Limbah
Limbah adalah bahan yang tidak diinginkan atau tidak berguna setelah digunakan. Ini bisa berupa zat-zat yang dibuang setelah penggunaan pertama, atau barang yang rusak, tidak berguna, atau tidak memiliki nilai. Di sisi lain, produk sampingan adalah produk yang nilainya relatif kecil. Limbah bisa berubah menjadi produk sampingan, produk baru, atau bahkan menjadi sumber daya jika kita menemukan cara untuk membuat nilainya lebih tinggi daripada sebelumnya.
Contohnya adalah sampah dari kota (seperti sampah rumah tangga), limbah berbahaya (seperti bahan kimia berbahaya), air limbah (misalnya limbah dari tubuh manusia dan air hujan yang terkontaminasi), limbah radioaktif, dan lain sebagainya.
Definisi
Istilah "sampah" memiliki arti yang bervariasi tergantung dari perspektif orang yang melihatnya; apa yang dianggap sebagai sampah bagi satu orang bisa menjadi sumber daya bagi orang lain. Meskipun sampah itu sendiri adalah benda fisik, proses pembuatannya melibatkan aspek fisik dan psikologis.
Beberapa definisi resmi dari berbagai lembaga adalah sebagai berikut:
1. Menurut Konvensi Basel tahun 1989 yang diselenggarakan oleh Program Lingkungan Perserikatan Bangsa-Bangsa, limbah didefinisikan sebagai bahan atau barang yang dibuang, dimaksudkan untuk dibuang, atau diwajibkan untuk dibuang sesuai dengan hukum nasional.
2. Divisi Statistik PBB, melalui Glosarium Statistik Lingkungan UNSD, menjelaskan limbah sebagai bahan yang bukan merupakan produk utama dan tidak lagi dapat digunakan untuk produksi, transformasi, atau keperluan konsumsi sendiri. Limbah dapat dihasilkan dari berbagai kegiatan, mulai dari ekstraksi bahan mentah hingga aktivitas manusia lainnya. Namun, residu yang didaur ulang atau digunakan kembali di tempat asalnya tidak termasuk dalam definisi limbah.
3. Uni Eropa, berdasarkan Petunjuk Kerangka Kerja Limbah 2008/98/EC, mendefinisikan sampah sebagai barang yang dibuang, diinginkan untuk dibuang, atau diwajibkan untuk dibuang oleh pemiliknya.
Definisi-definisi ini memberikan kerangka kerja yang berbeda untuk memahami konsep limbah, yang memiliki implikasi dalam pengelolaan dan penanganannya sesuai dengan aturan dan regulasi yang berlaku.
Jenis limbah
Sampah kota, menurut Organisasi untuk Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi (OECD), merupakan limbah padat yang dikumpulkan dan diolah oleh kota. Jenis limbah ini meliputi limbah rumah tangga, limbah komersial, dan limbah dari pembongkaran atau konstruksi. Pada tahun 2018, Badan Perlindungan Lingkungan mencatat bahwa sekitar 292,4 ton sampah kota dihasilkan, setara dengan sekitar 4,9 pon per hari per orang. Dari jumlah tersebut, sekitar 69 juta ton didaur ulang, dan 25 juta ton dikomposkan.
Sampah rumah tangga, yang sering disebut sebagai sampah, mencakup berbagai barang yang dibuang setiap hari dari rumah tangga. Ini termasuk kemasan produk, sisa makanan, pakaian, peralatan, cat, dan baterai. Mayoritas sampah ini berakhir di tempat pembuangan sampah di seluruh dunia. Di Amerika Serikat, limbah tekstil mencapai 11,3 juta ton, dan rata-rata orang Amerika membuang 81,5 pon pakaian setiap tahunnya. Seiring dengan meningkatnya belanja online, kemasan seperti karton dan bungkus gelembung juga berakhir di tempat pembuangan sampah. EPA memperkirakan sekitar 10,1 juta ton kemasan plastik dan 940.000 pon karton berakhir di tempat pembuangan sampah setiap tahunnya.
Sampah komersial mirip dengan sampah rumah tangga, tetapi berasal dari tempat usaha atau hunian komersial seperti restoran, toko ritel, atau pabrik. Biasanya, sampah ini berisi sisa makanan, karton, kertas, dan bahan kemasan lainnya. Secara umum, sampah komersial menghasilkan lebih banyak limbah daripada sampah rumah tangga.
Limbah konstruksi dan pembongkaran, menurut EPA, adalah jenis sampah yang tidak termasuk dalam sampah kota. Ini mencakup barang-barang seperti baja, kayu, dan beton. Pada tahun 2018, EPA memperkirakan AS menghasilkan sekitar 600 juta ton limbah konstruksi dan pembongkaran. Sebagian besar limbah ini dimaksudkan untuk digunakan kembali atau dikirim ke tempat pembuangan sampah.
Limbah berbahaya, menurut EPA, adalah limbah dengan sifat yang dapat menimbulkan dampak berbahaya terhadap kesehatan manusia atau lingkungan. Limbah ini termasuk limbah radioaktif, bahan peledak, dan limbah elektronik. EPA memiliki wewenang untuk mengendalikan limbah berbahaya selama seluruh siklus hidupnya, mulai dari produksi hingga pembuangan.
Sampah radioaktif
Limbah radioaktif, yang sering disebut limbah nuklir, timbul dari berbagai kegiatan industri seperti pembangkit listrik tenaga nuklir, reaktor nuklir, rumah sakit, pusat penelitian, dan fasilitas pertambangan. Segala kegiatan yang melibatkan bahan radioaktif dapat menghasilkan limbah ini. Limbah radioaktif ini melepaskan partikel radioaktif yang, jika tidak dikelola dengan benar, bisa menimbulkan bahaya bagi lingkungan dan kesehatan manusia. Penting untuk memahami protokol yang diperlukan dan mengikuti tindakan pencegahan yang tepat saat menangani limbah radioaktif. Kegagalan dalam penanganan dan daur ulang limbah ini bisa berujung pada konsekuensi bencana dan merusak ekosistem di area tersebut dalam jangka waktu yang panjang.
Limbah radioaktif diawasi dan diatur oleh berbagai badan pemerintah seperti Komisi Pengawasan Nuklir (NRC), Departemen Energi (DOE), Badan Perlindungan Lingkungan (EPA), Departemen Transportasi (DOT), dan Departemen Dalam Negeri (DOI). Setiap badan memiliki peran kunci dalam penciptaan, penanganan, dan pembuangan limbah radioaktif dengan benar.
Badan Perlindungan Lingkungan (EPA) mengembangkan standar lingkungan dan panduan federal untuk melindungi lingkungan dari radiasi di luar lokasi yang disebabkan oleh pembuangan bahan bakar nuklir bekas dan limbah radioaktif tingkat tinggi dan transuranium. Departemen Transportasi (DOT) mengatur pengemasan dan pengangkutan semua bahan berbahaya, termasuk limbah radioaktif. Departemen Dalam Negeri (DOI), melalui Survei Geologi AS, melakukan penyelidikan geologi untuk mendukung program pembuangan limbah DOE dan bekerja sama dengan DOE dalam kegiatan teknis ilmu bumi.
Di Amerika Serikat, ada lima jenis limbah radioaktif yang saat ini diidentifikasi. Pertama, Limbah Tingkat Tinggi, yang berasal dari proses reaktor nuklir atau pengolahan ulang bahan bakar nuklir bekas. Limbah ini memiliki tingkat radioaktivitas yang sangat tinggi.Kedua, Limbah Transuranik, yang merupakan hasil buatan manusia dengan nomor atom 92 atau lebih tinggi, seperti plutonium dan amerisium.Ketiga, Tailings pabrik uranium atau thorium, yang merupakan sisa dari kegiatan penambangan atau penggilingan bijih uranium atau thorium.Keempat, Limbah Tingkat Rendah, yang terdiri dari limbah terkontaminasi radioaktif dari berbagai proses industri atau penelitian, seperti kertas, pakaian pelindung, tas, dan karton.Terakhir, Bahan Radioaktif Alami yang Ditingkatkan secara Teknologi (TENORM), yang dihasilkan dari aktivitas manusia seperti pertambangan, pengeboran minyak dan gas, dan pengolahan air di mana bahan radioaktif alami menjadi terkonsentrasi.
Limbah berbahaya yang energik
Menurut definisi EPA, limbah energik berbahaya adalah jenis limbah yang memiliki potensi untuk meledak dan menghasilkan propelan militer yang tidak dapat dibuang secara aman melalui metode pengolahan lainnya. Ini mencakup barang-barang seperti amunisi, kembang api, suar, roket hobi, dan propelan mobil.
Limbah elektronik
Sampah elektronik, yang sering disebut sebagai "E-Waste" atau "E-Scrap", sering kali dibuang atau dikirim ke tempat pembuangan sampah. E-Waste sering kali akhirnya berakhir di lokasi pembuangan sampah di berbagai negara di seluruh dunia. Menurut perkiraan EPA pada tahun 2009, sekitar 2,37 juta ton perangkat elektronik seperti televisi, komputer, telepon seluler, printer, pemindai, dan mesin faks dibuang oleh konsumen di Amerika Serikat. Hanya sekitar 25% dari perangkat tersebut yang didaur ulang; sementara sisanya berakhir di tempat pembuangan sampah di seluruh Amerika.
E-Waste mengandung banyak elemen yang dapat didaur ulang atau digunakan kembali. Biasanya, perangkat elektronik ini dilengkapi dengan wadah plastik atau logam ringan. Contoh barang elektronik yang umum mencakup papan sirkuit komputer, kabel, kapasitor, dan komponen motor kecil lainnya. Dari bahan-bahan tersebut, komponen internalnya mengandung berbagai logam seperti besi, emas, paladium, platinum, dan tembaga, yang semuanya diekstraksi dari sumber daya bumi. Proses penambangan logam-logam ini memerlukan energi dan menghasilkan emisi gas rumah kaca ke atmosfer. Dengan mendaur ulang atau memperbarui peralatan elektronik ini, kita dapat mengurangi emisi gas rumah kaca yang dihasilkan selama proses penambangan serta mengurangi pemanfaatan sumber daya alam, sehingga kita dapat memastikan bahwa sumber daya ini tetap tersedia untuk generasi mendatang.
Pelaporan
Ada beberapa tantangan terkait pelaporan sampah. Biasanya, pengukuran sampah didasarkan pada ukuran atau beratnya, dan perbedaan signifikan dapat terjadi di antara keduanya. Sebagai contoh, sampah organik cenderung lebih berat saat basah, sementara botol plastik atau kaca yang memiliki ukuran yang sama bisa memiliki berat yang berbeda. Dalam konteks global, pelaporan sampah menjadi sulit karena setiap negara memiliki definisi dan kategori sampah yang berbeda, serta metode pelaporan yang beragam. Meskipun ada ketidaksesuaian data, laporan mengenai limbah tetap berharga dalam skala kecil maupun besar untuk mengidentifikasi penyebab dan lokasi utama limbah, serta untuk mengembangkan strategi pencegahan, minimisasi, pemulihan, pengelolaan, dan pembuangan limbah yang efektif.
Disadur dari: https://en.wikipedia.org/wiki/Waste