Integrasi Lean Construction dan Evaluasi Kinerja Keberlanjutan: Model Efisien untuk Proyek Bangunan Masa Depan

Dipublikasikan oleh Izura Ramadhani Fauziyah

30 April 2025, 07.43

freepik.com

Dalam dunia konstruksi modern, keberlanjutan bukan lagi sekadar opsi, tetapi keharusan. Peningkatan kesadaran global akan krisis lingkungan menuntut industri konstruksi untuk berinovasi dalam pendekatan mereka terhadap pembangunan. Di sisi lain, Lean Construction telah terbukti mampu mengurangi limbah dan meningkatkan efisiensi. Namun, upaya untuk mengintegrasikan kedua pendekatan ini secara sistematis masih minim. Paper karya Xavier Brioso dan Fiorela Cruzado-Ramos (2020) menyoroti upaya penting tersebut dengan memperkenalkan model evaluasi kinerja keberlanjutan berbasis Lean, menggunakan metode Delphi.

Mengapa Integrasi Lean dan Keberlanjutan Penting?

Lean dan keberlanjutan adalah dua filosofi yang lahir dari kebutuhan berbeda. Lean bertujuan mengeliminasi limbah dan meningkatkan nilai bagi pelanggan, sementara keberlanjutan menekankan pengurangan dampak lingkungan dan efisiensi penggunaan sumber daya. Studi menunjukkan bahwa ketika kedua pendekatan ini digabungkan, tercipta sinergi yang signifikan dalam pengelolaan proyek, khususnya dalam mengoptimalkan sumber daya, mengurangi emisi, dan meningkatkan efisiensi energi.

Metodologi: Perpaduan Literatur dan Delphi Method

Penelitian ini dimulai dengan tinjauan literatur yang luas dari lebih dari 50 publikasi ilmiah mengenai Lean Construction, manajemen berkelanjutan, dan indikator kinerja utama (Key Performance Indicators/KPIs). Sumber utama berasal dari publikasi International Group for Lean Construction (IGLC), serta jurnal-jurnal terkemuka di bidang manajemen konstruksi.

Setelah menyusun model awal berdasarkan kajian pustaka, peneliti menggunakan Metode Delphi untuk memvalidasi indikator kinerja dan prosedur evaluasi. Metode ini melibatkan panel ahli yang memberikan masukan melalui serangkaian kuesioner dalam beberapa putaran, hingga tercapai konsensus.

Fase-Fase Siklus Hidup Proyek dan Relevansinya terhadap Keberlanjutan

Penilaian kinerja keberlanjutan dilakukan pada setiap fase proyek:

  • Perencanaan dan Desain: Di sinilah strategi efisiensi energi dan penggunaan ulang material harus dimulai. Desain modular dan pertimbangan terhadap daur ulang beton jadi contoh konkrit.
  • Konstruksi dan Implementasi: Praktik Lean seperti low inventory dan aliran kerja berkelanjutan dapat mengurangi emisi karbon dan waktu pengerjaan.
  • Penggunaan dan Operasional: Fase ini seringkali terabaikan, padahal berdampak signifikan terhadap emisi jangka panjang.

Model Evaluasi: Tahapan dan Aplikasinya di Proyek Nyata

Model yang dikembangkan melibatkan enam tahap:

  1. Identifikasi tujuan evaluasi
  2. Penyusunan metodologi
  3. Validasi menggunakan Delphi
  4. Penerapan di proyek aktual (di Peru)
  5. Evaluasi hasil
  6. Penyusunan laporan rekomendasi

Dalam studi kasus di Peru, model ini diaplikasikan ke beberapa proyek bangunan untuk mengukur kinerja berdasarkan KPI seperti konsumsi energi, volume limbah, dan emisi CO2. Hasilnya menunjukkan bahwa proyek yang mengadopsi Lean dan mempertimbangkan keberlanjutan sejak awal menunjukkan hasil jauh lebih baik dibandingkan proyek konvensional.

Nilai Tambah dan Perbandingan dengan Studi Sebelumnya

Beberapa studi terdahulu (seperti oleh Rothenberg et al. 2001 dan Florida 1996) memberikan hasil yang bertentangan terkait integrasi Lean dan keberlanjutan. Namun, model Brioso dan Cruzado-Ramos mengatasi kelemahan ini dengan menyajikan kerangka kerja sistematis dan metrik kuantitatif yang dapat diukur dan dievaluasi.

Studi ini juga memperkuat temuan dari Dües et al. (2013) dan Martínez (2014) bahwa integrasi Lean dan keberlanjutan memberikan dampak positif terhadap efisiensi rantai pasok, partisipasi stakeholder, dan pengurangan limbah secara keseluruhan.

Kritik Konstruktif dan Ruang Pengembangan

Meski model ini terbukti berhasil, ada beberapa tantangan:

  • Model masih berfokus pada keberlanjutan lingkungan; aspek sosial dan ekonomi belum dikaji secara mendalam.
  • Penerapan metode Delphi bergantung pada ketersediaan panel ahli dan dapat menjadi bias jika tidak dikelola secara netral.
  • Belum ada integrasi eksplisit dengan teknologi seperti BIM atau AI yang potensial memperkuat akurasi prediksi dan analitik.

Relevansi dengan Tren Industri Global

Model ini sangat relevan dengan tren global seperti pembangunan kota cerdas (smart cities), net-zero emissions, dan circular economy. Di era digital, pendekatan seperti ini bisa menjadi standar baru dalam manajemen proyek konstruksi, terutama ketika dikombinasikan dengan teknologi digital dan sistem manajemen mutu modern.

Kesimpulan: Menuju Konstruksi Hijau yang Terukur dan Terpadu

Artikel ini menyumbang pendekatan sistematis terhadap integrasi Lean dan keberlanjutan dalam proyek konstruksi. Dengan menggunakan KPI dan metode Delphi, model ini menawarkan alat evaluasi yang konkret dan dapat direplikasi. Lebih dari itu, ia memberikan arah strategis bagi perusahaan konstruksi untuk berpindah dari praktik reaktif menuju proaktif dan berkelanjutan.

Sumber Asli Artikel (tanpa tautan): Brioso, X. dan Cruzado-Ramos, F. 2020. "Model of Evaluation of Sustainability Performance in Building Projects Integrating Lean, through the Delphi Method." Proc. 28th Annual Conference of the International Group for Lean Construction (IGLC28), Berkeley, California, USA.