Mengungkap Misteri Bentuk Bumi: Dari Teori Homer hingga Pengukuran Eratosthenes

Dipublikasikan oleh Farrel Hanif Fathurahman

22 April 2024, 07.00

Peta cetakan dari abad ke-15 yang menggambarkan deskripsi Ptolemeus tentang Ekumene

Bentuk Bumi telah menjadi misteri yang menggoda rasa ingin tahu manusia selama berabad-abad. Meskipun tulisan tertua tentang Bumi bulat berasal dari sumber-sumber Yunani kuno, proses penemuan bentuk sferisitas planet kita masih diselimuti misteri. Sebuah penjelasan yang masuk akal oleh sejarawan Otto E. Neugebauer menyatakan bahwa pengalaman para pelaut mungkin menjadi pemicu utama, terutama mereka yang menjelajahi wilayah sekitar Laut Tengah Timur.

Selain pengaruh para pelaut, Fenisia juga turut ambil bagian dalam misteri ini. Keliling pertama Afrika, yang dilakukan oleh penjelajah Fenisia untuk Firaun Mesir Necho II pada sekitar 610–595 SM, menciptakan pertanyaan-pertanyaan menarik tentang perubahan bintang circumpolar dan perubahan ketinggian kutub. Sejarawan Dmitri Panchenko bahkan menyatakan bahwa teori Bumi bulat mungkin muncul dari peristiwa keliling Afrika oleh orang Fenisia.

Namun, tidak ada bukti pasti yang menunjukkan sejauh mana pemahaman mereka tentang geografi dan navigasi. Oleh karena itu, kita tidak memiliki bukti bahwa mereka benar-benar memahami Bumi sebagai objek berbentuk bola.

Pandangan dan teori tentang bentuk Bumi bervariasi dari disk datar yang diadvokasi oleh Homer hingga tubuh bola yang diduga diajukan oleh Pythagoras. Beberapa filsuf Yunani awal bahkan meyakini bahwa Bumi berbentuk persegi panjang. Namun, Pythagoras dan beberapa filsuf lainnya mulai mencetuskan ide bahwa Bumi berbentuk bola, meskipun kebenaran klaim ini masih dalam perdebatan.

Kontribusi besar datang dari Aristoteles, murid utama Plato, yang memberikan argumen kuat dan observasi fisik untuk mendukung gagasan Bumi berbentuk bola. Ia mengamati bahwa ada bintang-bintang yang terlihat di Mesir dan Siprus yang tidak terlihat di daerah utara, sebuah fenomena yang hanya dapat terjadi jika permukaan adalah melengkung.

Plato, setelah belajar matematika Pythagoras, juga mengajarkan bahwa Bumi adalah bola ketika ia mendirikan sekolahnya di Athena. Ia membayangkan Bumi sebagai objek bulat di pusat langit, tanpa alasan yang jelas untuk keyakinan ini.

Tokoh-tokoh seperti Archimedes, Eratosthenes, dan Seleucus of Seleucia juga terlibat dalam perjalanan manusia untuk mengukur bentuk Bumi. Metode pengukuran Eratosthenes, yang melibatkan matahari dan perhitungan trigonometri, menjadi terkenal karena keakuratannya yang luar biasa.

Meskipun upaya-upaya ini memberikan pemahaman awal tentang bentuk Bumi, artikel ini mencatat bahwa pandangan ukuran Bumi bervariasi di kemudian hari, terutama dalam karya Claudius Ptolemy. Meskipun demikian, kontribusi-kontribusi ini menciptakan dasar pengetahuan manusia tentang Bumi, membuka jalan bagi pengembangan ilmu pengetahuan dan penemuan-penemuan hebat di masa depan.

Disadur dari:

https://en.wikipedia.org