Optimalkan Blended Learning: Panduan Praktis untuk Guru dengan 3 Tips Terpercaya

Dipublikasikan oleh Dimas Dani Zaini

23 April 2024, 09.51

Sumber: kompas.com

KOMPAS.com - Kajian Tanoto Foundation tentang kesiapan sekolah menghadapi literasi rendah (PTM) Juni-Juli 2021 menunjukkan data 95% orang tua dan guru mendukung saat anaknya kembali bersekolah. Survei tersebut melibatkan 7.013 kepala sekolah, guru dan orang tua, serta siswa dari 842 sekolah mitra Program Pintar Tanoto Foundation yang tersebar di 25 kabupaten dan kota di Sumatera Utara, Riau, Jambi, Jawa Tengah, dan Kalimantan Timur. Studi ini mengungkapkan bahwa rencana guru dan kepala sekolah untuk melakukan CPD terbatas, termasuk kualifikasi, kurikulum, prosedur, jadwal dan imunisasi, harus memenuhi checklist sekolah untuk CPD. Data ini menunjukkan bahwa orang tua dan siswa ingin menerapkan PCM kecil sambil tetap menerapkan praktik kesehatan guru dan vaksinasi. Namun data Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) pada 27 September 2021 menunjukkan banyak sekolah yang belum siap menjamin keselamatan kesehatan siswanya. Hanya satu dari dua sekolah yang mengkonfirmasi ketersediaan toilet dan kebersihan. Lebih dari 50% orang tua mempertanyakan kesediaan guru dalam mengelola implementasi pendidikan inklusif. Hanya satu dari empat guru yang menggunakan kurikulum darurat (khusus) yang direkomendasikan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Tiga dari empat guru berharap dapat mengembangkan keterampilan profesional terkait strategi, metode, dan model pembelajaran terpadu. Sekarang, ketika pemerintah kembali memulai PCM, apa yang harus dilakukan guru agar siswa menerima pembelajaran?

Mengatur sumber daya

Saat menerapkan pembelajaran campuran, penting bagi guru untuk menyiapkan bahan pelajaran. Ini adalah sebuah masalah. Untuk menghindari siswa bosan, guru harus mampu mengatur dan memilih apa yang akan digunakan secara online dan offline. Pembagian ini memastikan siswa tidak bosan dan tertantang dengan informasi yang disampaikan guru. Misalnya, menyiapkan sumber video untuk siswa yang memilih belajar online. Siswa berbicara tentang video yang mereka tonton selama kelas. Beri mereka kesempatan untuk mengungkapkan pemikiran dan kesimpulan tentang temuan mereka. Selain itu, doronglah siswa di kelas Anda untuk berpikir kritis saat mereka belajar. Hal ini dimulai dengan pengalaman, interaksi, komunikasi, dan refleksi.

Gunakan alat seperti yang dilakukan siswa

Untuk mempermudah penerapan pembelajaran campuran, guru dapat menanyakan kepada siswa alat mana yang sebaiknya mereka gunakan. Anda harus bertanya pada diri sendiri apakah itu mudah digunakan. Jika diperlukan, guru akan mensurvei kelompok inti mereka tentang penggunaan Zoom, Google Meet, atau alat lainnya. Selain aplikasi di atas, WhatsApp merupakan alat komunikasi utama yang dapat digunakan untuk berbagi informasi. Jangan lupa untuk memastikan koneksi Internet siswa Anda aman. Guru harus memahami hal ini agar siswanya dapat terlibat dalam pembelajaran campuran. Harapannya, persiapan yang baik akan membantu siswa dalam melakukan pendekatan pembelajaran yang berbeda dari sebelumnya. Guru hendaknya lebih terlibat dalam memberikan masukan dan informasi kepada orang tua ketika menerapkan pendekatan blended learning ini. Pembelajaran campuran adalah tren saat ini. Menurut Uwes Anis Chaeruman yang disebutkan dalam sevima.com, pembelajaran dapat dibagi menjadi beberapa bidang pembelajaran. Komponen pembelajaran merupakan perpanjangan dari komunikasi online sinkron dan asinkron. Komunikasi sinkron adalah studi tentang komunikasi yang terjadi melalui sistem komunikasi waktu nyata. Guru dapat berkomunikasi langsung dengan siswa selama pembelajaran berlangsung. Oleh karena itu, meskipun dilakukan secara daring, guru dapat melakukan pembelajaran virtual melalui pengajaran daring. Di sisi lain, komunikasi sinkron adalah studi tentang komunikasi yang dilakukan secara sinkron. Artinya guru membekali siswa dengan bahan-bahan untuk dijadikan bahan referensi. Anda juga dapat mempelajari materi ini dalam bentuk file PPT, PDF dan video. Sinkronisasi berarti guru dan siswa bertemu pada waktu yang bersamaan. Sebaliknya, guru dan siswa secara bersamaan tidak harus bertemu pada waktu yang sama.

Sumber: kompas.com