Membangun Jembatan: Meningkatkan Hubungan Investasi Uni Eropa-Indonesia dan Menjalin Masa Depan yang Berkelanjutan

Dipublikasikan oleh Nurul Aeni Azizah Sari

08 Juni 2024, 08.56

Sumber: ariseplus-indonesia.org

Dari tanggal 20 Mei hingga 3 Juni, delegasi Indonesia yang terdiri dari pejabat senior dari kementerian penanaman modal/BKPM dan Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/BAPPENAS melakukan kunjungan belajar dan membangun jaringan selama dua minggu di Eropa. Misi yang difasilitasi oleh ARISE+ Indonesia ini dipimpin oleh Deputi Bidang Promosi Penanaman Modal, BKPM, Bapak Nurul Ichwan. Delegasi ini bertemu dengan perwakilan dari Komisi Eropa, berbagai lembaga keuangan, perusahaan teknologi tinggi perintis dan ekosistem sektoral terkemuka di dunia. 

Agenda tersebut mencakup diskusi mengenai inisiatif dan instrumen pembiayaan unggulan baru Uni Eropa, Global Gateway dan Dana Eropa untuk Pembangunan Berkelanjutan Plus (EFSD+) serta pertukaran wawasan mengenai kota pintar, mobilitas perkotaan, energi terbarukan, perawatan kesehatan, agribisnis, dan ekonomi hijau.

Inisiatif ini merupakan bagian dari komitmen ARISE+ Indonesia untuk mendukung BKPM dalam mengembangkan Rencana Daya Tarik Investasi Uni Eropa-Indonesia. Rencana ini sangat penting dalam mewujudkan agenda dan target investasi Indonesia, sehingga berkontribusi pada visi bangsa yang lebih luas.

Setelah misi ini berhasil, kami diberi kesempatan untuk terlibat dalam diskusi yang bermanfaat dengan Bapak Nurul Ichwan. Kami mengeksplorasi wawasan utama yang diperoleh dari misi studi dan mendiskusikan strategi potensial untuk membina kemitraan yang bermanfaat antara Indonesia dan Uni Eropa (UE) untuk meningkatkan Penanaman Modal Asing (PMA) di Indonesia.

Berikut ini adalah kutipan dari wawancara yang mencerahkan tersebut.

T: Dapatkah Anda memberikan gambaran umum mengenai arah kebijakan investasi Indonesia untuk periode 2020-2024 dan 2025-2029? Apa saja tujuan dan prioritas utama yang diuraikan dalam kebijakan-kebijakan tersebut?

NI: Arah kebijakan investasi Indonesia untuk periode 2020-2024 dan 2025-2029 sejalan dengan tujuan ambisius untuk menjadi negara maju dengan PDB terbesar kelima di dunia pada tahun 2045. Untuk mencapai visi tersebut, pemerintah telah meluncurkan agenda transformasi ekonomi yang menekankan pada kebijakan yang berkelanjutan dan penciptaan iklim yang ramah investasi. Hal ini menjadi pilar utama dan kekuatan pendorong pemulihan ekonomi pasca pandemi.

Selama periode 2020-2024, Indonesia telah menetapkan target Penanaman Modal Asing (PMA) sebesar Rp 4.983,2 triliun, yang mewakili peningkatan sebesar 47,3% dibandingkan dengan lima tahun sebelumnya. Tahun ini, di bawah arahan Presiden kita, kita telah menetapkan target investasi yang ambisius sebesar Rp1.400 triliun, yang menandakan komitmen kita yang tak tergoyahkan terhadap pertumbuhan dan pembangunan. Untuk mencapai target investasi tersebut, diperlukan upaya yang luar biasa dan arah kebijakan investasi yang jelas, sehingga memungkinkan kita untuk membuka peluang-peluang baru dan memajukan bangsa kita.

Untuk mengarahkan transformasi ekonomi Indonesia, enam strategi penting telah diidentifikasi. Strategi ini mencakup mempromosikan ekonomi hijau dan rendah karbon, meningkatkan produktivitas ekonomi, merangkul transformasi digital, mendorong integrasi ekonomi domestik, memprioritaskan pengembangan sumber daya manusia, dan melaksanakan pemindahan ibu kota negara. Selain itu, sektor-sektor prioritas telah ditetapkan untuk menarik investasi, termasuk industri padat karya, usaha berorientasi ekspor, proyek energi terbarukan, pembangunan infrastruktur, ekonomi digital, dan industri bernilai tambah. Strategi-strategi ini akan membuka jalan bagi pertumbuhan yang berkelanjutan dan inklusif.

Kebijakan investasi kami memprioritaskan aspek-aspek utama yang mendorong realisasi investasi, baik dari segi kuantitas maupun kualitas. Hal ini mencakup keterlibatan aktif dalam kegiatan promosi dan fasilitasi, serta persiapan proposal dan peta investasi yang cermat yang menguraikan proyek-proyek strategis dan prioritas, yang siap untuk dipresentasikan kepada para calon investor. Selain itu, kami berkomitmen untuk mengoptimalkan perizinan usaha melalui sistem OSS (Online Single Submission) yang efisien, yang menjamin kemudahan dan menumbuhkan iklim investasi yang menarik dan kondusif.

Dalam dedikasi kami yang tak tergoyahkan kepada para investor, kami bertekad untuk mengatasi masalah-masalah investasi melalui fasilitasi dan dukungan menyeluruh yang komprehensif, untuk memastikan bahwa tantangan-tantangan yang ada dapat diselesaikan dengan cepat. Kebijakan dan strategi investasi yang komprehensif ini menyoroti komitmen Indonesia untuk mendorong transformasi ekonomi, menarik investasi, dan mendorong pembangunan berkelanjutan demi kepentingan masyarakat dan ekonomi global.

T: Baru-baru ini, Anda memimpin delegasi Indonesia untuk mengunjungi beberapa negara Eropa untuk membangun kontak dan mempelajari inovasi dalam mobilitas perkotaan, energi terbarukan, kota berkelanjutan, dan perawatan kesehatan. Apa yang Anda anggap sebagai hasil utama dari misi ini?

NI: Selama misi ini, delegasi Indonesia berkesempatan untuk berinteraksi langsung dengan Komisi Eropa dan berbagai lembaga pembiayaan, mendapatkan wawasan yang berharga tentang berbagai struktur pembiayaan proyek investasi. Kami melihat antusiasme yang besar dari mitra-mitra kami di Eropa terhadap proyek-proyek pembangunan berkelanjutan yang siap diluncurkan, terlepas dari apakah proyek-proyek tersebut berskala kecil, menengah, atau besar. Hal ini menyoroti berbagai peluang yang menarik bagi Indonesia, peluang yang segera kami sampaikan dengan mempresentasikan Peta Peluang Investasi, sebuah proyek yang dikurasi oleh Kementerian Penanaman Modal serta daftar proyek infrastruktur nasional dari Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional untuk dipertimbangkan lebih lanjut.

Salah satu pengalaman unik dari kunjungan ini adalah melihat keberhasilan implementasi model triple helix di Uni Eropa - sebuah sistem yang mengintegrasikan pendidikan, penelitian, dan industri. Model ini telah terbukti menjadi saluran yang efektif untuk inovasi di berbagai sektor. Kami percaya bahwa inovasi adalah kekuatan pendorong untuk meningkatkan produktivitas ekonomi dan mendorong pertumbuhan di negara-negara maju. Di Uni Eropa, kami mengamati bahwa model ini sering kali dimulai dari yang kecil, tumbuh secara organik dari bawah ke atas, dan bahkan muncul sebagai respons terhadap krisis. Kami ingin sekali membina kerja sama yang erat dengan mitra-mitra kami di Uni Eropa untuk mereplikasi model serupa yang disesuaikan dengan keunggulan unik Indonesia.

T: Bagaimana Anda yakin temuan-temuan ini dapat berkontribusi pada upaya promosi investasi dan pembangunan Indonesia di sektor-sektor ini?

NI: Misi kami telah memberikan wawasan penting yang kami yakini dapat secara langsung mendorong upaya promosi investasi Indonesia. Sepanjang perjalanan kami, kami terlibat dengan beberapa perusahaan Uni Eropa yang beroperasi di sektor bioteknologi, teknologi pertanian, dan energi terbarukan yang menunjukkan ketertarikan dan rencana nyata untuk berinvestasi di Indonesia. Kami berencana untuk segera memanfaatkan minat ini dengan menyediakan informasi, data, dan kontak yang diperlukan, bahkan memfasilitasi kunjungan mereka ke Indonesia dalam waktu dekat.

Baik Uni Eropa maupun beberapa lembaga pembiayaan telah menyatakan keinginannya untuk memperluas portofolio investasi mereka di Indonesia. Sebagai langkah awal, kami mempresentasikan kepada mereka beberapa proyek yang menjanjikan dan sesuai dengan sektor yang mereka tuju. Kami yakin bahwa dialog ini akan terus berlanjut hingga kolaborasi-kolaborasi tersebut membuahkan hasil. Menariknya, salah satu lembaga pembiayaan Belanda berencana untuk mengunjungi Jakarta pada bulan Juli 2023 untuk bertemu dengan para pemangku kepentingan terkait untuk diskusi yang lebih rinci.

Pembelajaran penting lainnya adalah keberhasilan implementasi Sistem Perdagangan Emisi (ETS) di Uni Eropa, yang telah berkembang dan matang sejak diluncurkan pada tahun 2005. Mengingat Indonesia meluncurkan ETS untuk subsektor pembangkit listrik tenaga batu bara pada awal tahun 2023, dan berencana untuk memperluasnya secara bertahap ke subsektor lainnya, hal ini menjadi tolok ukur yang sangat berharga bagi kami.

Saat ini, Pemerintah Indonesia, di bawah koordinasi Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenkomarves), sedang menyusun kebijakan perdagangan karbon yang dijadwalkan akan dirilis pada pertengahan tahun 2023. Komisi Eropa telah dengan murah hati menyampaikan undangan untuk berdiskusi lebih lanjut dengan Indonesia. Ini adalah kesempatan yang harus kita manfaatkan, karena Uni Eropa merupakan pelopor dan organisasi perdagangan karbon tertua di dunia.

T: Ke depannya, apakah Anda melihat potensi kemitraan antara Indonesia dan Uni Eropa (UE) untuk mendorong peningkatan Penanaman Modal Asing (PMA), khususnya di bidang mobilitas perkotaan, energi terbarukan, kota yang berkelanjutan, dan layanan kesehatan? Jika ya, bidang kolaborasi atau inisiatif bersama apa yang Anda bayangkan dapat mendorong investasi di sektor-sektor ini?

NI: Kami menyadari bahwa Uni Eropa saat ini berdiri sebagai penghubung global untuk teknologi hijau dan pembangunan berkelanjutan, menawarkan sejumlah besar solusi, inovasi, dan teknologi canggih yang dirancang untuk meningkatkan kualitas hidup. Mereka juga telah menunjukkan rekam jejak yang sukses dalam menerapkan praktik-praktik terbaik. Mempertimbangkan kekuatan yang berbeda antara Indonesia dan Uni Eropa, serta pentingnya dan mendesaknya masalah lingkungan, kami percaya bahwa percepatan transisi energi di Indonesia harus menjadi fokus utama dari upaya kolaboratif kami.

Hal ini mencakup peningkatan investasi dalam pembangkitan energi terbarukan dan teknologi, mendorong pengembangan ekosistem kendaraan listrik, dan mengamankan dukungan pembiayaan melalui berbagai skema yang disediakan oleh Uni Eropa dan negara-negara anggotanya.

Terkait dengan investasi langsung, kami bermaksud untuk mengaktifkan kembali Desk Uni Eropa di Kementerian Penanaman Modal/BKPM. Bersama dengan ARISE+ Indonesia dan bekerja sama dengan Indonesia Investment Promotion Center (IIPC) London, kami dapat menyusun daftar pendek dan memulai dialog dengan sejumlah besar perusahaan UE yang prospektif. Penjajakan lebih lanjut dapat difasilitasi melalui pertemuan dan forum yang ditargetkan di dalam Uni Eropa atau misi investasi ke Indonesia yang didukung oleh Uni Eropa.

Kami juga membayangkan Desk Uni Eropa berfungsi sebagai penghubung antara proyek-proyek berkelanjutan di Indonesia dengan berbagai instrumen pembiayaan Uni Eropa, termasuk yang berada di dalam kerangka Global Gateway, EFSD+ (Dana Eropa untuk Pembangunan Berkelanjutan Plus), dan JETP (Kemitraan Transisi Energi yang Adil).

T: Dari interaksi dan pengamatan Anda selama berinteraksi dengan para calon investor di Eropa, apa saja faktor atau persyaratan utama yang biasanya dicari atau dibutuhkan oleh para investor Eropa agar mereka yakin untuk berinvestasi di Indonesia?

NI: Sangat penting untuk mengakui peran penting dari komunikasi dan penyediaan informasi. Banyak investor Eropa, seperti yang kami temukan, tidak memiliki pemahaman yang mendalam tentang lanskap Indonesia. Oleh karena itu, mereka sangat termotivasi untuk mengumpulkan informasi sebanyak mungkin. Hal ini tidak hanya membantu mereka menghindari risiko bisnis, tetapi juga meyakinkan mereka untuk berkomitmen pada proyek-proyek yang benar-benar siap untuk investasi.

Preferensi investor bisa berbeda-beda, namun ada beberapa faktor atau persyaratan utama yang biasanya mereka pertimbangkan: pertama, potensi pasar dan aksesibilitas memainkan peran penting. Sebagai contoh, investor Eropa sangat tertarik dengan ukuran dan potensi pertumbuhan pasar Indonesia. Mereka sering mengevaluasi elemen-elemen seperti daya beli, tren konsumen, dan permintaan pasar untuk produk atau layanan tertentu. Selain itu, mereka melihat nilai dalam mengakses tidak hanya pasar domestik tetapi juga pasar regional, karena memungkinkan penetrasi pasar yang lebih luas.

Kedua, mereka memperhatikan Lingkungan Bisnis secara keseluruhan. Investor Eropa menghargai lingkungan yang kondusif untuk bisnis. Mereka mencari administrasi yang ramping, birokrasi yang efisien, dan peraturan yang jelas dan tidak ambigu. Kerangka hukum dan peraturan yang kuat, transparan, dan dapat diprediksi adalah aspek penting lainnya yang mereka cari.

Ketiga, ketersediaan tenaga kerja terampil merupakan aspek yang sangat penting, terutama untuk memfasilitasi kegiatan industri yang inovatif dan berteknologi tinggi. Selanjutnya, stabilitas politik dan ekonomi sangat penting bagi para investor. Faktanya, stabilitas politik dan pertumbuhan ekonomi Indonesia yang konsisten cukup menarik bagi investor Eropa. Adanya insentif investasi juga menjadi faktor lain yang mereka pertimbangkan, seperti keringanan pajak, pembebasan pajak, bea masuk, dan paket insentif lainnya. Terakhir, investor Eropa menaruh perhatian besar pada pembangunan infrastruktur. Infrastruktur sangat mempengaruhi efisiensi rantai pasokan, mengurangi biaya logistik, dan terutama meningkatkan konektivitas.

T: Dalam rangka menarik investor Uni Eropa, strategi atau pendekatan apa yang menurut Anda dapat dikembangkan untuk secara efektif mempromosikan investasi di Indonesia yang akan beresonansi dengan investor Uni Eropa dan mendorong mereka untuk mempertimbangkan Indonesia sebagai tujuan investasi yang menarik?

NI: Berbagai strategi dapat digunakan untuk menarik investor Uni Eropa dan mendorong mereka untuk melihat Indonesia sebagai pusat investasi yang menguntungkan. Yang paling penting dari upaya-upaya ini adalah menyebarkan informasi yang relevan melalui kolaborasi dengan berbagai entitas seperti Kedutaan Besar Indonesia di negara-negara Uni Eropa, asosiasi bisnis, dan lembaga pemikir, dengan menyoroti beberapa poin penting, termasuk: pertama, potensi pasar Indonesia yang besar dan kuat, dengan kelas menengah yang terus bertambah, pertumbuhan ekonomi yang stabil, dan demografi yang menguntungkan. Kedua, penting juga untuk menggarisbawahi komitmen Indonesia dalam meningkatkan kemudahan berusaha, meningkatkan transparansi peraturan, dan memperkuat perlindungan investor, termasuk menyediakan informasi yang komprehensif mengenai berbagai insentif investasi.

Ketiga, kita harus fokus pada rencana dan proyek pembangunan infrastruktur Indonesia, termasuk di sektor transportasi, energi, dan telekomunikasi. Kita dapat menggarisbawahi komitmen pemerintah untuk meningkatkan konektivitas domestik, memperbaiki jaringan logistik untuk rantai pasokan, dan memperluas akses pasar. Keempat, kita harus memberikan informasi mengenai komitmen Indonesia terhadap keberlanjutan dan inisiatif hijau. Hal ini mencakup upaya-upaya kami dalam mitigasi perubahan iklim dan pengembangan energi terbarukan, yang menggambarkan dukungan pemerintah terhadap praktik-praktik bisnis yang ramah lingkungan.

Kelima, kita juga harus menyoroti ketersediaan tenaga kerja lokal. Investor Uni Eropa biasanya cukup tertarik untuk menjajaki peluang kemitraan dengan perusahaan lokal atau Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Indonesia. Selanjutnya, kita harus mengidentifikasi beberapa sektor yang menarik bagi investor Uni Eropa. Sektor-sektor tersebut dapat mencakup bidang-bidang seperti manufaktur, energi terbarukan, teknologi, pariwisata, dan perawatan kesehatan.

Strategi lain yang efektif adalah dengan mengadakan forum bisnis, kelompok usaha kecil, seminar, konferensi, serta misi investasi langsung dan kunjungan ke Indonesia. Terakhir, membangun kepercayaan dan memberikan fasilitasi dari tahap penyediaan informasi hingga tahap operasional di Indonesia adalah kuncinya. Dengan demikian, investor merasa didukung dan dipandu selama perjalanan investasi mereka di Indonesia.

T: ARISE+ Indonesia saat ini bekerja sama dengan tim anda untuk menyusun rencana daya tarik investasi Indonesia-Uni Eropa. Apa harapan dan ekspektasi Anda terkait keterlibatan dan dukungan Uni Eropa dalam mengimplementasikan rencana daya tarik ini, setelah rencana ini selesai?

NI: Seperti yang telah saya sebutkan sebelumnya, harapan kami adalah bahwa kolaborasi ini akan memberikan hasil yang nyata, terutama peningkatan realisasi investasi berkualitas tinggi dari UE ke Indonesia. Tentu saja, proses ini membutuhkan waktu, yang melibatkan berbagai tahapan mulai dari menganalisis sektor-sektor prioritas, memilih perusahaan-perusahaan yang potensial, melakukan penjajakan lebih lanjut dengan perusahaan-perusahaan tersebut, dan akhirnya mencapai kesepakatan finansial. Kami berharap kerjasama dan dukungan Uni Eropa yang berkelanjutan selama proses ini, yang salah satu aspek pentingnya adalah pengaktifan kembali Desk Uni Eropa.

Selain itu, kami berharap Uni Eropa dapat memfasilitasi komunikasi dengan perusahaan-perusahaan potensial yang terpilih, komunitas bisnis yang lebih luas, dan lembaga-lembaga pembiayaan di Uni Eropa, melanjutkan upaya yang telah dimulai melalui kunjungan baru-baru ini ke Eropa yang difasilitasi oleh ARISE+ Indonesia. Membangun jalur komunikasi adalah salah satu tantangan signifikan kami dalam mendekati perusahaan dan mitra di Uni Eropa.

Sebagai penutup, saya ingin mengucapkan terima kasih kepada ARISE+ Indonesia atas bantuan mereka yang tak ternilai dalam pengembangan Rencana Daya Tarik Investasi Indonesia-Uni Eropa, penyelenggaraan misi ke Eropa, dan peran penting mereka dalam memfasilitasi hubungan dengan para investor Uni Eropa. Dukungan mereka yang tak tergoyahkan tidak hanya berkontribusi pada realisasi agenda dan target investasi kami, tetapi juga secara signifikan memajukan visi Indonesia.

Kolaborasi ini mewujudkan kemitraan strategis yang berperan penting dalam mendorong pertumbuhan ekonomi, mendorong inovasi, dan membangun masa depan yang berkelanjutan bagi Indonesia. Pada akhirnya, upaya ini bertujuan untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat kita, berkontribusi pada masa depan yang lebih cerah bagi seluruh rakyat Indonesia. Kami sangat berharap dan bersemangat dengan apa yang akan terjadi di masa depan dan dengan tulus menghargai komitmen dan dukungan yang berkelanjutan dari ARISE+ Indonesia.

Disadur dari: ariseplus-indonesia.org