Komposisi dan Bahan Baku Penting dalam Produksi Semen: Membangun Material Konstruksi yang Tahan Lama

Dipublikasikan oleh Cindy Aulia Alfariyani

30 April 2024, 09.16

Sumber: www.jkcement.com

Komposisi semen

Ada dua komponen utama pembuatan semen yang membentuk sifat khas semen.

  1. Bahan berkapur: Bahan-bahan ini kaya akan kalsium dan magnesium dan biasanya meliputi batu kapur, kapur, napal, kerang, dan sumber-sumber lain yang kaya akan kalsium karbonat. Bahan-bahan ini merupakan sumber utama kalsium, yang mengalami proses kalsinasi selama produksi semen untuk membentuk kapur atau kalsium oksida yang memiliki sifat pengikat semen.
  2. Bahan-bahan yang mengandung argillaceous: Melengkapi bahan berkapur, komponen argillaceous memperkaya komposisi semen. Bahan-bahan argillaceous termasuk silika, alumina, oksida besi, dan banyak lagi yang ditambahkan ke dalam campuran. Perpaduan elemen-elemen ini menambah kekuatan, daya tahan, dan karakteristik pengikatan semen.

Bahan baku yang dibutuhkan untuk produksi semen

Berikut adalah bahan baku penting yang digunakan untuk pembuatan semen:

  • Batu kapur: Ini adalah sumber utama senyawa berkapur. Batu kapur adalah batuan sedimen yang melimpah di alam dengan kandungan kalsium yang tinggi. Batu kapur digali dari cadangan alam yang kemudian menjalani serangkaian proses termasuk penghancuran, penggilingan, dan kalsinasi untuk membuat kapur.
  • Tanah liat atau serpih: Bahan-bahan ini bersumber dari lubang tanah liat atau endapan serpih untuk melengkapi proses pembuatan semen. Kandungan silika dan alumina yang tinggi membantu meningkatkan sifat pengikatan produk akhir.
  • Pozzolan: Ini termasuk abu vulkanik, asap silika, dan produk sampingan industri tertentu. Penambahan pozzolan dalam semen meningkatkan kekuatan, daya tahan, dan ketahanannya terhadap serangan kimia. Hal ini membuatnya lebih tahan terhadap kondisi lingkungan yang keras. Ini digunakan untuk memproduksi Portland Pozzolana Cement (PPC), pilihan populer untuk banyak proyek konstruksi.
  • Bijih besi: Digunakan untuk menambahkan oksida besi ke dalam campuran untuk memperkaya warna semen sekaligus berkontribusi pada perpaduan bahan baku produksi semen dan kekuatan produk akhir.
  • Gipsum: Gipsum mengatur waktu pengikatan semen. Penambahannya yang terkendali membantu pemadatan yang cepat yang memastikan kemudahan pengerjaan dan memberikan waktu yang cukup untuk proses konstruksi.
  • Abu terbang: Merupakan produk sampingan dari pembakaran batu bara di pembangkit listrik yang digunakan dalam semen untuk meningkatkan kekuatan tekan beton sekaligus mengatasi masalah lingkungan dengan menggunakan kembali limbah industri. Hal ini juga berkontribusi terhadap kemudahan pengerjaan, mengurangi evolusi panas selama hidrasi semen, serta kekuatan dan daya tahan jangka panjang.

Bangun landmark yang tahan lama dengan JK Cement, salah satu produsen semen terkemuka di India. 

FAQ

Apa yang dimaksud dengan campuran mentah untuk semen?

Campuran mentah untuk semen adalah campuran bahan berkapur (tinggi kalsium) dan bahan berkapur (kaya silika, alumina, dan oksida besi). Campuran ini biasanya meliputi batu kapur sebagai bahan berkapur utama dan tanah liat atau serpih sebagai komponen argillaceous utama. Bahan-bahan mentah ini, bersama dengan bahan tambahan seperti pozzolan digiling halus dan diproporsikan sesuai dengan formulasi tertentu untuk membuat campuran mentah.

Apa bahan utama dalam semen?

Bahan utama dalam semen adalah batu kapur, yang merupakan bahan berkapur yang kaya akan kalsium karbonat. Batu kapur mengalami proses yang disebut kalsinasi, di mana batu kapur dipanaskan pada suhu tinggi untuk membentuk kapur tohor yang merupakan pengikat semen.

Bagaimana semen mentah dibuat?

Produksi semen mentah melibatkan ekstraksi dan pengadaan bahan baku seperti batu kapur dan tanah liat atau bijih besi. Bahan-bahan ini kemudian dihancurkan dan ditumbuk halus untuk membentuk campuran mentah. Campuran mentah tersebut kemudian mengalami pemanasan suhu tinggi di dalam tanur, mencapai suhu sekitar 1400°C dalam proses yang disebut klinker. Panas yang sangat tinggi ini menyebabkan reaksi kimia yang mengubah campuran mentah menjadi klinker. Klinker kemudian digiling menjadi bubuk halus bersama dengan gipsum untuk menghasilkan semen mentah akhir.

Bagaimana semen ditemukan?

Manusia telah menggunakan Semen sejak zaman kuno. Khususnya, lantai bercat putih yang dibuat menggunakan batu kapur dan tanah liat yang dibakar ditemukan di Turki. Sekitar tahun 800 SM, bangsa Fenisia menggunakan campuran abu vulkanik dan kapur untuk membuat bentuk semen yang belum sempurna. Campuran ini dikenal sebagai semen pozzolan yang memiliki kekuatan dan daya tahan yang luar biasa. Lebih jauh lagi, di anak benua India, orang-orang dari Peradaban Lembah Indus menggunakan mortar lumpur sebagai bahan pengikat.

Disadur dari: www.jkcement.com