Keselamatan Transportasi Digitali

Aplikasi Pendeteksi Jalan Rawan Kecelakaan di Yogyakarta: Inovasi Cerdas Berbasis LBS

Dipublikasikan oleh Afridha Nu’ma Khoiriyah pada 30 April 2025


Pendahuluan

Yogyakarta sebagai kota pelajar dan destinasi wisata unggulan, tidak hanya memiliki daya tarik budaya dan sejarah, tetapi juga kompleksitas lalu lintas yang semakin meningkat. Pertambahan jumlah kendaraan pribadi, ditambah perilaku berkendara yang belum disiplin, memunculkan persoalan serius: meningkatnya angka kecelakaan lalu lintas, terutama di titik-titik rawan yang tersebar di berbagai wilayah kota.

Merespons tantangan ini, penelitian oleh Abdullah Sayfei Nurdin, Nur Rochmah Dyah Puji Astuti, dan Ika Arfiani berjudul “Pengembangan Aplikasi LBS untuk Layanan Informasi Jalan Rawan Kecelakaan di Kota Yogyakarta” mencoba menawarkan solusi berbasis teknologi. Fokus utama dari penelitian ini adalah merancang dan mengembangkan sebuah aplikasi Android berbasis Location Based Service (LBS) untuk memberikan informasi lokasi jalan rawan kecelakaan kepada pengguna secara real time.

Penelitian ini menjadi relevan di tengah tren Smart City dan meningkatnya penetrasi teknologi mobile di kalangan masyarakat perkotaan.

Latar Belakang dan Masalah

Statistik menunjukkan bahwa kecelakaan lalu lintas menjadi salah satu penyumbang utama angka kematian usia produktif. Di Yogyakarta, data Dinas Perhubungan dan Kepolisian memperlihatkan adanya pola geografis dari kejadian kecelakaan. Beberapa jalan memiliki intensitas kejadian tinggi karena berbagai faktor seperti kepadatan kendaraan, minimnya rambu, atau kondisi jalan yang memburuk.

Sayangnya, informasi ini belum tersedia secara terintegrasi dan mudah diakses oleh pengguna jalan. Oleh karena itu, kebutuhan akan sistem informasi yang memberikan peringatan dini (early warning system) menjadi sangat mendesak.

Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk:

  • Mengembangkan aplikasi Android berbasis LBS (Location Based Service) yang mampu menampilkan lokasi jalan rawan kecelakaan.

  • Menggunakan peta digital untuk menandai titik-titik rawan dan menampilkan informasi pendukung secara visual dan teks.

  • Memberikan notifikasi kepada pengguna saat berada di dekat area rawan kecelakaan.

Dengan kata lain, aplikasi ini bertindak sebagai “penjaga digital” yang memberi informasi sebelum potensi bahaya terjadi.

Metodologi: Dari Konsep ke Implementasi Aplikasi

a. Pendekatan Pengembangan

Metode yang digunakan adalah Waterfall Model, yang melibatkan lima tahapan utama:

  1. Analisis kebutuhan sistem

  2. Desain sistem dan database

  3. Pengkodean (coding) aplikasi

  4. Pengujian

  5. Pemeliharaan

Model waterfall dipilih karena struktur pengembangan yang sistematis dan cocok untuk proyek dengan lingkup dan tujuan yang jelas.

b. Teknologi dan Tools

  • Bahasa pemrograman: Java untuk Android

  • Platform: Android Studio

  • Peta digital: Google Maps API

  • Database: Firebase Realtime Database

Penggunaan Firebase memungkinkan sinkronisasi data lokasi secara langsung dan efisien antar pengguna serta administrator.

Fitur Aplikasi: Fungsi dan Manfaat Nyata

Aplikasi ini tidak hanya menampilkan peta statis, tetapi memiliki fitur dinamis seperti:

  1. Peta Interaktif
    Pengguna dapat melihat lokasi jalan rawan kecelakaan yang ditandai dengan pin merah.

  2. Informasi Detil Lokasi
    Setiap titik memiliki data tambahan seperti frekuensi kecelakaan, waktu kejadian dominan, serta jenis kendaraan yang terlibat.

  3. Notifikasi Berbasis Lokasi (Geo-Fencing)
    Ketika pengguna berada dalam radius 200–300 meter dari titik rawan, aplikasi akan memberikan peringatan otomatis.

  4. Fitur Admin
    Admin dapat memperbarui data titik rawan berdasarkan laporan dari kepolisian atau instansi terkait.

  5. User Feedback
    Pengguna dapat melaporkan lokasi baru jika menemukan titik rawan yang belum tercatat.

Studi Kasus: Kota Yogyakarta

Dalam penelitian ini, data dikumpulkan dari 10 titik jalan rawan kecelakaan di Kota Yogyakarta, seperti:

  • Jalan Wates

  • Jalan Kaliurang

  • Jalan Laksda Adisucipto

  • Ring Road Utara dan Selatan

Tiap lokasi diidentifikasi berdasarkan intensitas kejadian yang dilaporkan selama 1 tahun terakhir.

Statistik Tambahan:

Sebuah laporan dari Polda DIY (2017) mencatat bahwa di wilayah Yogyakarta terjadi lebih dari 1.200 kasus kecelakaan lalu lintas dalam satu tahun. Sebagian besar melibatkan sepeda motor dan terjadi di waktu pagi serta malam hari.

Analisis Kritis: Keunggulan dan Keterbatasan

Kekuatan Inovasi:

  • Praktis dan Mobile Friendly: Aplikasi dapat langsung digunakan oleh masyarakat luas tanpa pelatihan teknis.

  • Realtime Warning: Pengguna dapat menghindari risiko kecelakaan melalui notifikasi lokasi.

  • Interaktif dan Kolaboratif: Adanya fitur pelaporan menjadikan aplikasi berkembang secara partisipatif.

  • Open Data Integrasi: Potensi besar jika dihubungkan dengan sistem transportasi publik dan instansi pemerintah.

Kekurangan:

  • Ketergantungan pada GPS: Akurasi bergantung pada koneksi internet dan kualitas sinyal.

  • Belum Terintegrasi dengan Emergency Services: Tidak tersedia tombol cepat darurat (panic button).

  • Jumlah Titik Terbatas: Masih sedikit titik rawan yang dicakup; dibutuhkan pembaruan berkala.

Perbandingan dengan Penelitian Lain

Beberapa penelitian serupa pernah dilakukan, misalnya:

  • Junaidi et al. (2016) mengembangkan sistem informasi berbasis web untuk kecelakaan lalu lintas, namun tidak real-time dan tidak berbasis mobile.

  • Rahmat & Lestari (2017) membuat aplikasi pelaporan kecelakaan berbasis SMS, yang dinilai kurang efisien dibanding aplikasi online.

Keunggulan penelitian ini terletak pada penggabungan teknologi LBS dengan antarmuka peta digital dan notifikasi real-time, membuatnya lebih unggul dalam konteks pengguna umum.

Relevansi Terhadap Tren Smart City

Di tengah dorongan menuju Smart City, aplikasi semacam ini menjadi bagian dari sub-sistem Smart Mobility dan Smart Safety. Kota seperti Yogyakarta yang kerap dikunjungi wisatawan sangat membutuhkan sistem yang mampu mengedukasi sekaligus melindungi pengguna jalan.

Potensi integrasi dengan sistem transportasi seperti Trans Jogja, Google Traffic, dan aplikasi ride-sharing akan memperluas manfaatnya secara sistemik.

Implikasi Praktis dan Masa Depan

Untuk Pemerintah:

  • Dapat digunakan sebagai sistem pendukung kebijakan berbasis data spasial.

  • Potensi kolaborasi dengan Dishub, kepolisian, dan BPBD.

Untuk Masyarakat:

  • Memberi rasa aman tambahan saat berkendara.

  • Meningkatkan kesadaran terhadap area berisiko tinggi.

Untuk Pengembang Teknologi:

  • Bisa dikembangkan lebih lanjut dengan AI untuk prediksi kecelakaan, integrasi sensor IoT, atau pemetaan real-time dengan drone mapping.

Kesimpulan

Penelitian ini berhasil menunjukkan bahwa teknologi Location Based Service (LBS) tidak hanya cocok untuk keperluan komersial, tetapi juga sangat relevan untuk meningkatkan keselamatan publik. Aplikasi berbasis LBS untuk mendeteksi jalan rawan kecelakaan di Yogyakarta adalah contoh konkret dari inovasi digital yang berdampak langsung bagi masyarakat.

Lebih dari sekadar aplikasi peta, sistem ini adalah pengingat bijak di saku pengguna jalan, yang bekerja senyap namun menyelamatkan. Diperlukan kolaborasi multipihak untuk mengembangkan sistem ini lebih jauh, termasuk perluasan cakupan wilayah, integrasi dengan layanan darurat, dan literasi digital kepada pengguna.

Sumber :

Nurdin, A. S., Astuti, N. R. D. P., & Arfiani, I. (2018). Pengembangan Aplikasi LBS untuk Layanan Informasi Jalan Rawan Kecelakaan di Kota Yogyakarta. Jurnal Sarjana Teknik Informatika, Vol. 6 No. 2, 2018.

Selengkapnya
Aplikasi Pendeteksi Jalan Rawan Kecelakaan di Yogyakarta: Inovasi Cerdas Berbasis LBS
page 1 of 1