Industri konstruksi Sri Lanka seperti banyak negara berkembang lainnya mengalami stagnasi produktivitas karena fragmentasi proyek, rendahnya efisiensi, dan tingginya sengketa antar pemangku kepentingan. Metode pengadaan konvensional seperti design-bid-build dan design and build masih dominan, tetapi sering menghasilkan:
- Konflik kontrak
- Biaya yang membengkak
- Rendahnya keterlibatan kolaboratif
- Kualitas pekerjaan yang kurang optimal
Latar belakang inilah yang memicu pengembangan pendekatan baru berbasis Integrated Project Delivery (IPD)—yang kemudian ditingkatkan lagi dengan prinsip-prinsip Lean Construction, menghasilkan sistem yang disebut Lean Integrated Project Delivery (LIPD).
Apa Itu LIPD? Sintesis Lean + IPD
LIPD adalah kombinasi dari dua pendekatan:
- IPD: Mempromosikan kolaborasi menyeluruh antar stakeholder melalui kontrak bersama dan tujuan proyek yang disepakati.
- Lean: Fokus pada pengurangan pemborosan (waktu, biaya, material) dan peningkatan nilai bagi klien.
LIPD menjanjikan hasil proyek yang:
- Lebih cepat selesai
- Lebih murah
- Lebih sedikit pemborosan
- Lebih tinggi kualitas dan kepuasan stakeholder
Namun, meskipun secara teori sangat menjanjikan, penerapan LIPD di Sri Lanka masih dalam tahap embrionik.
Studi Kasus: Perspektif 15 Ahli Konstruksi Sri Lanka
Penelitian ini menggunakan wawancara semi-terstruktur dengan 15 profesional industri konstruksi Sri Lanka, termasuk dosen, kontraktor, konsultan, dan manajer proyek. Mayoritas responden memiliki pengalaman lebih dari 20 tahun dan memahami konsep lean dan IPD.
Hasil Temuan:
- Semua responden sepakat bahwa sistem pengadaan konvensional sudah tidak memadai.
- Mayoritas menyatakan kesadaran terhadap konsep Lean dan IPD, namun implementasi praktisnya masih sangat rendah.
- Beberapa responden menyatakan bahwa penerapan LIPD dapat menarik investor asing dan menstabilkan arus kas proyek—dua hal krusial di tengah krisis ekonomi Sri Lanka.
Manfaat LIPD: Temuan Data dan Studi Nyata
Penelitian ini menemukan sejumlah manfaat nyata LIPD, antara lain:
- Efisiensi waktu dan biaya: Proyek diselesaikan lebih cepat dan lebih hemat.
- Kualitas pekerjaan meningkat: Karena perencanaan terintegrasi dan kolaboratif.
- Konstruktabilitas tinggi: Desain yang disepakati bersama lebih mudah dieksekusi di lapangan.
- Kepuasan klien dan tim meningkat: Komunikasi terbuka dan partisipasi sejak awal.
- Daya tarik investor meningkat: Model kolaboratif dinilai lebih kredibel dan stabil.
Hambatan Implementasi LIPD: Perspektif Teoritis dan Praktik
Hambatan Organisasi:
- Manajerial:
- Resistensi terhadap perubahan
- Minimnya perencanaan sumber daya
- Kurangnya keterampilan negosiasi
- Finansial:
- Investasi awal tinggi
- Risiko fluktuasi mata uang
- Kontraktual:
- Kurangnya format kontrak IPD di Sri Lanka
- Rendahnya kepercayaan antar pihak
- Pendidikan dan Pengetahuan:
- Minim pelatihan tentang Lean dan IPD
- Kurangnya pemahaman proses konstruksi lintas disiplin
- Teknologi:
- Kurangnya keterampilan digital
- Biaya tinggi perangkat lunak dan peralatan BIM
Hambatan Eksternal:
- Budaya kerja individualistis
- Ketiadaan dukungan hukum dan kebijakan dari pemerintah
- Ketidakpastian ekonomi dan politik
Strategi Implementasi LIPD: Solusi Nyata dari Praktisi
Penulis menawarkan serangkaian strategi praktis berdasarkan wawancara dan studi pustaka:
- Peningkatan kesadaran melalui pelatihan dan workshop
- Dukungan ahli IT dan manajemen perubahan
- Struktur tim proyek yang kolaboratif dan lintas fungsi
- Reformasi regulasi kontrak pemerintah (terutama NPA guidelines)
- Motivasi profesional dan pemberdayaan stakeholder
- Penggunaan teknologi prefabrikasi dan otomasi konstruksi
Strategi ini tidak hanya mengatasi hambatan internal, tapi juga mendorong transformasi industri ke arah yang lebih adaptif dan inovatif.
Framework LIPD: Panduan Terstruktur untuk Implementasi
Penelitian ini menghasilkan framework implementasi LIPD yang mencakup lima tahap utama:
- Project Definition:
- Penjabaran kebutuhan dan nilai pemilik proyek
- Analisis risiko dan kelayakan
- Lean Design:
- Desain kolaboratif oleh semua stakeholder
- Penggunaan teknologi untuk minimisasi iterasi desain
- Lean Supply:
- Rekayasa detail dan logistik bahan yang efisien
- Lean Assembly:
- Instalasi onsite yang terkoordinasi dan fleksibel
- Lean Usage:
- Pemeliharaan, manajemen fasilitas, dan dekomisioning
Setiap tahap disesuaikan dengan strategi mitigasi hambatan yang spesifik dan relevan dengan kondisi lokal di Sri Lanka.
Kesimpulan: Relevansi Global dari Studi Kontekstual Sri Lanka
Artikel ini menyumbangkan kontribusi besar dalam kajian pengadaan proyek konstruksi dengan:
- Menjadi studi pertama yang mengembangkan kerangka kerja LIPD khusus untuk negara berkembang seperti Sri Lanka.
- Memberikan arahan praktis berbasis data nyata dan pengalaman lapangan.
- Menawarkan kerangka replikasi untuk negara dengan tantangan serupa (fragmentasi, ekonomi tidak stabil, budaya kerja hierarkis).
Dalam era pasca-pandemi dan disrupsi digital, penerapan LIPD bukan lagi sekadar pilihan inovatif, tapi sebuah kebutuhan mendesak untuk kelangsungan dan keberhasilan industri konstruksi.
Referensi Artikel Asli (tanpa hyperlink):
Judul: Lean Integrated Project Delivery for Construction Procurement: The Case of Sri Lanka
Penulis: Nadeesha Hettiaarachchige, Akila Rathnasinghe, KATO Ranadewa, Niraj Thurairajah
Jurnal: Buildings, Volume 12, 2022
DOI: 10.3390/buildings12050524