Desain Pembelajaran: Strategi, Pendekatan, dan Pengaruh pada Pembelajaran Efektif

Dipublikasikan oleh Dimas Dani Zaini

19 April 2024, 10.47

Sumber: id.wikipedia.org

Desain pembelajaran adalah praktik pengorganisasian media dan konten teknologi komunikasi untuk memfasilitasi komunikasi efektif antara guru dan siswa. Proses tersebut terdiri dari menentukan kondisi dasar pemahaman siswa, merumuskan tujuan pembelajaran, dan mengembangkan “perlakuan” berbasis media untuk memudahkan transisi. Idealnya, proses ini didasarkan pada teori pembelajaran yang telah teruji secara pedagogis dan dapat terjadi pada siswa secara individu, di bawah pengawasan guru, atau dalam masyarakat. Hasil pembelajaran ini dapat langsung diamati dan diukur secara ilmiah, atau disembunyikan sama sekali dan hanya berupa asumsi.

Perencanaan pembelajaran dapat dimaknai dari berbagai sudut pandang, sebagai suatu disiplin ilmu, sebagai ilmu pengetahuan, sebagai suatu sistem dan suatu proses. . Sebagai suatu ilmu, desain pembelajaran berkaitan dengan kajian dan teori tentang berbagai strategi serta proses pengembangan dan pelaksanaan pembelajaran. Sebagai ilmu, desain pembelajaran merupakan ilmu untuk menciptakan spesifikasi pengembangan, pelaksanaan, penilaian, serta pengelolaan situasi yang memberikan fasilitas pelayanan pembelajaran dalam skala makro dan mikro untuk berbagai mata pelajaran pada berbagai tingkatan. Sebagai sistem, desain pembelajaran merupakan pengembangan sistem pembelajaran dan sistem pelaksanaannya termasuk sarana serta prosedur untuk meningkatkan mutu belajar.

Sebagai suatu disiplin, desain pembelajaran secara historis dan tradisional berakar pada psikologi kognitif dan perilaku. Namun istilah ini sering dihubungkan dengan istilah yang berbeda dalam bidang lain, misalnya dengan istilah desain grafis. Walaupun desain grafis (dari perspektif kognitif) dapat memainkan peran penting dalam desain pembelajaran, tetapi keduanya adalah konsep yang terpisah.

Banyak dasar dari bidang desain pembelajaran yang diletakan saat Perang Dunia II, saat militer Amerika Serikat merasakan adanya kebutuhan untuk melatih dengan cepat sejumlah besar orang untuk melakukan tugas teknis yang rumit dalam bidang kemiliteran. Berdasarkan penelitian dan teori dari B.F. Skinner tentang operant conditioning, program pelatihan difokuskan pada perilaku yang tampak. Latihan dibagi menjadi beberapa bagian, dan setiap bagian latihan diperlakukan sebagai tujuan pembelajaran tersendiri. Pelatihan dirancang untuk memberi penghargaan pada tampilan yang benar dan memberikan koreksi untuk tampilan yang salah. Semua siswa diharapkan mampu memperoleh keterampilan jika diberi kesempatan pengulangan yang cukup dan umpan balik yang memadai. Setelah perang, keberhasilan model pendidikan masa perang terulang kembali dalam pendidikan komersial dan industri, pada tingkat lebih rendah di kelas dasar dan menengah.

1955. Benjamin S. Bloom menerbitkan taksonomi tiga bidang studi. Sasaran: Kognitif (apa yang kita ketahui atau pikirkan), afektif (apa yang kita rasakan atau sikap yang kita miliki), dan psikomotorik (apa yang kita lakukan). Taksonomi ini masih berpengaruh terhadap desain pembelajaran.

Dalam pertengahan kedua pada abad ke-20, teori belajar mulai dipengaruhi oleh perkembangan komputer digital.

Dalam tahun 1970-an, banyak pembuat teori mulai mengadopsi pendekatan "pemrosesan informasi" dalam desain pembelajaran. David Merrill misalnya mengembangkan Component Display Theory (CDT). Teori tersebut berkonsentrasi pada cara mempresentasikan materi pembelajaran (teknik presentasi).

Sumber: id.wikipedia.org