Sebagai elemen kunci kesehatan masyarakat, keamanan pangan mencakup berbagai teknik dan spesialisasi yang dirancang untuk mencegah penyakit bawaan makanan. Melindungi kesehatan konsumen mulai dari penanganan dan persiapan hingga penyimpanan dan transportasi bergantung pada kepatuhan terhadap protokol keamanan pangan. Dalam artikel ini, kita akan melihat pentingnya keamanan pangan, berbagai jenis kontaminasi, prosedur penanganan yang aman, hukum internasional, dan bagaimana inspeksi keamanan pangan membantu memastikan rantai pasokan makanan yang sehat.
Keamanan pangan, biasa disebut kebersihan pangan, adalah penerapan tindakan yang disengaja untuk mencegah penyakit bawaan makanan. Bidang ini berkaitan dengan berbagai teknik penanganan, penyiapan, penyimpanan, dan transportasi makanan yang dirancang untuk menurunkan bahaya kesehatan yang terkait dengan makan. Salah satu tanda utama epidemi penyakit bawaan makanan adalah adanya beberapa kasus penyakit yang sama setelah mengonsumsi makanan yang terkontaminasi.
Polutan kimia, biologi, dan fisik merupakan beberapa sumber kontaminasi pangan. Kontaminasi fisik meningkatkan kemungkinan kerusakan atau tersedak ketika benda asing seperti logam, plastik, rambut, atau batang tanaman masuk ke dalam makanan. Tindakan pencegahannya termasuk memakai alat pelindung diri, menggunakan wadah penyimpanan tertutup, dan menjaga kebersihan area yang dikhususkan untuk persiapan makanan. Kontaminasi kimia terjadi ketika makanan bersentuhan dengan bahan alami atau buatan, seperti pestisida atau polutan lingkungan. Cara utama untuk mencegah kontaminasi bahan kimia adalah dengan secara ketat mematuhi protokol keselamatan dan memeriksa bahan kemasan dengan cermat. Kontaminasi biologis, yang disebabkan oleh makhluk hidup seperti bakteri atau virus, dapat dikurangi dengan mematuhi standar kebersihan, protokol sanitasi, dan suhu memasak yang tepat.
Keamanan pangan dari pasar hingga konsumen dijamin dengan mematuhi prosedur penanganan makanan yang benar, klaim Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Prosedur-prosedur ini terdiri dari menjaga makanan tetap didinginkan pada suhu yang tepat untuk mencegah pertumbuhan bakteri; memisahkan makanan untuk mencegah kontaminasi silang; menjaga manusia, hewan peliharaan, dan hama bebas dari patogen; dan menyiapkan makanan dengan air dan bahan-bahan yang aman. Barang makanan harus dipanaskan, didinginkan, dan terkontaminasi silang sebagai bagian dari penyimpanan yang higienis. Mendinginkan makanan yang mudah rusak dalam waktu dua jam setelah penyiapan, mengontrol suhu freezer dan lemari es, dan mengonsumsinya dalam batas waktu yang disarankan adalah cara-cara penting untuk menghindari penyakit bawaan makanan.
Standar internasional ISO 22000 dikembangkan oleh Organisasi Internasional untuk Standardisasi (ISO) dan membahas sistem manajemen keamanan pangan. Spesifikasi untuk administrasi sistem, analisis bahaya, komunikasi interaktif, titik kendali penting, dan program yang diperlukan dijelaskan. Mengikuti sertifikasi ISO 22000 memastikan bahwa proses produksi pangan mematuhi standar yang diakui secara global, sehingga menurunkan risiko penyakit bawaan makanan dan menjamin keselamatan konsumen.
Baik untuk menghindari penyakit bawaan makanan maupun memastikan bahwa undang-undang dipatuhi bergantung pada inspeksi keamanan pangan. Pemerintah di seluruh dunia menggunakan langkah-langkah perlindungan kesehatan, seperti inspeksi keamanan pangan, untuk menilai dan memantau prosedur yang digunakan dalam produksi, pengolahan, dan distribusi makanan. Sampel makanan diuji, fasilitas penanganan makanan dievaluasi, dan segala risiko kontaminasi didokumentasikan selama inspeksi.
Tergantung pada yurisdiksinya, metode pemeriksaan keamanan pangan mungkin bersifat direktif seperti membuat standar khusus untuk bisnis atau sebagai pemeriksaan kepatuhan seperti menilai seberapa efektif peraturan dipatuhi. Melalui teknik kualitatif dan observasi, pengawas menilai proses penanganan makanan dan mengidentifikasi area yang memerlukan perbaikan. Hukuman dan tindakan penegakan hukum merupakan dua contoh insentif kepatuhan yang mendorong dunia usaha untuk menerapkan undang-undang keamanan pangan yang ketat.
Dengan jutaan kasus yang dilaporkan setiap tahunnya, penyakit bawaan makanan masih menjadi masalah kesehatan masyarakat yang serius di seluruh dunia. WHO dan CDC memperkirakan bahwa Amerika saja melaporkan jutaan kasus penyakit bawaan makanan setiap tahunnya, yang menyebabkan rawat inap dan kematian. Frekuensi penyakit bawaan makanan menyoroti perlunya penerapan undang-undang dan protokol keamanan pangan yang kuat untuk melindungi kesehatan masyarakat umum.
Keamanan pangan merupakan tanggung jawab bersama semua pihak yang terlibat dalam rantai pasok pangan, mulai dari petani hingga konsumen. Dengan menerapkan standar global, menegakkan peraturan kebersihan yang ketat, dan melakukan inspeksi keamanan pangan secara rutin, kita dapat menurunkan risiko penyakit bawaan makanan dan menjaga kesehatan masyarakat. Penelitian, pendidikan, dan penegakan peraturan harus terus menjamin bahwa setiap orang mempunyai akses terhadap pasokan pangan yang sehat dan aman.
Sumber: