Inovasi Teknologi Terkini dalam Manajemen Biaya Proyek Konstruksi: Transformasi Menuju Efisiensi Total

Dipublikasikan oleh Wafa Nailul Izza

08 Mei 2025, 10.30

Pexels.com

Pendahuluan: Revolusi Industri 4.0 dan Tekanan Efisiensi Biaya

Dalam dekade terakhir, industri konstruksi telah mengalami tekanan besar untuk meningkatkan efisiensi dan mengendalikan biaya proyek secara lebih efektif. Di tengah dinamika Revolusi Industri 4.0 (IR 4.0), teknologi informasi dan komunikasi (TIK) telah merambah berbagai sektor, termasuk konstruksi. Namun, adopsi teknologi di sektor ini relatif lambat dibandingkan dengan industri manufaktur atau keuangan.

Artikel karya Igwe et al. (2020) menyampaikan bahwa banyak teknologi seperti BIM (Building Information Modelling), IoT, kecerdasan buatan (AI), dan augmented reality (AR) telah tersedia namun belum sepenuhnya dimanfaatkan untuk manajemen biaya secara total. Dalam studi ini, penulis meninjau 81 literatur dari 2008 hingga 2019 untuk memetakan bagaimana teknologi-teknologi ini bisa diintegrasikan dalam Total Cost Management (TCM) konstruksi.

 

Apa Itu Total Cost Management (TCM) dalam Konstruksi?

TCM adalah pendekatan menyeluruh yang meliputi perencanaan, estimasi, penganggaran, pengawasan, dan pengendalian biaya pada setiap tahap proyek konstruksi. Dalam praktiknya, manajemen biaya dilakukan sejak tahap studi kelayakan, desain, tender, konstruksi, hingga operasional dan pemeliharaan bangunan.

Teknik umum dalam TCM:

  • Earned Value Management (EVM)

  • Cost-Value Reconciliation (CVR)

  • Cash Flow Forecasting

  • Program Evaluation and Review Technique (PERT)

  • Activity-Based Costing (ABC)
     

Namun, tantangan utama adalah bagaimana menghubungkan teknik-teknik ini dengan teknologi modern untuk meningkatkan akurasi, kolaborasi, dan transparansi.

 

Teknologi Terkini yang Mengubah Manajemen Biaya Konstruksi

1. Building Information Modelling (BIM)

Kegunaan utama:

  • Estimasi biaya berbasis model 3D dan 5D

  • Deteksi konflik desain untuk menghindari pemborosan

Manajemen fasilitas pasca konstruksi

Contoh nyata: Pemerintah Inggris mewajibkan penggunaan BIM sejak 2016 untuk proyek-proyek publik. Hasilnya, beberapa kontraktor besar mampu menghemat biaya hingga 20% di fase desain dan konstruksi.

 

2. Augmented & Virtual Reality (AR/VR)

  • AR membantu tim proyek dalam inspeksi digital dan pelaporan progres pekerjaan

  • VR memungkinkan pemilik proyek “masuk” ke lingkungan virtual bangunan sebelum dibangun
     

Kritik tambahan: Meskipun menjanjikan, integrasi AR/VR masih terhambat oleh mahalnya perangkat dan kebutuhan pelatihan SDM.

 

3. Mobile Technology

Manfaat praktis:

  • Dokumentasi langsung di lapangan

  • Pemantauan real-time dan komunikasi antar tim

  • Kalkulasi cepat untuk estimasi biaya langsung dari lapangan
     

Data pendukung: Sebuah survei dari Software Connect (2017) menunjukkan bahwa 81% profesional konstruksi menggunakan aplikasi mobile untuk pengelolaan proyek.

 

4. Internet of Things (IoT)

Aplikasi:

  • Sensor untuk pemantauan mesin dan tenaga kerja

  • Pengumpulan data otomatis terkait konsumsi material
     

Analisis tambahan: IoT sangat potensial dalam mengurangi pemborosan bahan (material wastage), terutama pada proyek-proyek skala besar dengan pengelolaan logistik yang kompleks.

 

5. Artificial Intelligence (AI) dan Machine Learning (ML)

  • AI membantu dalam perencanaan jadwal kerja berdasarkan tren histori

  • ML digunakan untuk memprediksi potensi keterlambatan proyek berdasarkan data aktual
     

Studi kasus: Dalam proyek gedung pencakar langit di Dubai, AI digunakan untuk memproyeksikan biaya tenaga kerja harian dan mengoptimalkan alokasi sumber daya.

 

6. Drones dan Robotics

Fungsi utama:

  • Mengambil gambar udara untuk evaluasi progres pekerjaan

  • Melakukan inspeksi area berbahaya tanpa melibatkan tenaga kerja
     

Efek langsung terhadap biaya: Mengurangi kecelakaan kerja berarti mengurangi biaya kompensasi dan keterlambatan proyek.

7. Predictive Analytics

Teknologi ini mengubah cara pengambilan keputusan dengan analisis berbasis data historis dan real-time. Misalnya, estimasi biaya per minggu atau prediksi penurunan produktivitas bisa dibuat dengan presisi tinggi.

 

Analisis Grafik dan Tren Literatur

Penelitian ini menunjukkan bahwa adopsi teknologi seperti BIM dan Mobile Tech mengalami peningkatan signifikan setelah tahun 2016. Grafik dalam paper menampilkan lonjakan tajam pada kedua teknologi ini, menandakan bahwa pelaku industri mulai menyadari pentingnya transformasi digital demi efisiensi biaya.

Menariknya, teknologi seperti blockchain dan AI masih tergolong “muda” dalam konteks konstruksi, meski telah mapan di sektor lain.

 

Perbandingan dengan Studi Sebelumnya

Paper ini secara unik mengombinasikan berbagai teknologi dalam konteks TCM, berbeda dengan kebanyakan studi sebelumnya yang hanya fokus pada satu teknologi seperti BIM atau AR. Misalnya, studi Lu et al. (2019) hanya menyoroti BIM dan Big Data, tanpa menjelaskan hubungan antara teknologi lainnya seperti drone dan predictive analytics dalam satu kerangka TCM.

 

Dampak Praktis di Industri

Keuntungan yang Didapat:

  • Penghematan waktu hingga 30% dalam fase monitoring proyek

  • Akurasi estimasi biaya meningkat 20–25%

  • Penurunan kasus klaim proyek akibat data transparan
     

Tantangan Implementasi:

  • Kurangnya pelatihan tenaga kerja

  • Biaya awal pengadaan teknologi

  • Kurangnya standar interoperabilitas antar platform
     

 

Rekomendasi dan Masa Depan

Agar teknologi ini benar-benar berdampak dalam manajemen biaya konstruksi, penulis menyarankan:

  • Kolaborasi aktif antara pemerintah, akademisi, dan pelaku industri untuk pelatihan teknologi baru

  • Integrasi lintas teknologi (misalnya, menggabungkan BIM dengan IoT dan AI)

  • Regulasi yang mendukung adopsi teknologi, seperti insentif bagi kontraktor yang menggunakan metode digital
     

 

Penutup: Menuju Konstruksi yang Lebih Cerdas dan Hemat Biaya

Studi ini memberikan gambaran menyeluruh tentang bagaimana teknologi modern dapat mengubah paradigma manajemen biaya proyek konstruksi. Dengan memanfaatkan BIM, AR/VR, AI, dan lainnya, pelaku industri kini memiliki alat yang lebih canggih untuk mencapai efisiensi, mengurangi pemborosan, dan meningkatkan transparansi. Langkah selanjutnya adalah memastikan teknologi ini dapat diakses dan diterapkan secara luas—bukan hanya di proyek-proyek berskala besar, tetapi juga konstruksi menengah dan kecil.

 

Sumber Referensi

Paper yang diresensi dapat diakses secara penuh di:
IOP Conference Series: Materials Science and Engineering, Volume 884, 2020
DOI: https://doi.org/10.1088/1757-899X/884/1/012041