Meningkatkan Resiliensi Rantai Pasok dengan Visualisasi Interaktif: Analisis Skenario dan Optimasi Keputusan Berbasis Data

Dipublikasikan oleh Dewi Sulistiowati

21 Februari 2025, 15.33

unplash.com

Pendahuluan

Dalam era globalisasi, rantai pasok menghadapi tantangan besar akibat disrupsi seperti pandemi, bencana alam, dan konflik geopolitik. Gangguan ini menyebabkan keterlambatan pengiriman, peningkatan biaya, dan bahkan kegagalan operasional. Paper ini mengusulkan solusi berbasis visualisasi interaktif untuk meningkatkan resiliensi rantai pasok, membantu manajemen mengambil keputusan berbasis data secara cepat dan akurat.

Konsep Visualisasi Interaktif dalam Rantai Pasok

Penelitian ini berfokus pada penggunaan visualisasi interaktif dalam pengambilan keputusan rantai pasok. Model yang dikembangkan terdiri dari:

  1. Model Optimasi Backend – Menggunakan Mixed-Integer Linear Programming (MILP) untuk mencari solusi dengan biaya minimal.
  2. Antarmuka Pengguna (UI) – Memungkinkan manajer membuat skenario gangguan, seperti perubahan permintaan, penutupan jalur transportasi, atau pergantian pemasok.
  3. Konektivitas Data – Sistem berbasis JSON yang menghubungkan model optimasi dengan UI, memungkinkan analisis skenario secara real-time.

Metodologi & Studi Kasus

Paper ini menguji efektivitas visualisasi interaktif dalam dua skenario utama menggunakan data dari perusahaan manufaktur multinasional:

1. Skenario Gangguan Jaringan Transportasi

  • Studi kasus: Penutupan Bandara Atlanta
    • Model menunjukkan bahwa jika bandara utama ditutup, perusahaan harus mengalihkan rute melalui Chicago.
    • Dampak finansial: Biaya transportasi meningkat 5% (dari $4,43 juta menjadi $4,66 juta per tahun).
    • Pelajaran utama: Keberadaan alternatif jalur transportasi dapat mengurangi dampak gangguan dan menekan biaya tambahan.
  • Skenario terburuk: Penutupan beberapa bandara utama
    • Jika seluruh bandara di wilayah pusat logistik ditutup, maka pengiriman harus dialihkan ke Seattle.
    • Dampak finansial: Biaya transportasi melonjak 26% (dari $4,43 juta menjadi $5,60 juta per tahun).
    • Pelajaran utama: Ketergantungan pada satu jalur transportasi bisa menyebabkan lonjakan biaya operasional yang signifikan.

2. Skenario Penggunaan Mode Transportasi Alternatif

  • Studi kasus: Menambahkan jalur transportasi laut ke Shanghai & Taipei
    • Sebelumnya, perusahaan hanya menggunakan pengiriman udara untuk distribusi produk.
    • Dengan menambahkan pengiriman laut, biaya transportasi turun 76% (dari $4,12 juta menjadi $0,99 juta per tahun).
    • Pelajaran utama: Diversifikasi moda transportasi dapat menghemat biaya operasional secara drastis.

Tantangan Implementasi Visualisasi Rantai Pasok

  1. Kompleksitas Data – Perusahaan harus mengintegrasikan data dari berbagai sumber untuk mendapatkan visualisasi yang akurat.
  2. Adopsi Teknologi76% eksekutif menyatakan bahwa kurangnya investasi dalam digitalisasi menghambat resiliensi rantai pasok (Deloitte, 2020).
  3. Keputusan Berbasis DataHanya 30% perusahaan yang menerapkan analisis berbasis data dalam pengelolaan rantai pasok.

Kesimpulan & Rekomendasi

Penelitian ini menunjukkan bahwa visualisasi interaktif dapat meningkatkan resiliensi rantai pasok dengan memungkinkan analisis skenario secara cepat dan akurat. Tiga rekomendasi utama bagi perusahaan adalah:
Diversifikasi jalur transportasi untuk menghindari ketergantungan pada satu mode.
Gunakan model visualisasi interaktif untuk memetakan gangguan potensial sebelum terjadi.
Optimalkan pengambilan keputusan berbasis data dengan mengadopsi AI dan machine learning dalam perencanaan rantai pasok.

Sumber Artikel:

Tripathi, Prabhakar (2021). Building Resilient Supply Chain using Interactive Visualization. Massachusetts Institute of Technology, Master of Science in Engineering & Management Thesis.