Integrasi Lean dan Green di Proyek Konstruksi Gaza: Jalan Menuju Efisiensi dan Keberlanjutan

Dipublikasikan oleh Izura Ramadhani Fauziyah

23 April 2025, 09.24

freepik.com

Dalam era di mana efisiensi dan keberlanjutan menjadi pusat perhatian global, sektor konstruksi tidak bisa tertinggal. Dua pendekatan terdepan, yaitu lean construction dan green building, mulai diadopsi luas sebagai solusi untuk mengurangi limbah, meningkatkan efisiensi, dan mengurangi dampak negatif lingkungan. Tapi bagaimana integrasi dua konsep ini bisa membantu daerah konflik seperti Jalur Gaza, yang memiliki dinamika sosial dan ekonomi yang unik?

Penelitian oleh El-Sawalhi et al. (2018) menggali potensi besar dari pendekatan lean dan green di proyek konstruksi di Gaza. Studi ini tidak hanya mengevaluasi kesadaran dan pemahaman pelaku industri konstruksi, tapi juga memetakan manfaat nyata dari penerapan kedua prinsip ini di wilayah yang penuh tantangan tersebut.

H2: Apa Itu Lean dan Green dalam Konstruksi?

Lean Construction

Konsep lean construction berakar dari filosofi manufaktur Jepang (Toyota Production System), yang menekankan pengurangan limbah dan peningkatan alur kerja. Dalam dunia konstruksi, lean berarti meminimalkan kegiatan yang tidak menambah nilai (non-value-added activities), seperti waktu tunggu, gerakan yang tidak perlu, atau pekerjaan ulang.

Green Building

Sementara itu, green building lebih fokus pada keberlanjutan, seperti efisiensi energi, konservasi air, pemilihan material ramah lingkungan, dan pengurangan dampak lingkungan sepanjang siklus hidup bangunan.

Meski fokus keduanya berbeda, lean dan green memiliki tujuan yang selaras: efisiensi dan keberlanjutan.

H2: Studi Kasus Gaza: Realita di Lapangan

Profil Responden dan Proyek

Dalam studi ini, 119 responden dari tiga kelompok utama—kontraktor (43,7%), konsultan (28,6%), dan pemilik proyek (27,7%)—memberikan pandangan mereka melalui kuesioner. Lebih dari 65% dari mereka memiliki pengalaman di atas lima tahun dan sekitar 73% terlibat dalam proyek dengan nilai di atas satu juta dolar dalam lima tahun terakhir. Ini menunjukkan bahwa mayoritas partisipan cukup berpengalaman dan menangani proyek-proyek skala menengah hingga besar.

H2: Tingkat Kesadaran terhadap Lean dan Green di Gaza

Lean Construction: Masih Belum Dipahami Secara Luas

Mayoritas responden sepakat bahwa ada kesenjangan besar dalam pengetahuan dan penerapan lean construction. Pernyataan seperti “Saya memiliki pengetahuan sebelumnya tentang lean construction” mendapatkan Relative Importance Index (RII) terendah di antara semua indikator—hanya 65,21 secara keseluruhan. Sebaliknya, manfaat potensial dari lean, seperti efisiensi biaya proyek, diakui tinggi oleh para kontraktor (RII = 72,31).

Green Building: Lebih Dikenal Tapi Belum Diutamakan

Kesadaran terhadap green building sedikit lebih tinggi, terutama dari sisi manfaat jangka panjang seperti “mengurangi biaya siklus hidup bangunan” yang mendapatkan RII tertinggi (75,29). Namun, pernyataan terkait komitmen institusi dalam mengurangi dampak lingkungan mendapatkan RII terendah (65,88), menunjukkan bahwa meski green lebih dikenal, penerapannya belum menjadi prioritas institusional.

H2: Manfaat Penerapan Lean di Gaza

1. Mengurangi Pekerjaan Tak Bernilai Tambah

Poin “mengurangi pekerjaan yang tidak menambah nilai” mendapat skor tertinggi (RII = 80,34). Ini menunjukkan bahwa semua pihak—pemilik, konsultan, dan kontraktor—menyadari urgensi eliminasi pemborosan dalam proses konstruksi.

2. Meningkatkan Koordinasi Antar Tim

Kerja sama antar spesialisasi mendapat pengakuan penting oleh pemilik proyek (RII = 82,42). Ini relevan mengingat banyaknya konflik dan miskomunikasi di proyek konstruksi Gaza.

H2: Manfaat Penerapan Green di Gaza

1. Penghematan Air: Prioritas Utama

Air adalah isu krusial di Gaza. Tidak mengherankan jika “penggunaan air yang rasional” menjadi manfaat paling utama menurut semua kelompok (RII = 83,53).

2. Efisiensi Energi

“Pengurangan konsumsi energi” juga sangat dihargai (RII = 82,52), menunjukkan kesadaran akan biaya energi yang tinggi dan pentingnya efisiensi dalam bangunan.

Namun, ironisnya, manfaat seperti “menjaga status lingkungan Gaza” berada di peringkat terbawah menurut kontraktor (RII = 77,62), menunjukkan bahwa keuntungan ekonomi jangka pendek masih lebih diutamakan.

H2: Integrasi Lean dan Green: Kombinasi Efektif

1. Penghematan Biaya Proyek

Integrasi lean dan green diyakini akan menghasilkan penghematan biaya signifikan (RII = 85,38). Hal ini menjadi argumen kuat untuk mendorong adopsi kedua pendekatan ini secara bersamaan.

2. Eliminasi Limbah

Kedua metode sama-sama berfokus pada pengurangan limbah. Pernyataan “keduanya mengarah pada eliminasi limbah” mendapat RII kedua tertinggi (80,67), menunjukkan sinergi antara efisiensi operasional (lean) dan keberlanjutan lingkungan (green).

H2: Tantangan dan Rekomendasi

Kendala Utama

  • Kurangnya pelatihan dan edukasi formal terkait lean dan green.
  • Minimnya kebijakan pemerintah atau lembaga donor yang mewajibkan penerapan prinsip-prinsip ini.
  • Fokus berlebihan pada penghematan biaya jangka pendek oleh kontraktor.

Rekomendasi Strategis

  • Pelatihan dan Sertifikasi: Lembaga teknik di Gaza dapat menyediakan pelatihan khusus mengenai lean dan green construction.
  • Insentif Finansial: Pemerintah atau donor internasional perlu memberikan insentif bagi proyek yang mengadopsi lean-green.
  • Integrasi dalam Kurikulum: Universitas dan politeknik teknik sipil sebaiknya mengintegrasikan materi ini dalam mata kuliah wajib.

H2: Penutup – Jalan Menuju Masa Depan yang Lebih Efisien dan Berkelanjutan

Studi El-Sawalhi dkk. menunjukkan bahwa Gaza memiliki potensi besar untuk mengadopsi pendekatan lean dan green secara luas. Meski kesadaran masih dalam taraf sedang, manfaat yang dirasakan oleh para pelaku konstruksi cukup signifikan. Dengan tantangan infrastruktur dan sumber daya yang kompleks, pendekatan ini bukan hanya pilihan bijak, tapi bisa menjadi kebutuhan dasar.

Mengintegrasikan efisiensi (lean) dan keberlanjutan (green) bukan hanya strategi proyek jangka pendek, tetapi investasi jangka panjang untuk masa depan konstruksi yang lebih cerdas, hemat, dan ramah lingkungan—tidak hanya di Gaza, tapi di seluruh dunia.

Sumber Asli:

El-Sawalhi, N. I., Jaber, B. M., & Al Shukri, A. (2018). Towards Lean and Green Thinking in Construction Projects at Gaza Strip. Organization, Technology and Management in Construction: An International Journal, 10, 1827–1838. DOI: 10.2478/otmcj-2018-0011

Jika Anda ingin saya bantu membuat versi HTML atau mengintegrasikan dengan sistem website/blog Anda, cukup beri tahu!