Dalam dunia konstruksi modern, praktik deconstruction menjadi strategi penting untuk mengurangi jejak lingkungan dan memaksimalkan penggunaan kembali material. Berbeda dengan metode konvensional yang merobohkan bangunan secara instan, deconstruction melibatkan pembongkaran bangunan secara selektif dan sistematis demi menyelamatkan material bernilai.
Penelitian yang dilakukan oleh Boukherroub dan tim mengangkat studi kasus di kawasan Gaspésie, Québec, Kanada, sebagai proyek pionir deconstruction berskala regional dengan pendekatan Lean Thinking. Proyek ini bukan hanya tentang merobohkan bangunan, tetapi mengintegrasikan konsep ekonomi sirkular, pengelolaan limbah berkelanjutan, dan optimalisasi sumber daya secara holistik.
Latar Belakang: Masalah Limbah di Industri Konstruksi
Industri konstruksi menjadi salah satu penyumbang limbah terbesar di dunia. Di Uni Eropa, misalnya, limbah konstruksi menyumbang lebih dari 30% dari total limbah. Di Québec sendiri, sekitar 3,5 juta ton limbah konstruksi, renovasi, dan pembongkaran (CRD) dihasilkan setiap tahun. Sebagian besar dari limbah ini langsung menuju tempat pembuangan akhir karena terbatasnya sistem pemrosesan ulang dan infrastruktur daur ulang.
Melihat urgensi ini, tim peneliti menginisiasi pendekatan deconstruction sebagai alternatif hijau terhadap demolisi tradisional. Salah satu keunggulan metode ini adalah potensinya untuk menyelamatkan material historis dan bernilai tinggi, sekaligus memperkuat ekonomi lokal melalui pasar barang bekas bangunan.
Studi Kasus: Lima Bangunan, Satu Tujuan
Penelitian ini berfokus pada lima bangunan di dua lokasi—kota Grande-Rivière dan Chandler—yang sepenuhnya dibongkar untuk mendukung pengembangan pusat pendidikan École de permaculture di kota Percé. Proyek berlangsung dari Mei 2022 hingga Oktober 2023.
Uniknya, proyek ini dipimpin oleh Régie Intermunicipale de Traitement des Matières Résiduelles de la Gaspésie (RITMRG), sebuah lembaga pengelola limbah regional yang berperan sebagai promotor utama. Dengan dukungan tim lean researcher, kontraktor, serta berbagai pemangku kepentingan lokal, proyek ini menjadi bagian dari inisiatif Circular Economy Acceleration Lab oleh École de technologie supérieure (ÉTS).
Pendekatan Lean dan Metodologi DMAIC
Penelitian ini menggunakan pendekatan Action Research dan kerangka DMAIC (Define, Measure, Analyse, Innovate, Control) dari Lean Six Sigma—meskipun fase “Control” belum diterapkan.
Fase Define:
- Tim proyek terdiri dari GM RITMRG, dua peneliti, dan seorang ahli pembangunan industri.
- SIPOC mapping digunakan untuk mengidentifikasi seluruh aliran proses, dari kebutuhan awal hingga distribusi hasil ke publik.
- Risiko utama: kekurangan tenaga kerja, kecelakaan kerja, keterlambatan jadwal, cuaca ekstrem, dan keterbatasan manajemen.
Fase Measure dan Analyse:
- Pemetaan mendetail dari proses pre-deconstruction, deconstruction, dan post-deconstruction dilakukan.
- Data dikumpulkan dari wawancara, observasi lapangan, survei online, dan workshop.
- Salah satu masalah utama: kurangnya akurasi dalam inventaris material, proses tender yang rumit, dan minimnya pelatihan tim lapangan.
Proses Tiga Tahap: Dari Perencanaan hingga Penyebarluasan Hasil
1. Pre-Deconstruction:
Melibatkan penilaian bangunan, pengajuan dana, proses tender, dan pelatihan tim. Tantangan utama termasuk birokrasi panjang, kesenjangan informasi antara perencana dan pelaksana, serta kekurangan referensi teknis.
2. Deconstruction:
Melibatkan pembongkaran selektif, pengelompokan material berdasarkan kategori (reuse, recycle, landfill), dan pelabelan untuk pelacakan. Material seperti kayu, jendela, dan struktur logam dipisahkan dan disiapkan untuk penjualan kembali.
3. Post-Deconstruction:
Inventarisasi material, promosi penjualan (melalui media lokal dan sosial), serta evaluasi proyek. Material hasil deconstruction dijual dengan sistem registry yang dikelola oleh GM RITMRG.
Hasil: Angka dan Fakta
- Lebih dari 80% material berhasil diselamatkan untuk penggunaan ulang atau daur ulang.
- 3 jenis kontainer (reuse, recycle, landfill) digunakan untuk klasifikasi di lokasi.
- Waktu proyek tetap sesuai jadwal meski cuaca ekstrem, berkat antisipasi Lean seperti perlindungan kontainer dan buffer timeline.
- Workshop menghasilkan lebih dari 20 solusi dan rekomendasi praktis dari para ahli dan pelaksana proyek.
Solusi dan Inovasi: Gabungan Literatur, Lapangan, dan Ahli
Dari Literatur:
- Strategi Design for Deconstruction (DfD) untuk bangunan baru.
- Standarisasi rencana kerja dan sertifikasi material daur ulang.
- Pelatihan kesehatan dan keselamatan kerja yang disesuaikan.
Dari Praktisi:
- Template dokumen pendanaan yang lebih jelas dan seragam.
- Toolbox fleksibel untuk pelacakan proyek.
- Validasi ekspektasi kontraktor sebelum kickoff meeting.
Dari Para Ahli:
- Kontrak tender harus menyertakan indikator sosial dan ekonomi.
- Bonus kinerja untuk pencapaian target reuse.
- Penggunaan kit pelacakan awal di lokasi proyek.
Tantangan Sistemik dan Rekomendasi Kebijakan
Penelitian ini mengungkap sejumlah hambatan sistemik:
- Kurangnya regulasi yang mewajibkan atau memberi insentif deconstruction.
- Ketiadaan jaminan hukum untuk material hasil bongkar.
- Keterbatasan pasar reuse, terutama di daerah terpencil.
Rekomendasi utama:
- Pemerintah perlu membuat kerangka hukum dan fiskal untuk mendukung praktik deconstruction.
- Edukasi dan kampanye publik tentang reuse material konstruksi harus ditingkatkan.
- Kolaborasi antara sektor publik, akademisi, dan industri sangat krusial.
Kesimpulan: Merintis Jalan Menuju Konstruksi Berkelanjutan
Proyek deconstruction di Gaspésie membuktikan bahwa dengan pendekatan yang tepat, pemikiran lean, dan kerja sama multipihak, material yang dulu dianggap limbah kini bisa menjadi sumber daya berharga. Tidak hanya memberikan manfaat ekonomi dan lingkungan, proyek ini juga membuka mata industri bahwa transisi ke ekonomi sirkular bukan sekadar wacana, tetapi bisa diwujudkan.
Model ini bisa direplikasi ke daerah lain di Kanada, dan bahkan diterapkan secara global di negara-negara berkembang yang memiliki tantangan serupa dalam pengelolaan limbah konstruksi.
Sumber asli:
Boukherroub, T., Nganmi Tchakoutio, A., & Drapeau, N. (2024). Using Lean in Deconstruction Projects for Maximising the Reuse of Materials: A Canadian Case Study. Sustainability, 16(5), 1816.