostik keduanya), itu bisa saja terjadi. Inilah namanya ilmu pengetahuan nothing absolute truths," tegasnya.

Berikut adalah ciri khas dari C. hamidy: 

  1. Panjang tubuh 63 mm,
  2. Warna dasar tubuh coklat,
  3. Corak semilunar pada bagian belakang kepala,
  4. Garis melintang coklat gelap pada punggung yang dibatasi oleh pola jaringan putih,
  5. Garis melintang tersebut terkadang membentuk garis vertebral,
  6. Ekor dengan pola melintang coklat gelap bergantian dengan putih.
     

Sumber: www.kompas.com