Physics of Failure Modeling
Dipublikasikan oleh Dewi Sulistiowati pada 11 April 2025
Pendahuluan: Masalah yang Sering Terjadi Tapi Jarang Terlihat
Dalam industri energi, otomotif, dan elektronik berdaya tinggi, modul IGBT (Insulated Gate Bipolar Transistor) menjadi jantung dari sistem konversi daya. Namun, kegagalan mendadak pada modul masih menjadi masalah besar, meskipun telah melalui pengujian daya tahan. Penyebab utamanya? Interkoneksi lemah, terutama di area bonding wire dan solder yang sering kali terabaikan dalam pemantauan real-time.
Kristian Bonderup Pedersen, dalam disertasinya di Aalborg University, menjawab tantangan ini dengan kombinasi pendekatan Physics-of-Failure (PoF) dan teknik karakterisasi mikro untuk menganalisis degradasi antarmuka pada modul IGBT. Artikel ini akan membedah teknik dan temuan utama, serta menyambungkannya dengan tren industri terkini dalam pemeliharaan prediktif.
Fokus Studi: Modul Daya Berbasis IGBT dan Titik Lemahnya
Modul IGBT umumnya terdiri dari:
Masalah utama muncul pada antarmuka antara Aluminium bond wire dan chip/metal base, yang rentan terhadap:
Teknik Diagnostik: Micro-Sectioning dan Four-Point Probing
1. Micro-Sectioning: Autopsi Komponen Elektronik
Metode ini digunakan untuk membuka dan melihat struktur granular pada antarmuka wire secara detail melalui:
Hasilnya memungkinkan:
2. Four-Point Probing: Deteksi Non-Destruktif
Teknik ini memungkinkan pengukuran resistansi lokal antar komponen (chip, solder, wire) tanpa merusak.
Manfaatnya:
Studi Kasus A: Efek Kualitas Bonding terhadap Ketahanan
Variasi Sample dan Parameter
Temuan Kunci:
Studi Kasus B: Deteksi Degradasi dengan Four-Point Probing
Modul yang Diuji:
Konfigurasi Pengujian:
Hasil:
Relevansi untuk Industri dan Tren Ke Depan
Keunggulan Kombinasi Micro-Sectioning & Probing:
Potensi Aplikasi:
Kritik dan Saran
Tantangan:
Saran Pengembangan:
Kesimpulan: Diagnostik Modern untuk Modul Masa Depan
Pedersen menawarkan pendekatan terobosan dan aplikatif untuk memahami degradasi modul IGBT hingga ke tingkat mikroskopik. Teknik ini mengubah cara kita melihat keandalan bukan hanya sebagai hasil statistik, tapi sebagai fenomena fisis yang bisa diukur, divisualisasi, dan dicegah.
Bagi pelaku industry, teknik ini membuka peluang:
Dan bagi platform edukasi atau engineer masa depan, ini adalah bekal teknis yang mengakar pada realita lapangan dan prinsip ilmiah yang kuat.
Referensi : Pedersen, Kristian Bonderup. IGBT Module Reliability. Physics-of-Failure Based Characterization and Modelling. PhD Thesis, Aalborg University, 2014.
Physics of Failure Modeling
Dipublikasikan oleh Dewi Sulistiowati pada 11 April 2025
Pendahuluan: Tantangan Uji Keandalan di Era Produk Super Tangguh
Di era teknologi maju, perangkat elektronik dan mekanis semakin tangguh. Namun, justru karena daya tahannya yang tinggi, pengujian kebisingan (pengujian reliabilitas) sehingga memakan waktu dan biaya besar. Menunggu produk rusak secara alami bisa memakan waktu bertahun-tahun. Maka, muncullah metode Accelerated Life Testing (ALT) — solusi untuk mempercepat pengumpulan data masa pakai produk dengan "mempercepat kematian" produk lewat stres buatan seperti suhu tinggi atau tegangan ekstrim.
Makalah karya Abdullah Ali H. Ahmadini (Durham University, 2019) memperkenalkan pendekatan analisis baru dalam ALT: metode statistik berbasis bumi (metode statistik tidak tepat) yang menawarkan solusi lebih fleksibel dan realistis untuk kondisi data tidak lengkap dan model yang kompleks.
Apa Itu Metode Statistik yang Tidak Tepat?
Pendekatan statistik biasanya konvensional mengandalkan asumsi yang kuat tentang distribusi data. Misalnya, kita menganggap waktu gagal suatu produk mengikuti distribusi Weibull atau Eksponensial. Namun, kenyataannya tidak selalu konsisten. Oleh karena itu, pendekatan "probabilitas tidak tepat" hadir sebagai solusi — alih-alih satu nilai, probabilitas dinyatakan dalam jarak (interval) . Ini memungkinkan model lebih tahan terhadap pelanggaran informasi atau data yang kurang.
Accelerated Life Testing (ALT): Prinsip Dasar
ALT mempercepat kegagalan produk dengan memberikan beban lebih besar dari kondisi normal — seperti suhu tinggi, tegangan ekstrem, atau tekanan. Dengan itu, kita bisa memprediksi masa pakai dalam waktu singkat .
Tiga jenis model hubungan stres-waktu kegagalan:
Model ini menghubungkan parameter distribusi kegagalan (biasanya skala/skala) di berbagai tingkat stres.
Kontribusi Utama Penelitian Ini
1. Integrasi NPI dan Fungsi Link
Penelitian ini menggabungkan:
2. Estimasi Ketidaktepatan Berdasarkan Uji Statistik
Studi Kasus: Data Simulasi & Garansi Produk
Contoh Simulasi
Dari simulasi ini, diuji apakah hasil transformasi data ALT (misalnya dari K₂ ke K₀) secara statistik sama dengan data asli di K₀. Jika ya, data ALT sah digunakan untuk prediksi masa pakai pada level normal.
Aplikasi pada Desain Garansi
Di bab 5, metode ini digunakan untuk menentukan:
Simulasi digunakan untuk memperkirakan rata-rata biaya garansi , sehingga membantu produsen menetapkan harga jual atau periode garansi optimal .
Kelebihan Pendekatan Ahmadini
Kritik & Peluang Pengembangan
Kritik:
Peluang:
Relevansi Industri & Pendidikan
Untuk Industri :
Untuk Platform Pendidikan :
Kesimpulan: Menuju Pengujian Keandalan yang Lebih Cerdas
Penelitian Ahmadini membuka jalan pendekatan statistik modern dalam ALT. Dengan menggabungkan Nonparametric Predictive Inference (NPI) dan uji hipotesis statistik , ia memberikan alternatif yang lebih fleksibel dan realistis dalam menangani data yang tidak pasti atau parsial.
Referensi : Ahmadini, Abdullah Ali H. Metode Statistik yang Tidak Tepat untuk Pengujian Kehidupan yang Dipercepat . Tesis PhD, Departemen Ilmu Matematika, Durham
Physics of Failure Modeling
Dipublikasikan oleh Dewi Sulistiowati pada 11 April 2025
Pendahuluan: Mengapa Kualitas Proses Produksi Penting?
Dalam industri otomotif yang makin kompetitif, keandalan produk bukan lagi pilihan—melainkan keharusan. Kegagalan kecil pada komponen seperti Automotive Wire (AW) bisa berdampak besar pada sistem kendaraan secara keseluruhan. Inilah yang mendasari pentingnya pendekatan proaktif dalam mengelola risiko kualitas produksi. Artikel karya Hasbullah dkk. dalam jurnal SINERGI Vol. 21 No. 3, Oktober 2017, menjawab tantangan ini melalui penerapan Failure Mode and Effects Analysis (FMEA) pada proses insulasi kabel otomotif di PT JLC.
FMEA: Metode Preventif dalam Dunia Produksi
FMEA adalah metode sistematis untuk mengidentifikasi potensi kegagalan dalam proses, produk, atau desain sebelum masalah benar-benar terjadi. Dalam konteks PT JLC, pendekatan ini digunakan untuk menganalisis 6 fungsi utama dalam proses insulasi kabel, yang meliputi:
Setiap fungsi dianalisis berdasarkan tiga parameter:
Ketiga aspek tersebut dikalkulasikan ke dalam skor Risk Priority Number (RPN) sebagai dasar prioritas tindakan.
Temuan Utama: 3 Potensi Kegagalan Tertinggi
Berdasarkan data FMEA yang dikumpulkan melalui diskusi lintas departemen dan analisis laporan internal, tiga potensi kegagalan paling kritis (dengan nilai RPN tertinggi) adalah:
1. Ketidaksesuaian Warna Kabel
2. Marking Kabel Tidak Jelas
3. Permukaan Insulasi Kasar
Visualisasi Data: Pareto Chart dan Fishbone Diagram
Untuk memperjelas pengambilan keputusan, tim peneliti menyusun Pareto Chart yang menunjukkan kontribusi tiap potensi kegagalan terhadap total risiko kumulatif. Hasilnya, tiga kegagalan teratas menyumbang hampir 50% dari total RPN keseluruhan (1025 poin). Ini menegaskan pentingnya fokus pada area kritikal dengan impact paling besar.
Selain itu, analisis Fishbone Diagram digunakan untuk mengidentifikasi akar penyebab masing-masing kegagalan. Metode ini melibatkan evaluasi dari aspek man, machine, method, dan material, memperlihatkan betapa pentingnya kolaborasi lintas fungsi dalam penyelesaian masalah kualitas.
Studi Kasus Industri Nyata: Menghubungkan Teori dengan Praktik
Studi ini sangat aplikatif bagi industri otomotif, karena menyajikan proses yang berbasis data dan pengalaman langsung dari manufaktur nyata. Misalnya:
Pendekatan ini mencerminkan filosofi “do it right the first time” yang sangat dihargai dalam dunia manufaktur modern.
Nilai Tambah & Kritis
➕ Kekuatan Studi:
❗ Catatan Kritis:
Relevansi terhadap Tren Industri & Pembelajaran Modern
Dalam era industri 4.0 dan digitalisasi produksi, penerapan FMEA bisa dipadukan dengan sistem pemantauan berbasis IoT atau AI untuk prediksi kegagalan secara real-time. Selain itu, FMEA juga bisa menjadi bagian dari strategi Lean Six Sigma, terutama dalam tahapan Define, Measure, Analyze.
Bagi platform edukasi atau pelatihan industri, studi ini cocok dijadikan modul dalam:
Kesimpulan: Kenapa Artikel Ini Penting untuk Dunia Produksi?
Artikel ini menunjukkan bahwa pengendalian kualitas tidak hanya soal inspeksi akhir, tetapi proses terintegrasi yang dimulai sejak perencanaan dan desain. Dengan analisis FMEA, PT JLC berhasil mengidentifikasi titik-titik kritis yang memengaruhi kualitas produk dan loyalitas pelanggan.
Lebih dari itu, studi ini mengajarkan bahwa:
Referensi : Hasbullah, M. Kholil, & Dwi Aji Santoso. "Analisis Kegagalan Proses Insulasi pada Produksi Automotive Wires (AW) dengan Metode Failure Mode and Effect Analysis (FMEA) pada PT JLC." SINERGI Vol. 21 No. 3, Oktober 2017: 193-203.