Manajemen proyek dalam industri konstruksi (AEC) telah mengalami pergeseran paradigma besar berkat kehadiran Building Information Modeling (BIM). BIM bukan lagi sekadar alat visualisasi tiga dimensi, melainkan sistem informasi terintegrasi yang mampu mendorong efisiensi, kolaborasi, dan pengambilan keputusan strategis. Artikel dari Chan et al. (2018) menyajikan tinjauan literatur kritis terhadap 103 artikel yang membahas peran BIM dalam manajemen proyek, dengan cakupan tahun 2005 hingga 2017, dan berhasil mengkategorikan arah utama riset global yang membentuk fondasi pendekatan manajemen proyek berbasis BIM.
Metodologi Kajian: Struktur, Selektif, dan Bertarget
Mengikuti pendekatan sistematik yang dirancang berdasarkan metodologi review sebelumnya (Yi dan Chan, 2013), studi ini menyaring artikel dari 10 jurnal internasional terkemuka seperti Automation in Construction dan Journal of Construction Engineering and Management. Hanya artikel yang secara substansial membahas BIM dalam konteks manajemen proyek yang diikutkan, menghasilkan 103 artikel yang layak untuk ditinjau.
Tren Publikasi: Tiga Fase Evolusi Riset
- Fase awal (2005–2009): Penelitian masih jarang; rata-rata satu publikasi per tahun.
- Fase pertumbuhan (2010–2012): Publikasi mulai meningkat, rata-rata 4–5 artikel per tahun.
- Fase akselerasi (2013–2017): Frekuensi publikasi meningkat tajam, menandakan minat dan aplikasi BIM yang semakin luas di proyek konstruksi.
Lima Arah Penelitian Utama BIM dalam Manajemen Proyek
- Penerapan BIM sebagai Teknologi dalam Proyek:
- Fokus pada pengembangan modul BIM, interoperabilitas data, dan algoritma untuk optimasi proses.
- Contoh: Niu et al. (2016) mengembangkan “smart construction objects” untuk desain modular; Oraskari & Törmä (2015) membahas algoritma deteksi perubahan dalam model IFC.
- Aplikasi BIM dalam Ruang Lingkup Manajemen Proyek Spesifik:
- BIM digunakan dalam estimasi biaya, penjadwalan proyek, keselamatan kerja, dan manajemen energi.
- Lee et al. (2014) mengusulkan pendekatan berbasis ontologi untuk estimasi biaya.
- Lu et al. (2016) mengembangkan kerangka keputusan keuangan berbasis BIM 5D.
- Isu Sistem Informasi dan Antarmuka:
- Menyoroti integrasi BIM dengan sistem siber-fisik, platform kolaboratif berbasis cloud, dan teknologi seperti RFID atau VR.
- Akanmu & Anumba (2015) mendefinisikan “cyber-physical system” untuk menjembatani fisik dan digital di proyek konstruksi.
- Lingkungan Institusional dan Regulasi BIM:
- Perubahan budaya organisasi, mekanisme kolaboratif baru, serta peran regulasi nasional dalam mendorong adopsi BIM.
- Studi oleh Poirier et al. (2016) dan Kokkonen & Alin (2016) menunjukkan bagaimana proyek memerlukan transformasi struktural agar BIM berhasil diimplementasikan.
- Strategi Adopsi dan Dampak Implementasi BIM:
- Analisis manfaat dan tantangan adopsi BIM di berbagai negara.
- Studi oleh Bryde et al. (2013) mencatat bahwa BIM meningkatkan koordinasi dan mengurangi biaya.
- Rogers et al. (2015) mengeksplorasi adopsi BIM di Malaysia, menyoroti resistensi budaya sebagai penghambat utama.
Analisis Visual dan Sintesis: Peta Jalan Riset BIM-Proyek
Penulis menyusun kerangka sistematik dari awal aktivasi teknologi BIM, penerapannya pada proyek, integrasinya dengan sistem organisasi, hingga akhirnya pada evaluasi manfaat dan strategi skalabilitas. Tahapan ini dikategorikan sebagai berikut:
- Aktivasi Teknologi (Technology Enablement): menyiapkan model, objek, dan algoritma.
- Solusi Spesifik (Targeted Solutions): fokus pada area manajemen seperti biaya, waktu, mutu.
- Integrasi Sistem (System Integration): penggunaan cloud, VR, RFID, dan lainnya.
- Governance & Regulasi: menciptakan lingkungan yang kondusif.
- Evaluasi & Strategi Adopsi: belajar dari keberhasilan dan hambatan implementasi.
Studi Kasus Terkait:
- Cina: Liu et al. (2017) menunjukkan bahwa adopsi BIM meningkatkan kolaborasi lintas-disiplin.
- Australia: Forsythe et al. (2015) menyatakan bahwa BIM mengurangi asimetri informasi di proyek publik.
- Malaysia: Rogers et al. (2015) menyoroti pentingnya dukungan pemerintah dan edukasi profesional.
Kritik terhadap Literatur Saat Ini
- Studi masih bersifat fragmentaris, kurang mengembangkan pendekatan holistik.
- Kurangnya pemahaman sistem informasi sebagai komponen kunci integrasi BIM.
- Minimnya riset empiris tentang implementasi BIM di proyek sektor swasta.
- Masih terbatas penelitian yang menghubungkan BIM dengan outcome proyek (efisiensi biaya, ROI, dsb).
Rekomendasi untuk Peneliti dan Praktisi
- Bangun PMIS (Project Management Information System) berbasis BIM.
- Kembangkan model hybrid BIM dengan IoT, AI, dan teknologi lainnya.
- Dorong riset kolaboratif antar universitas, industri, dan regulator.
- Lakukan studi empiris multi-negara untuk validasi generalisasi temuan.
- Fokus pada metrik kinerja proyek dalam konteks adopsi BIM.
Kesimpulan: Membangun Masa Depan Manajemen Proyek Berbasis BIM
Tinjauan kritis ini memperlihatkan bahwa integrasi BIM ke dalam manajemen proyek bukan lagi sekadar opsi, melainkan kebutuhan strategis. Riset ke depan harus lebih berfokus pada sistemisasi penerapan, pengukuran dampak nyata, serta dukungan lingkungan regulatif dan budaya organisasi. Dengan mengadopsi pendekatan sistemik, BIM dapat menjadi tulang punggung manajemen proyek modern.
Sumber asli artikel (tanpa tautan): Chan, A. P. C., Ma, X., Yi, W., Zhou, X., & Xiong, F. (2018). Critical Review of Studies on Building Information Modeling (BIM) in Project Management. Frontiers of Engineering Management, 5(3), 394–406.