Mengurai Simpul Kendala Inovasi: Analisis Penerapan Teknologi Terbatas dalam Proyek Jalan di Indonesia

Dipublikasikan oleh Wafa Nailul Izza

05 Mei 2025, 10.45

Pexels.com

Pendahuluan: Mengapa Inovasi di Proyek Jalan Masih Tertahan?

 

Indonesia telah melangkah cepat dalam pembangunan infrastruktur, namun realitas di lapangan menunjukkan bahwa inovasi teknologi belum sepenuhnya teradopsi secara optimal dalam sektor ini. Salah satu inisiatif penting untuk mempercepat transfer teknologi adalah penerapan pilot project—proyek percontohan berskala terbatas yang dimaksudkan sebagai uji coba dan validasi teknologi baru sebelum diadopsi secara luas.

 

Namun, pelaksanaan pilot project tidak selalu berjalan mulus. Penelitian Kiki Mohammad Iqbal (2020) mengangkat fenomena ini secara komprehensif, dengan membedah faktor-faktor kendala yang saling terkait dan mempengaruhi keberhasilan alih teknologi melalui penyedia jasa. Melalui pendekatan Interpretive Structural Modeling (ISM), tesis ini menawarkan peta struktural keterkaitan antar kendala, sebagai dasar pengambilan keputusan strategis di sektor jalan.

 

Konteks Riset: Dari Strategi Alih Teknologi ke Realita Pelaksanaan

 

Pusat Litbang Jalan dan Jembatan (Pusjatan) sebagai garda depan inovasi jalan nasional mencatat bahwa dalam periode 2016–2019, anggaran pilot project menyumbang hingga 80% dari total alokasi belanja litbang yang dieksekusi secara kontraktual. Namun demikian, hanya 9 dari 11 target teknologi yang berhasil diterapkan pada 2017. Kegagalan ini tidak semata karena faktor teknis, tapi karena dinamika kompleks antara para pemangku kepentingan, utamanya penyedia jasa yang belum siap menerima teknologi baru.

 

Metode Penelitian: Interpretive Structural Modeling (ISM)

 

Penelitian ini mengadopsi metode Interpretive Structural Modeling (ISM) yang bertujuan menyusun hierarki antar kendala. ISM menekankan pada driver power (faktor yang paling memengaruhi) dan dependence (faktor yang paling dipengaruhi). Dengan menggunakan wawancara semi-terstruktur dan kuesioner terhadap praktisi, model struktural ini menghasilkan peta keterkaitan untuk mengidentifikasi prioritas penyelesaian masalah.

 

Hasil Kunci: Faktor-Faktor Kendala yang Saling Mengikat

 

1. Kendala Paling Memengaruhi (High Driver Power)

Kemampuan Keuangan Kontraktor: Banyak penyedia jasa yang tidak memiliki cukup modal untuk menjalankan proyek teknologi baru yang memerlukan alat atau metode kerja khusus.

Sistem Lelang Berdasarkan Harga Terendah: Kebijakan ini seringkali menyebabkan pemenang proyek tidak memiliki kapasitas teknologi yang memadai.

 

Analisis tambahan: Dua faktor ini menunjukkan adanya celah besar antara kebijakan pengadaan dan kesiapan teknis di lapangan. Sistem lelang berbiaya rendah memang efisien secara anggaran, namun bisa menjadi jebakan bagi inovasi.

 

2. Kendala Paling Dipengaruhi (High Dependence)

Kualitas Penjadwalan Proyek: Ini menjadi indikator yang sangat bergantung pada faktor-faktor lain, seperti kapabilitas manajemen kontraktor dan koordinasi dengan pemilik proyek.

 

3. Keterkaitan Hierarki Faktor

Dengan ISM, faktor-faktor ini tidak berdiri sendiri, tetapi saling terhubung. Misalnya, kurangnya pelatihan terhadap teknologi baru memengaruhi kesalahan metode kerja, yang kemudian menyebabkan mutu hasil konstruksi tidak sesuai spesifikasi.

 

Studi Kasus & Data: Kinerja Pilot Project Pusjatan (2016–2019)

 

Tahun 2018 menjadi titik nadir dengan nihilnya realisasi melalui penyedia jasa, memperlihatkan bahwa penyedia swakelola (biasanya instansi pemerintah) lebih siap mengadopsi inovasi daripada sektor kontraktor swasta.

 

 

Kritik terhadap Penelitian Sebelumnya

 

Penelitian terdahulu (Hendrawan, 2018) menggunakan metode pemeringkatan bobot faktor untuk mengidentifikasi kendala utama. Namun, pendekatan tersebut gagal mengungkap keterkaitan antar faktor. Artinya, faktor dengan bobot tinggi belum tentu menjadi pemicu utama kegagalan implementasi jika tidak dipertimbangkan dalam konteks sistemik.

 

Tesis Kiki memberikan lompatan signifikan dengan menawarkan pemodelan hierarki kendala yang lebih realistis, berbasis pada interaksi dinamis antar elemen dalam sistem proyek.

 

Usulan Solusi dan Rekomendasi Praktis

 

Penelitian ini memberikan insight bagi pembuat kebijakan dan pelaksana proyek, di antaranya:

  • Revisi sistem lelang: Dari sekadar harga terendah menjadi berbasis value for money dan kompetensi teknis.
  • Pelatihan dan literasi teknologi: Khususnya bagi kontraktor lokal dan penyedia jasa kecil agar mampu memahami dan menerapkan teknologi baru.
  • Manajemen risiko kolaboratif: Pelibatan penyedia jasa sejak awal tahap perencanaan agar kendala teknis bisa diidentifikasi dini.
  • Evaluasi pascaproyek secara sistematis: Untuk mengukur dampak jangka panjang dari adopsi teknologi terbatas.

 

Implikasi Strategis dan Opini Penulis

 

Tesis ini sangat relevan di tengah gencarnya pembangunan infrastruktur nasional. Ketika target akselerasi jalan tol, jembatan, dan jalan nasional terus dikejar, inovasi teknologi justru sering dikorbankan karena terbentur pada realitas lapangan.

 

Penulis menilai bahwa pilot project semestinya bukan hanya uji coba teknologi, tetapi juga menjadi laboratorium kebijakan di mana kelemahan dalam rantai pengadaan, manajemen proyek, hingga kapasitas SDM dapat diuji dan diperbaiki. Penelitian ini membuka peluang untuk mengubah pendekatan inovasi menjadi lebih sistemik dan berjangka panjang.

 

Keterbatasan dan Saran Penelitian Lanjutan

 

Meski cukup komprehensif, tesis ini memiliki keterbatasan:

  • Data hanya diambil dari internal Pusjatan, belum melibatkan proyek pilot di luar lingkup instansi tersebut.
  • Tidak membahas faktor eksternal seperti tekanan politik, resistensi budaya organisasi, atau integritas dalam lelang.

Penelitian lanjutan bisa memperluas lingkup dengan pendekatan kuantitatif dan keterlibatan lebih luas dari pelaku proyek jalan di sektor swasta, LSM, hingga pengguna jalan.

 

Kesimpulan: Menyusun Ulang Strategi Inovasi Jalan Nasional

 

Tesis ini menyajikan pemetaan faktor kendala penerapan teknologi terbatas secara struktural dan sistemik. Temuannya bukan hanya penting bagi Pusjatan, tetapi juga relevan untuk seluruh aktor dalam proyek infrastruktur nasional. Dengan mengidentifikasi faktor kunci penghambat dan pola keterkaitan antar kendala, pembuat kebijakan dan pelaksana proyek kini memiliki alat bantu analitis yang lebih tepat sasaran dalam mengelola risiko dan memfasilitasi alih teknologi.

 

 

Sumber

 

Kiki Mohammad Iqbal. (2020). Pemodelan Keterkaitan Antar Faktor Kendala Penerapan Teknologi Terbatas (Pilot Project) Bidang Jalan Melalui Penyedia Jasa. Universitas Katolik Parahyangan.