Logistik Cerdas dan Pengiriman Last Mile
Dipublikasikan oleh Dewi Sulistiowati pada 27 Februari 2025
Pendahuluan
Last mile delivery dalam B2C e-commerce menghadapi tantangan besar, terutama dalam pengiriman gagal akibat ketidakhadiran pelanggan. Masalah ini meningkatkan biaya operasional, memperpanjang waktu pengiriman, dan menurunkan kepuasan pelanggan.
Paper ini membahas solusi inovatif menggunakan smart keys berbasis IoT yang memungkinkan kurir mengakses rumah pelanggan dengan aman, sehingga mengurangi tingkat pengiriman gagal dan biaya logistik.
Tantangan Last Mile Delivery
Solusi: Implementasi Smart Keys dalam Last Mile Delivery
1. Smart Keys: Teknologi IoT untuk Pengiriman Aman
2. Studi Kasus: Penggunaan Smart Keys di Milan
3. Model Optimasi Rute (VRPSK)
Tantangan & Solusi Implementasi
Kesimpulan & Rekomendasi
Paper ini membuktikan bahwa adopsi smart keys berbasis IoT dapat mengoptimalkan last mile delivery dengan mengurangi biaya hingga 11% dan meningkatkan efisiensi logistik.
✅ Kolaborasi dengan e-commerce besar untuk mempercepat adopsi teknologi ini.
✅ Mengintegrasikan smart key dengan AI & IoT untuk analisis rute yang lebih cerdas.
✅ Kampanye edukasi pelanggan untuk meningkatkan kepercayaan terhadap sistem smart key.
Dengan strategi ini, last mile delivery dapat menjadi lebih efisien, ekonomis, dan ramah lingkungan.
Sumber Artikel:
Seghezzi A., Siragusa C., Mangiaracina R., Tumino A. (2024). Logistics 4.0 & e-commerce: evaluating the impacts of smart keys on last-mile delivery. Politecnico di Milano.
Logistik Cerdas dan Pengiriman Last Mile
Dipublikasikan oleh Dewi Sulistiowati pada 27 Februari 2025
Pendahuluan
Last-mile delivery adalah tahap terakhir dalam rantai pasok yang paling mahal dan menantang, menyumbang lebih dari 50% total biaya pengiriman. Tantangan utama dalam sektor ini meliputi kemacetan lalu lintas, emisi karbon tinggi, dan ketidakefisienan rute pengiriman. Studi ini membahas solusi berbasis multi-criteria optimization yang mengintegrasikan smart lockers otomatis, jaringan distribusi kapiler (capillary distribution), dan crowdshipping untuk meningkatkan efisiensi, keberlanjutan, dan fleksibilitas operasional dalam logistik kota.
Konsep Optimasi Last-Mile Delivery
Penelitian ini menawarkan tiga pendekatan utama untuk meningkatkan efisiensi last-mile delivery:
1. Smart Lockers Otomatis
✅ Pengurangan Biaya Logistik: Pengiriman ke smart lockers lebih murah 15%-30% dibandingkan pengiriman langsung ke rumah pelanggan.
✅ Keamanan & Fleksibilitas: Konsumen dapat mengambil paket kapan saja dengan kode unik, mengurangi risiko kehilangan atau pencurian paket.
✅ Dampak Lingkungan Positif: Mengurangi jumlah kendaraan kurir yang beroperasi di dalam kota, menekan emisi karbon hingga 20%.
2. Capillary Distribution
✅ Distribusi berbasis mikro-hub: Menggunakan titik distribusi kecil yang tersebar di area perkotaan untuk mempersingkat jarak pengiriman.
✅ Peningkatan Efisiensi Rute: Mengurangi waktu perjalanan kurir hingga 40% dengan memanfaatkan infrastruktur transportasi umum dan lokasi strategis.
3. Crowdshipping
✅ Memanfaatkan Komunitas untuk Pengiriman: Sistem berbasis sharing economy di mana individu membawa paket saat bepergian.
✅ Pengurangan Biaya Operasional: Menghemat biaya tenaga kerja dan kendaraan dengan memberdayakan individu untuk mengantarkan paket.
Metodologi Penelitian
Penelitian ini menggunakan model optimasi multi-kriteria, yang mempertimbangkan faktor seperti biaya, waktu pengiriman, kapasitas kendaraan, dan efisiensi sumber daya. Studi kasus dilakukan di Wrocław, Polandia, yang memiliki lebih dari 400 smart lockers tersebar di 78 distrik.
Studi Kasus & Hasil Empiris
1. Implementasi Smart Lockers di Polandia
✅ Penghematan Biaya: Pengiriman dari locker ke locker 30% lebih murah dibanding pengiriman langsung ke rumah.
✅ Reduksi Emisi Karbon: Smart lockers membantu mengurangi penggunaan kendaraan kurir hingga 25%, yang berdampak langsung pada penurunan polusi udara.
✅ Peningkatan Keamanan Paket: Dengan metode ini, kasus kehilangan atau pencurian paket turun hingga 50%.
2. Optimasi Distribusi dengan Capillary Distribution
✅ Reduksi Waktu Perjalanan: Dengan jaringan distribusi berbasis mikro-hub, waktu pengiriman berkurang hingga 40% dibanding model konvensional.
✅ Peningkatan Ketersediaan Paket: Pelanggan bisa mendapatkan paket lebih cepat karena paket disimpan di titik-titik yang lebih dekat.
3. Efektivitas Crowdshipping dalam Pengiriman Last-Mile
✅ Efisiensi Biaya: Memanfaatkan kapasitas kendaraan pribadi yang tidak terpakai, menghemat hingga 20% biaya logistik.
✅ Peningkatan Fleksibilitas Pengiriman: Memungkinkan pengiriman yang lebih cepat dan fleksibel karena adanya partisipasi masyarakat dalam sistem logistik.
Tantangan & Solusi Implementasi
1. Kendala Integrasi Digital
🚧 Masalah: Banyak perusahaan masih menggunakan sistem logistik konvensional.
💡 Solusi: Investasi dalam AI, IoT, dan blockchain untuk meningkatkan transparansi dan efisiensi operasional.
2. Biaya Implementasi yang Tinggi
🚧 Masalah: Pengadaan smart lockers dan sistem crowdshipping membutuhkan investasi awal besar.
💡 Solusi: Model Software-as-a-Service (SaaS) untuk mengurangi biaya modal awal bagi perusahaan logistik.
3. Regulasi & Kebijakan Kota
🚧 Masalah: Kebijakan lalu lintas dan regulasi pengiriman sering berubah-ubah.
💡 Solusi: Kolaborasi dengan pemerintah kota untuk menciptakan kebijakan yang mendukung logistik pintar dan berkelanjutan.
Kesimpulan & Rekomendasi
Penelitian ini menegaskan bahwa kombinasi smart lockers, capillary distribution, dan crowdshipping dapat meningkatkan efisiensi, menekan biaya, dan mengurangi dampak lingkungan dalam logistik kota.
📌 Rekomendasi utama untuk implementasi sukses:
✅ Mengintegrasikan smart lockers secara luas di area perkotaan untuk mengurangi pengiriman langsung ke rumah.
✅ Menggunakan data real-time dan AI untuk optimasi rute dan distribusi paket.
✅ Mendukung kebijakan smart city yang inklusif dan berbasis data.
Dengan penerapan strategi ini, industri logistik dapat menekan biaya operasional, mengurangi emisi karbon, dan meningkatkan kepuasan pelanggan, menjadikan last-mile delivery lebih efisien dan berkelanjutan.
Sumber Artikel: Sawik, Bartosz (2024). Optimizing Last-Mile Delivery: A Multi-Criteria Approach with Automated Smart Lockers, Capillary Distribution and Crowdshipping. Logistics 2024, 8, 52.
Logistik Cerdas dan Pengiriman Last Mile
Dipublikasikan oleh Dewi Sulistiowati pada 27 Februari 2025
Pendahuluan
Dalam era digitalisasi, industri logistik menghadapi tantangan besar dalam mengoptimalkan proses pengiriman barang. Last Mile Delivery menjadi tahap paling kompleks dan mahal dalam rantai pasok ,terutama karena faktor eksternal seperti kemacetan lalu lintas dan keterlambatan operasional. Untuk mengatasi tantangan ini, implementasi kecerdasan buatan (Artificial Intelligence - AI) menawarkan solusi inovatif.
Penelitian ini membahas bagaimana model klasifikasi berbasis Machine Learning dapat meningkatkan efisiensi pengambilan keputusan dalam pemantauan real-time pengiriman paket. Studi kasus yang dilakukan di perusahaan logistik besar di Belanda menunjukkan bahwa penerapan model Random Forest dapat meningkatkan akurasi prediksi kebutuhan penjadwalan ulang hingga 93,6%, memungkinkan pengambilan keputusan yang lebih cepat dan efektif oleh tim operasional.
Tantangan dalam Last Mile Delivery
Sistem pemantauan real-time dalam logistik sering menghadapi beberapa kendala utama:
Metode Penelitian dan Implementasi AI dalam Pemantauan Real-Time
1. Pemanfaatan Data Real-Time untuk Keputusan Otomatis
Penelitian ini dilakukan di perusahaan logistik besar yang menangani 1,1 juta paket per hari di wilayah Benelux. Sistem pemantauan real-time mereka masih bergantung pada pemantauan manual yang memakan waktu dan tidak efisien.
Untuk mengatasi hal ini, tim peneliti mengembangkan model klasifikasi berbasis Random Forest yang mampu menganalisis pola perjalanan dan mendeteksi kapan perjalanan membutuhkan penjadwalan ulang. Data yang digunakan meliputi:
2. Pemilihan Model Machine Learning
Dari enam model klasifikasi yang diuji, empat model dengan performa terbaik dipilih:
Hasil pengujian menunjukkan bahwa Random Forest memberikan performa terbaik dengan F1-score sebesar 85,8%, yang kemudian meningkat menjadi 93,6% setelah optimasi fitur dan teknik resampling.
Hasil dan Dampak Implementasi AI dalam Logistik
Studi ini menunjukkan bahwa penerapan model Random Forest memberikan dampak signifikan terhadap efisiensi pengambilan keputusan dalam pemantauan real-time.
Studi Kasus: Implementasi AI di Perusahaan Logistik Belanda
Perusahaan ini menghadapi masalah utama dalam memantau ribuan perjalanan setiap hari. Sebelum implementasi AI, operator harus secara manual mencari perjalanan yang bermasalah, menyebabkan kesalahan identifikasi sebesar 32:1 antara perjalanan yang bermasalah dan tidak.
Setelah implementasi model Random Forest, hasil yang diperoleh adalah:
Dampak positif ini memungkinkan perusahaan untuk mengembangkan sistem pemantauan yang lebih cerdas, dengan potensi ekspansi ke departemen lain dalam organisasi.
Tantangan dan Solusi dalam Implementasi AI di Logistik
1. Keseimbangan Data (Class Imbalance)
Tantangan utama dalam pengembangan model adalah jumlah data tidak seimbang antara perjalanan yang memerlukan reschedule dan yang tidak (rasio 32:1).
Solusi: Menggunakan teknik resampling untuk menambah sampel dari kelas minoritas, sehingga model dapat lebih akurat dalam mengenali pola perjalanan yang bermasalah.
2. Pemilihan Fitur yang Relevan
Model awal menggunakan berbagai fitur, tetapi tidak semuanya berkontribusi signifikan terhadap prediksi.
Solusi: Hanya menggunakan empat fitur numerik terbaik, meningkatkan akurasi prediksi hingga 4% lebih tinggi.
3. Integrasi dengan Sistem yang Ada
Mengimplementasikan model AI dalam sistem yang sudah berjalan membutuhkan penyesuaian agar kompatibel dengan infrastruktur yang ada.
Solusi: Mengembangkan model yang dapat dengan mudah diintegrasikan dengan aplikasi pemantauan real-time yang sedang dibangun oleh tim IT perusahaan.
Kesimpulan & Rekomendasi
Berdasarkan studi ini, dapat disimpulkan bahwa implementasi Machine Learning dalam pemantauan Last Mile Delivery dapat memberikan keuntungan signifikan, termasuk:
✅ Peningkatan akurasi deteksi perjalanan bermasalah hingga 93,6%
✅ Pengurangan waktu pemantauan dan pengambilan keputusan secara manual
✅ Peningkatan efisiensi operasional melalui pengolahan data real-time
Rekomendasi bagi perusahaan logistik yang ingin mengadopsi AI dalam pemantauan pengiriman:
Dengan strategi ini, perusahaan logistik dapat meningkatkan efisiensi dan kualitas layanan mereka, sekaligus mengurangi biaya operasional dalam jangka panjang.
Sumber Artikel:
Zwienenberg, I.B. (2022). Improving real-time decision-making in the last-mile delivery by applying a classification model. Master Thesis, University of Twente.
Logistik Cerdas dan Pengiriman Last Mile
Dipublikasikan oleh Dewi Sulistiowati pada 27 Februari 2025
Pendahuluan
Dalam industri e-commerce yang semakin kompetitif, kecepatan pengiriman menjadi faktor utama yang mempengaruhi kepuasan pelanggan dan daya saing bisnis. Same-Day Delivery (SDD) muncul sebagai solusi inovatif untuk memenuhi ekspektasi pelanggan yang menginginkan fleksibilitas dan kecepatan dalam layanan pengiriman. Namun, implementasi SDD tidak hanya berdampak pada tingkat layanan, tetapi juga pada keberlanjutan dan biaya operasional perusahaan.
Penelitian ini menganalisis integrasi opsi SDD dalam rantai pasok e-commerce dengan studi kasus Beerwulf, perusahaan ritel bir yang beroperasi di 10 negara Eropa. Dengan fokus pada pasar Amsterdam dan London, penelitian ini mengevaluasi dampak layanan SDD dari tiga aspek utama: tingkat layanan, keberlanjutan, dan biaya operasional.
Tantangan dalam Implementasi Same-Day Delivery
Metode Penelitian dan Model Simulasi
1. Pendekatan Simulasi untuk Evaluasi Kinerja SDD
Penelitian ini menggunakan pendekatan simulasi berbasis Discrete Event Simulation (DES) untuk mengevaluasi performa SDD dalam berbagai skenario permintaan. Model simulasi ini mempertimbangkan faktor-faktor seperti:
Studi ini dilakukan di dua pasar utama Beerwulf: Amsterdam (Belanda) dan London (Inggris), dengan perbedaan struktur logistik sebagai faktor pembanding.
2. Desain Eksperimen dan Parameter Simulasi
Peneliti membangun delapan skenario simulasi untuk masing-masing kota, mencakup dua periode permintaan utama:
Hasil simulasi dibandingkan dengan metrik kinerja utama (KPI) yang mencakup:
Hasil Penelitian: Efektivitas Same-Day Delivery dalam E-Commerce
1. Dampak pada Tingkat Layanan
2. Dampak Keberlanjutan
3. Dampak Finansial
Studi Kasus: Implementasi Same-Day Delivery di Beerwulf
Amsterdam (Belanda)
London (Inggris)
Tantangan dan Rekomendasi dalam Implementasi SDD
1. Mengatasi Variabilitas Permintaan
Solusi:
2. Meningkatkan Keberlanjutan
Solusi:
3. Menurunkan Biaya Operasional
Solusi:
Kesimpulan
Implementasi Same-Day Delivery dalam industri e-commerce menawarkan manfaat dalam hal kepuasan pelanggan dan daya saing, tetapi memiliki tantangan dari sisi keberlanjutan dan biaya operasional.
✅ SDD efektif dalam meningkatkan tingkat layanan hingga 99,9% dalam kondisi tertentu.
✅ Namun, dalam banyak skenario, biaya operasional per pesanan lebih tinggi dibandingkan pengiriman standar.
✅ Keberlanjutan harus menjadi perhatian utama, dengan strategi pengurangan emisi dan optimasi rute pengiriman.
Keputusan untuk mengadopsi SDD harus mempertimbangkan keseimbangan antara biaya, keberlanjutan, dan kepuasan pelanggan, dengan pendekatan berbasis data dan simulasi.
Sumber Artikel:
Collot, C. (2022). Assessing the integration of same-day delivery option from the sustainable, financial, and service angles: a case study in the e-commerce sector. University of Twente.
Logistik Cerdas dan Pengiriman Last Mile
Dipublikasikan oleh Dewi Sulistiowati pada 27 Februari 2025
Pendahuluan
Last mile delivery adalah tahap akhir dalam rantai pasok yang memiliki dampak ekonomi, sosial, dan lingkungan yang signifikan. Dengan meningkatnya e-commerce, tantangan dalam pengiriman jarak terakhir semakin besar, terutama dalam hal efisiensi operasional, emisi karbon, dan kemacetan perkotaan.
Penelitian ini mengeksplorasi berbagai solusi keberlanjutan untuk meningkatkan efisiensi pengiriman last mile dengan wawasan dari penyedia layanan logistik pihak ketiga dan pakar mobilitas publik di Belgia. Studi ini menggabungkan analisis literatur dan wawancara dengan pelaku industri untuk memahami praktik terbaik dan tantangan dalam mengimplementasikan solusi ramah lingkungan.
Tantangan dalam Last Mile Delivery
1. Fragmentasi dan Ketidakefisienan Operasional
2. Dampak Lingkungan
3. Regulasi dan Kebijakan Perkotaan
Solusi Berkelanjutan dalam Last Mile Delivery
1. Peningkatan Efisiensi Rute Pengiriman
2. Konsolidasi Pengiriman dan Penggunaan Micro-Hubs
3. Penggunaan Moda Transportasi Alternatif
4. Penggunaan Pickup Points dan Parcel Lockers
Studi Kasus: Implementasi Keberlanjutan dalam Last Mile Delivery
1. DHL: Penggunaan Micro-Hubs dan Sepeda Kargo
2. UPS: Sistem Konsolidasi Pengiriman
3. Bpost: Kebijakan Pengiriman Berbasis Keberlanjutan
Tantangan dan Rekomendasi dalam Implementasi Solusi Berkelanjutan
1. Biaya Implementasi yang Tinggi
2. Perubahan Kebiasaan Konsumen
3. Regulasi yang Beragam di Setiap Kota
Kesimpulan
Keberlanjutan dalam last mile delivery menjadi semakin penting di era e-commerce yang berkembang pesat. Optimalisasi rute, konsolidasi pengiriman, penggunaan transportasi ramah lingkungan, dan strategi pickup points adalah solusi utama yang dapat mengurangi dampak lingkungan sekaligus meningkatkan efisiensi.
✅ Penggunaan AI dan big data dapat meningkatkan efisiensi operasional.
✅ Micro-hubs dan UCCs membantu mengurangi fragmentasi pengiriman.
✅ Moda transportasi alternatif seperti sepeda kargo dan kendaraan listrik dapat mengurangi emisi CO₂ secara signifikan.
✅ Parcel lockers dan pickup points mengurangi pengiriman gagal dan meningkatkan fleksibilitas pelanggan.
Dengan kombinasi strategi ini, industri logistik dapat menciptakan sistem last mile delivery yang lebih berkelanjutan dan efisien di masa depan.
Sumber Artikel: Ducarme, Dimitri. Sustainable solutions for “last mile” deliveries in the parcel industry: A qualitative analysis using insights from third-party logistics service providers and public mobility experts. Louvain School of Management, Université catholique de Louvain, 2019.
Logistik Cerdas dan Pengiriman Last Mile
Dipublikasikan oleh Dewi Sulistiowati pada 27 Februari 2025
Pendahuluan
Dalam beberapa dekade terakhir, pertumbuhan e-commerce dan urbanisasi telah meningkatkan kebutuhan akan last-mile logistics, yaitu tahap akhir dalam rantai pasok di mana barang dikirim dari pusat distribusi ke pelanggan akhir. Namun, sektor ini juga menyumbang 25% dari total emisi CO₂ transportasi di perkotaan dan menyebabkan peningkatan polusi udara serta kemacetan lalu lintas. Oleh karena itu, berbagai pemangku kepentingan mulai mencari solusi untuk menjadikan last-mile logistics lebih berkelanjutan.
Studi ini mengkaji skenario potensial untuk tahun 2035 dengan fokus pada tiga faktor utama: kerja sama antar pemangku kepentingan, regulasi pemerintah, dan inovasi teknologi. Dengan menggunakan pendekatan Disaggregative Policy Delphi, penelitian ini mengumpulkan perspektif dari 26 pemangku kepentingan logistik yang berperan dalam perencanaan dan implementasi sistem distribusi di tiga kota Eropa.
Tantangan dalam Last-Mile Logistics
1. Dampak Lingkungan
2. Fragmentasi dan Ketidakefisienan Operasional
3. Regulasi dan Kebijakan Perkotaan
Skenario Masa Depan Last-Mile Logistics di 2035
Penelitian ini mengembangkan enam skenario potensial berdasarkan faktor regulasi, inovasi, dan kerja sama.
1. The Old Wild West – Minim Regulasi dan Inovasi
2. The New Wild West – Inovasi Didorong oleh Pasar
3. New Cool Collective – Kolaborasi Optimal antara Pemerintah dan Swasta
4. Revolution by Design – Regulasi Ketat Mendorong Transformasi
5. Thriving, Individually – Inovasi Tinggi, tetapi Minim Kerja Sama
6. Good Intentions Abound – Regulasi Berlebihan Tanpa Implementasi Efektif
Solusi Keberlanjutan dalam Last-Mile Logistics
1. Optimalisasi Rute dan Konsolidasi Pengiriman
2. Penggunaan Moda Transportasi Ramah Lingkungan
3. Pemanfaatan Parcel Lockers dan Pickup Points
Studi Kasus Implementasi Keberlanjutan dalam Last-Mile Logistics
1. DHL: Micro-Hubs dan Sepeda Kargo Listrik
2. UPS: Optimasi Rute Berbasis AI
3. Bpost: Penggunaan Parcel Lockers
Tantangan dan Rekomendasi Implementasi Solusi Berkelanjutan
1. Biaya Implementasi yang Tinggi
Solusi: Insentif pajak dan subsidi bagi perusahaan yang beralih ke kendaraan listrik dan pusat distribusi ramah lingkungan.
2. Kurangnya Kesadaran Konsumen
Solusi: Kampanye edukasi pelanggan tentang dampak lingkungan dari pilihan pengiriman mereka.
3. Regulasi yang Tidak Konsisten
Solusi: Standarisasi kebijakan keberlanjutan antar kota untuk menciptakan ekosistem logistik yang lebih efisien.
Kesimpulan
Keberlanjutan dalam last-mile logistics memerlukan kombinasi inovasi teknologi, regulasi yang efektif, dan kerja sama antara pemangku kepentingan.
✅ Optimalisasi rute dan pusat konsolidasi dapat meningkatkan efisiensi dan mengurangi emisi.
✅ Kendaraan listrik dan moda transportasi alternatif menjadi solusi utama untuk kota besar.
✅ Pickup points dan parcel lockers dapat mengurangi perjalanan kendaraan dan meningkatkan fleksibilitas pelanggan.
Dengan strategi ini, masa depan last-mile logistics yang lebih berkelanjutan dan efisien dapat terwujud pada tahun 2035.
Sumber Artikel: Plazier, P., Rauws, W., Neef, R., & Buijs, P. (2024). Towards sustainable last-mile logistics? Investigating the role of cooperation, regulation, and innovation in scenarios for 2035. University of Groningen.