Dampak Sistem Hak Asasi Manusia Antar-Amerika: Transformasi di Lapangan

Dipublikasikan oleh Izura Ramadhani Fauziyah

24 Juni 2025, 09.29

pixabay.com

Sistem Inter-Amerika dan Transformasi Hak Asasi Manusia di Amerika Latin

Sistem Hak Asasi Manusia Inter-Amerika (IAHRS) telah lama menjadi jangkar perlindungan hak asasi di Amerika Latin, wilayah yang dikenal dengan sejarah panjang otoritarianisme, ketimpangan, dan kekerasan struktural. Buku ini, disunting oleh para pakar terkemuka, menawarkan analisis mendalam tentang bagaimana IAHRS—melalui Inter-American Commission on Human Rights (IACHR) dan Inter-American Court of Human Rights (IACtHR)—tidak hanya memutuskan kasus, tetapi juga mendorong transformasi sosial, hukum, dan budaya di tingkat nasional dan regional. Buku ini menyoroti konsep Ius Constitutionale Commune en América Latina (ICCAL) sebagai kerangka konseptual, menekankan pentingnya interaksi antara norma internasional, nasional, dan aktor masyarakat sipil dalam membentuk ekosistem hak asasi manusia yang dinamis.

Kerangka Konseptual: Dari Kepatuhan Menuju Transformasi

Ius Constitutionale Commune dan Transformative Constitutionalism

ICCAL adalah pendekatan konstitusionalisme transnasional yang khas Amerika Latin, menekankan integrasi antara hukum domestik dan internasional, serta interaksi horizontal antarnegara di kawasan. Buku ini menegaskan bahwa transformasi hak asasi manusia tidak cukup diukur dari tingkat kepatuhan negara pada putusan pengadilan, melainkan dari dampak sistemik pada hukum, institusi, dan budaya masyarakat. Transformative constitutionalism di sini dipahami sebagai upaya aktif untuk mengubah struktur sosial yang menindas menuju masyarakat yang lebih demokratis dan inklusif.

Komunitas Praktik Hak Asasi Manusia

Transformasi tidak terjadi dalam ruang hampa. Komunitas praktik—yang terdiri dari hakim, pengacara, LSM, akademisi, dan korban—berperan penting dalam menafsirkan, mengadvokasi, dan mengimplementasikan standar hak asasi. Buku ini menyoroti bahwa perdebatan, bahkan resistensi, dalam komunitas ini justru memperkuat relevansi dan legitimasi IAHRS.

Dari Kepatuhan ke Dampak Transformasional: Dimensi dan Metodologi

Kritik terhadap Fokus Kepatuhan

Banyak studi menyoroti rendahnya tingkat kepatuhan negara-negara Amerika Latin terhadap putusan IACtHR, terutama dalam isu penghilangan paksa, amnesti, dan hak ekonomi-sosial. Namun, buku ini mengingatkan bahwa fokus sempit pada kepatuhan kasus demi kasus bisa menyesatkan. Dampak IAHRS jauh melampaui implementasi teknis putusan; ia membentuk narasi, standar, dan praktik hukum di seluruh kawasan.

Tiga Dimensi Dampak

  1. Alat dan Instrumen IAHRS:
    Dampak tidak hanya diukur dari putusan kasus individual, tetapi juga dari penggunaan berbagai alat: opini konsultatif, tindakan sementara, laporan tematik, dan dengar pendapat publik. Contohnya, tindakan sementara IACtHR dalam kasus penahanan di Brasil telah memicu reformasi sistemik di lembaga pemasyarakatan.
  2. Aktor dan Interaksi Multilevel:
    Buku ini menyoroti pentingnya interaksi antara negara, institusi internasional, korban, LSM, dan masyarakat sipil. Misal, dalam kasus Artavia Murillo v. Costa Rica tentang fertilisasi in vitro, intervensi lembaga nasional dan internasional mempercepat perubahan hukum domestik.
  3. Transformasi Sosial dan Budaya:
    IAHRS tidak hanya mendorong negara memperbaiki pelanggaran masa lalu, tetapi juga membangun standar baru, memperkuat kapasitas masyarakat sipil, dan memperluas diskursus hak asasi ke ranah pendidikan, budaya, dan politik.

Studi Kasus dan Angka Kunci

1. Hak Ekonomi, Sosial, Budaya, dan Lingkungan (ESCR)

  • Jurisprudensi IACtHR telah memperluas cakupan justiciability ESCR, misal melalui Lagos del Campo v. Peru (2017) dan González Lluy v. Ecuador (2015), mendorong negara-negara mengadopsi standar perlindungan sosial dan kesehatan yang lebih kuat.
  • Dalam kasus lingkungan, IAHRS mengakui hak atas lingkungan sehat sebagai hak asasi, relevan bagi komunitas adat dan masyarakat rentan.

2. Perlindungan Kelompok Rentan

  • Standar perlindungan hak perempuan, anak, masyarakat adat, migran, dan kelompok LGBTIQ+ diperkuat melalui putusan landmark seperti Azul Rojas Marín v. Peru (2020) dan Case of Members of the Miskitu Indigenous Peoples (2021).
  • Precautionary measures (tindakan pencegahan) digunakan untuk melindungi komunitas adat di Peru, Kolombia, dan Guatemala dari ancaman kekerasan dan perampasan tanah.

3. Kebebasan Berekspresi dan Era Digital

  • IAHRS mengembangkan standar baru untuk kebebasan berekspresi di era digital, menyoroti tantangan net neutrality, disinformasi, dan perlindungan privasi.
  • Studi Edison Lanza menyoroti perlunya adaptasi standar IAHRS untuk menghadapi tantangan baru di internet dan media sosial.

4. Hak Migran dan Pengungsi

  • Standar IAHRS telah memengaruhi reformasi hukum migrasi di Amerika Tengah dan Selatan, memperkuat hak atas non-refoulement dan perlindungan hukum bagi migran.
  • Di Meksiko dan Kolombia, putusan IACtHR mendorong pengakuan hak migran atas akses keadilan dan perlindungan dari deportasi sewenang-wenang.

5. Hak Membela Hak Asasi dan Perlindungan Pembela HAM

  • Kasus Escaleras Mejía v. Honduras menegaskan hak membela hak asasi sebagai hak otonom, memperkuat perlindungan pembela HAM di kawasan dengan tingkat kekerasan tinggi terhadap aktivis.

Transformasi Struktural: Dari Reparasi Individual ke Reformasi Sistemik

Buku ini menekankan bahwa IAHRS tidak hanya memerintahkan reparasi individual, tetapi juga mendorong reformasi hukum, kebijakan, dan institusi. Contoh:

  • Kasus Artavia Murillo v. Costa Rica:
    Putusan IACtHR tidak hanya membatalkan larangan fertilisasi in vitro, tetapi juga memaksa reformasi sistem kesehatan, pelatihan hakim, dan penyusunan standar baru di tingkat nasional.
  • Kasus Riffo-Salinas (Hak Lansia):
    Standar IAHRS diadopsi oleh Mahkamah Konstitusi Bolivia, menunjukkan konvergensi antara norma domestik dan internasional.
  • Transitional Justice:
    Yurisprudensi IACtHR tentang amnesti (Argentina, Peru, Uruguay) mempercepat transisi ke demokrasi dan memperkuat peran peradilan nasional dalam mengadili pelanggaran HAM masa lalu.

Kritik dan Tantangan

1. Kepatuhan dan Resistensi Negara

  • Tingkat kepatuhan terhadap putusan IACtHR masih rendah. Studi kuantitatif menunjukkan variasi besar antarnegara dan antarjenis reparasi.
  • Negara-negara seperti Venezuela dan Nicaragua bahkan menarik diri atau membatasi yurisdiksi IACtHR, menandakan adanya backlash terhadap perluasan mandat pengadilan.

2. Implementasi dan Kesenjangan Kapasitas

  • Banyak putusan IAHRS memerlukan reformasi institusi dan sumber daya besar, yang sulit diwujudkan di negara dengan kapasitas lemah atau instabilitas politik.
  • Keterlibatan masyarakat sipil dan LSM sangat penting, namun seringkali menghadapi hambatan finansial dan politik.

3. Tantangan Era Digital dan Krisis Baru

  • Buku ini menyoroti perlunya adaptasi standar IAHRS untuk isu-isu baru seperti hak digital, perubahan iklim, dan perlindungan data pribadi.
  • Tantangan baru juga muncul dari populisme, disinformasi, dan polarisasi politik yang mengancam legitimasi sistem HAM regional.

Rekomendasi dan Pelajaran untuk Dunia Global Selatan

  1. Perluasan Kerangka Transformasi:
    Standar dan praktik IAHRS dapat menjadi model bagi kawasan lain yang menghadapi tantangan serupa: ketimpangan, kekerasan, dan otoritarianisme.
  2. Penguatan Kapasitas Institusi Nasional:
    Implementasi putusan IAHRS harus didukung penguatan lembaga nasional, pelatihan hakim, dan kolaborasi lintas sektor.
  3. Kolaborasi Multilevel:
    Sinergi antara pengadilan internasional, nasional, masyarakat sipil, dan komunitas korban sangat penting untuk memastikan transformasi nyata.
  4. Adaptasi terhadap Tantangan Baru:
    Standar hak asasi harus terus diperbarui untuk menjawab isu-isu kontemporer seperti digital rights, perubahan iklim, dan migrasi massal.

Kesimpulan: IAHRS sebagai Motor Transformasi Sosial

Buku ini membuktikan bahwa IAHRS, meski menghadapi tantangan kepatuhan dan resistensi politik, tetap menjadi motor utama transformasi hak asasi manusia di Amerika Latin. Melalui pendekatan victim-centric, interaksi multilevel, dan fokus pada reformasi struktural, IAHRS telah membangun ekosistem hukum dan budaya yang lebih inklusif, adil, dan demokratis. Pelajaran dari Amerika Latin relevan bagi kawasan lain di Global South yang berjuang melawan ketidakadilan dan otoritarianisme.

Sumber Artikel Asli

The Impact of the Inter-American Human Rights System: Transformations on the Ground, Armin von Bogdandy, Flávia Piovesan, Eduardo Ferrer Mac-Gregor, Mariela Morales Antoniazzi (eds.), Oxford University Press, 2024.