Nature-Based Solutions di Pegunungan: Resensi Kritis Studi PHUSICOS dan Implikasinya untuk Masa Depan

Dipublikasikan oleh Izura Ramadhani Fauziyah

04 Juli 2025, 06.51

pixabay.com

Mengapa Nature-Based Solutions (NBS) Semakin Penting?

Perubahan iklim membawa tantangan besar, terutama di wilayah pegunungan yang rentan terhadap bencana hidrometeorologi seperti banjir, longsor, dan erosi. Dalam beberapa tahun terakhir, pendekatan Nature-Based Solutions (NBS) menjadi sorotan sebagai alternatif inovatif untuk mengatasi risiko tersebut. NBS tidak hanya menawarkan perlindungan lingkungan, tetapi juga memberikan manfaat sosial dan ekonomi yang luas. Namun, bagaimana persepsi para pemangku kepentingan di daerah pegunungan terhadap NBS? Apakah mereka siap berkolaborasi dalam merancang dan mengimplementasikan solusi ini?

Artikel ini mengulas secara mendalam hasil penelitian Lupp et al. (2021) yang mengeksplorasi persepsi stakeholder terhadap NBS di kawasan pegunungan Eropa melalui studi kasus PHUSICOS. Dengan gaya bahasa yang mudah dipahami dan relevan dengan tren global, resensi ini juga membandingkan temuan PHUSICOS dengan literatur lain serta memberikan opini kritis terkait peluang dan tantangan implementasi NBS di masa depan.

Apa Itu Nature-Based Solutions (NBS)?

NBS adalah solusi yang terinspirasi dan didukung oleh alam untuk mengatasi tantangan lingkungan, sosial, dan ekonomi secara bersamaan. Contohnya meliputi restorasi sungai, reforestasi, pengelolaan lahan pertanian berkelanjutan, hingga pembangunan infrastruktur hijau. Menurut definisi Uni Eropa, NBS harus memberikan manfaat bagi keanekaragaman hayati dan mendukung berbagai layanan ekosistem.

Studi Kasus PHUSICOS: Kolaborasi di Tiga Wilayah Pegunungan Eropa

Lokasi Studi

PHUSICOS (EU H2020) memilih tiga lokasi utama sebagai demonstrator NBS di kawasan pegunungan:

  • Lembah Gudbrandsdalen, Norwegia
    Lembah sepanjang 140 km ini merupakan salah satu wilayah terpadat di Norwegia. Tantangan utama di sini adalah banjir sungai, longsor, guguran batu, dan salju yang dapat menimbulkan risiko besar bagi masyarakat. Solusi yang diterapkan berupa restorasi floodplain dan peningkatan kapasitas penyimpanan air untuk mengurangi risiko banjir.
  • Pegunungan Pyrenees (Perbatasan Prancis-Spanyol)
    Wilayah ini menghadapi risiko banjir, longsor, dan salju. Upaya NBS yang dilakukan meliputi reforestasi dan teknik terasering untuk stabilisasi lereng, yang membantu mengurangi erosi dan meningkatkan ketahanan tanah.
  • Cekungan Sungai Serchio, Italia
    Daerah ini mengalami tantangan kekeringan, banjir, risiko seismik, dan polusi air. Solusi yang diterapkan adalah revegetasi dan praktik pertanian ramah lingkungan yang bertujuan mengurangi limpasan air dan meningkatkan kualitas tanah.

Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan beberapa pendekatan utama:

  • Literature Review: Dari 727 publikasi yang ditemukan, hanya 49 yang relevan untuk analisis mendalam terkait NBS di pegunungan.
  • Wawancara Kualitatif: Melibatkan 13 stakeholder dari berbagai sektor seperti pemerintah, bisnis, akademisi, dan LSM untuk mendapatkan perspektif yang komprehensif.
  • Living Labs: Pendekatan kolaboratif yang menempatkan semua pihak dalam posisi setara untuk bersama-sama merancang dan mengimplementasikan NBS.

Temuan Utama: Persepsi, Tantangan, dan Harapan Stakeholder

Tingkat Pengetahuan dan Kesadaran

Sekitar sepertiga responden baru mengenal konsep NBS melalui proyek PHUSICOS. Sebagian besar lainnya memperoleh pengetahuan dari universitas, pelatihan institusi, dan pengalaman proyek sebelumnya. Menariknya, banyak petani dan pelaku usaha yang menganggap diri mereka sudah ahli di bidangnya, tetapi belum tentu memahami risiko bencana atau solusi NBS secara menyeluruh.

Manfaat NBS Menurut Stakeholder

Di daerah pegunungan, manfaat yang paling ditekankan oleh stakeholder adalah aspek ekonomi dan perlindungan alam. Berbeda dengan kawasan perkotaan yang sering menyoroti manfaat sosial seperti rekreasi dan kesehatan, di pegunungan fokusnya adalah pada keberlanjutan ekonomi lokal dan pengurangan risiko bencana.

Seorang perwakilan administrasi kehutanan menyatakan, “Solusi ini terbarukan, jejak karbonnya kecil, dan lebih baik untuk ekonomi lokal.” Hal ini menunjukkan bahwa NBS dipandang sebagai solusi yang tidak hanya ramah lingkungan, tetapi juga berkontribusi pada kesejahteraan masyarakat setempat.

Stakeholder juga melihat potensi untuk mengembangkan dan mereplikasi solusi yang berhasil di satu wilayah ke wilayah lain, membuka peluang untuk skala yang lebih besar.

Kekhawatiran dan Hambatan

Meskipun banyak yang optimis, terdapat beberapa kekhawatiran yang cukup signifikan:

  • Efektivitas NBS: Skeptisisme muncul terkait daya tahan dan efektivitas NBS, terutama dalam menghadapi bencana besar yang ekstrim.
  • Biaya dan Profitabilitas: Ada kekhawatiran bahwa biaya pemeliharaan NBS cukup tinggi dan nilai tambah ekonomi bagi masyarakat lokal belum jelas.
  • Kurangnya Parameter Teknis: NBS dianggap kurang terukur dan kurang dapat dibandingkan dengan solusi konvensional seperti bendungan atau tanggul.
  • Kolaborasi yang Lemah: Kurangnya komunikasi dan kerja sama lintas sektor menjadi hambatan utama dalam implementasi.

Harapan terhadap Proses Kolaboratif

Living Labs diharapkan menjadi wadah yang efektif untuk meningkatkan pengetahuan dan kesadaran para stakeholder. Melalui proses ini, mereka dapat berbagi pengalaman, belajar langsung dari implementasi lapangan, serta mengembangkan model bisnis baru yang menarik bagi petani dan pemilik lahan. Pendekatan ini juga diharapkan dapat meningkatkan kepercayaan dan penerimaan terhadap NBS.

Data dan Angka Kunci dari Studi

  • Dari 727 publikasi awal, hanya 49 yang relevan untuk analisis mendalam.
  • Sebanyak 13 stakeholder dari berbagai sektor diwawancara secara mendalam.
  • Sekitar sepertiga responden baru mengenal NBS melalui proyek PHUSICOS.
  • Fokus manfaat NBS di pegunungan adalah pada ekonomi lokal dan perlindungan alam.
  • Hambatan utama meliputi skeptisisme efektivitas, biaya, kurangnya parameter teknis, dan kolaborasi yang lemah.

Perbandingan dengan Studi Lain dan Tren Global

Urban vs Rural: Perbedaan Fokus

Studi-studi sebelumnya di kawasan perkotaan, seperti oleh Han & Kuhlicke (2019) dan Pagano et al. (2019), menyoroti manfaat sosial NBS seperti rekreasi, estetika, dan kesehatan masyarakat. Sebaliknya, studi PHUSICOS menegaskan bahwa di kawasan pegunungan, manfaat ekonomi dan perlindungan alam menjadi prioritas utama. Hal ini menunjukkan bahwa motivasi dan kebutuhan stakeholder sangat dipengaruhi oleh konteks geografis dan sosial.

Tantangan Monetisasi Manfaat NBS

Salah satu tantangan terbesar adalah bagaimana mengukur dan mengkomersialisasikan manfaat NBS. Nilai ekonomi dari jasa lingkungan yang diberikan seringkali tidak tercermin dalam harga pasar, sehingga sulit menarik investasi swasta. Kebijakan subsidi yang ada, seperti Common Agricultural Policy (CAP) di Eropa, belum sepenuhnya mendukung adopsi NBS oleh petani.

Solusi yang diusulkan meliputi pengembangan skema pembayaran jasa lingkungan, insentif fiskal, dan model bisnis inovatif yang dapat memberikan keuntungan ekonomi langsung kepada pelaku usaha.

Kolaborasi dan Living Labs: Kunci Sukses

Living Labs terbukti efektif dalam membangun kepercayaan, meningkatkan pengetahuan, dan mendorong aksi kolektif antar stakeholder. Namun, proses kolaboratif ini membutuhkan waktu, sumber daya, dan komitmen jangka panjang. Tidak semua pihak siap untuk terlibat aktif, sehingga diperlukan pendekatan yang inklusif dan fleksibel.

Opini dan Rekomendasi: Bagaimana Masa Depan NBS di Pegunungan?

Peluang

NBS memiliki potensi besar sebagai solusi masa depan untuk adaptasi perubahan iklim di kawasan pegunungan, asalkan didukung oleh bukti efektivitas dan model bisnis yang jelas. Kolaborasi lintas sektor sangat penting untuk mengatasi hambatan implementasi dan memastikan keberlanjutan solusi.

Tantangan

Skeptisisme dan kurangnya pengetahuan masih menjadi penghalang utama. Diperlukan lebih banyak studi kasus nyata dan demonstrasi keberhasilan NBS di lapangan agar kepercayaan masyarakat meningkat. Selain itu, kebijakan dan insentif ekonomi harus lebih proaktif mendukung adopsi NBS, terutama bagi petani dan pemilik lahan.

Rekomendasi Praktis

  • Edukasi dan Pelatihan: Libatkan universitas dan lembaga riset untuk menyebarkan pengetahuan tentang NBS secara luas.
  • Demonstrasi Lapangan: Adakan kunjungan dan workshop di lokasi NBS yang sudah berhasil untuk membangun kepercayaan dan pemahaman.
  • Pengembangan Indikator Kinerja: Kembangkan parameter teknis yang jelas untuk mengukur efektivitas NBS secara objektif.
  • Inovasi Model Bisnis: Dorong skema pembayaran jasa lingkungan dan insentif bagi pelaku usaha yang mengadopsi NBS agar lebih menarik secara ekonomi.

Kesimpulan: NBS, Kolaborasi, dan Masa Depan Adaptasi Iklim

Penelitian PHUSICOS menunjukkan bahwa keberhasilan implementasi NBS di kawasan pegunungan tidak hanya bergantung pada teknologi, tetapi juga pada kolaborasi, edukasi, dan inovasi model bisnis. Dengan pendekatan Living Labs, peluang untuk memperluas adopsi NBS semakin terbuka, asalkan didukung oleh komitmen bersama dan kebijakan yang berpihak pada keberlanjutan. NBS bukan hanya solusi lingkungan, tetapi juga jalan menuju masa depan yang lebih tangguh dan sejahtera bagi komunitas pegunungan.

Sumber Artikel:
Lupp, G., Huang, J.J., Zingraff-Hamed, A., Oen, A., Del Sepia, N., Martinelli, A., Lucchesi, M., Wulff Knutsen, T., Olsen, M., Fjøsne, T.F., Balaguer, E.-M., Arauzo, I., Solheim, A., Kalsnes, B., & Pauleit, S. (2021). Stakeholder Perceptions of Nature-Based Solutions and Their Collaborative Co-Design and Implementation Processes in Rural Mountain Areas—A Case Study From PHUSICOS. Frontiers in Environmental Science, 9, 678446.