BRIN Paparkan Berbagai Skema Pendanaan pada Gelaran Kick-off Seminar on R&D Support Policy in Indonesia

Dipublikasikan oleh Nadia Pratiwi

10 Mei 2024, 06.35

Sumber: brin.go.id

Dalam memperkuat ekosistem riset dan inovasi, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) membutuhkan SDM unggul dengan bobot 70%, infrastruktur 20%, dan anggaran 10%. Jadi agar sistem inovasi bisa berjalan baik maka diperlukan SDM yang unggul. Infrastruktur, SDM, dan anggaran yang ada di BRIN terbuka bagi dosen, mahasiswa (pasca), startup, swasta atau industry, dalam dan luar negeri. 

Untuk fasilitas riset dan inovasi yang dimiliki BRIN semua skema terbuka bagi umum tanpa memandang afiliasinya secara kompetitif. Hanya untuk kegiatan penelitian yang ditunjuk. Sumber pendanaan berasal dari APBN dan dana abadi, dan administrasi cukup sederhana serta tidak birokratis.

Demikian disampaikan Ajeng Arum Sari Direktur Pendanaan Riset dan Inovasi BRIN pada The 2024 K-Innovation Partnership Program with Indonesia: Kick-off Seminar on R&D Support Policy in Indonesia” di Gedung B.J. Habibie Jakarta, pada Rabu (13/03).

“Untuk skema pendanaan BRIN memiliki pendanaan Riset dan Inovasi untuk Indonesia Maju (RIIM) meliputi kompetisi, startup, invitasi, ekspedisi, Pusat Kolaborasi Riset (PKR), Pengujian Produk Inovasi Kesehatan (PPIK), Pengujian Produk Inovasi Pertanian (PPIP), dan dana bersama dengan lembaga luar negeri,” tegasnya.

Menurutnya, BRIN diberi mandat untuk mengatasi rendahnya jumlah sumber daya penelitian di Indonesia untuk mendukung keterlibatan dan kolaborasi global. Mempercepat transfer pengetahuan dan keterampilan melalui kolaborasi penelitian, baik bilateral maupun multilateral joint call.

Lebih jauh Ajeng memaparkan berbagai skema pendanaan BRIN antara lain, PKR adalah pendanaan yang diberikan kepada lembaga untuk pendirian PKR dan inovasi pada bidang tertentu.

“Bersifat multi dan interdisipliner sesuai standar nasional, dan bereputasi internasional sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. PKR melibatkan industri dalam kegiatan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Dengan penekanan pada pengembangan produk dan layanan berbasis teknologi,” jelasnya.

Untuk program start-up, lanjutnya, BRIN memberikan pendanaan kepada calon start-up berdasarkan riset BRIN atau riset komunitas agar siap menjadi bisnis yang menguntungkan dan berkelanjutan. Start-up terpilih akan melalui masa pra inkubasi untuk mendapatkan pendampingan, dan pembinaan komersialisasi produk penelitian sebelum menerima pendanaan.

“Skema selanjutnya adalah RIIM PPIK, yaitu program pendanaan untuk melakukan pengujian praklinik atau uji klinik atas kandidat produk inovasi kesehatan yang akan diedarkan. Sasaran dari skema ini adalah industri yang bekerjasama dengan Inventor pemilik kekayaan intelektual dari BRIN, perguruan tinggi, dan/atau lembaga riset lainnya,” rincinya. 

Dia menguraikan, untuk produk RIIM PPIK ini yang difasilitasi BRIN mencakup obat, OHT, fitofarmaka, vaksin, kosmetika, alat kesehatan, dan pangan berklaim.

“Skema berikutnya yaitu skema PPIP ditujukan untuk mendukung riset di bidang pertanian dan yang berhubungan.  PPIP sendiri secara garis besar adalah program untuk pengujian produk inovasi pertanian, peternakan, dan perikanan. Terbuka bagi industri yang bekerjasama dengan Inventor pemilik kekayaan intelektual dari BRIN, perguruan tinggi, atau Lembaga riset,” bebernya. 

Dia menambahkan, dalam skema ini terdapat 7 produk yang diberi fasilitas untuk dilakukan pengujian, yaitu varietas unggul, pupuk, pestisida, pakan ternak dan ikan, benih ikan, rumpun atau galur ternak, dan obat maupun vaksin untuk hewan.

“BRIN juga memiliki platform kolaborasi, adalah kegiatan penelitian bersama yang dikelola dan didanai oleh BRIN dan didanai bersama oleh negara mitra/lembaga pendanaan dalam tema tertentu. Termasuk kolaborasi penelitian, beasiswa pascasarjana degree by research (DbR) yang terdaftar di universitas mitra negara dengan melakukan penelitian di bawah pengawasan bersama antara BRIN dan negara mitra. Kemudian pertukaran peneliti seperti postdoctoral dan visiting researcher,” paparnya.

Platform yang tersedia terdiri dari  Ekspedisi keanekaragaman hayati terrestrial, Keanekaragaman hayati maritim dan ekspedisi geologi; Biologi structural, Observasi ruang angkasa selatan di Gunung Timau, Ekspedisi geologi terestrial untuk mitigasi bencana di Pulau Jawa.

“Kemudian ada platform untuk pengumpulan data sumber daya hayati dan non hayati Indonesia, Penggalian arkeologi prasejarah di Bumiayu, Jawa Tengah, Teknologi akselerator untuk aplikasi industri dan medis, Dekomisioning dan revitalisasi fasilitas nuklir dan Budidaya/pemuliaan yang presisi untuk mendapatkan bibit unggul,” unggahnya.

Sementara itu Boediastoeti Ontowirjo Deputi Kebijakan Riset dan Inovasi BRIN dalam sambutannya menjelaskan, untuk meningkatkan kapasitas dan kompetensi peneliti Indonesia dalam bidang sains dan teknologi, BRIN ingin terus melaju dengan belajar kepada berbagai negara, salah satunya Korea.

“Perjanjian antara BRIN dan Korea melibatkan fasilitasi, pendanaan, dan sumber daya manusia. Periset dari Korea diizinkan untuk melakukan penelitian menggunakan fasilitas yang dimiliki oleh BRIN dengan pendaan penuh dari BRIN,” tegasnya.

Dia melanjutkan, rincian pendanaannya berupa pendanaan penelitian yang disediakan oleh lembaga tuan rumah, biaya perjalanan dan akomodasi disediakan oleh institusi asal. Menggabungkan semua skema yang tersedia untuk mendukung keterlibatan dan kolaborasi global.

“Dana disediakan bagi akademisi dan mahasiswa, terdiri dari mahasiswa melalui Asisten Penelitian. Peningkatan kapasitas dengan supervisi bersama pada Program Degree By Research (Master dan PhD). Mobilitas Peneliti dalam Postdoctoral dan Visiting Fellowship pada kemitraan kolaboratif,” ungkapnya.

Kerja Sama BRIN-STEPI

Kegiatan The 2024 K-Innovation Partnership Program with Indonesia: Kick-off Seminar on R&D Support Policy in Indonesia ini merupakan salah satu kegiatan dari rangkaian kegiatan kerja sama Science and Technology Policy Institute (STEPI) Korea Selatan dengan Indonesia pada 2024. Mulai 2019 BRIN dengan STEPI sudah melakukan kerja sama. Pada 2024 kerja sama ini mengusung satu tema yaitu R&D Support Policy in Indonesia.

Kolaborasi kajian kebijakan pada 2024 akan difokuskan pada analisis penguatan terhadap pengembangan sistem IT yang dimiliki BRIN. E-Layanan Sains/ ELSA-BRIN merupakan layanan riset dan inovasi infrastruktur riset. Penguatan yang dilakukan dengan mengidentifikasi praktik baik yang sudah dilakukan oleh Korea Selatan yang saat ini menggunakan ZEUS sebagai sistem informasi infrastrukturnya.

Sedangkan pada aspek pendanaan, tahun 2024 ini kerja sama difokuskan untuk mengkaji kebijakan pendanaan di Indonesia khususnya dalam hubungannya dengan pihak eksternal seperti keterlibatan pihak industri. Praktik baik oleh Korea Selatan dalam meningkatkan kolaborasi riset dan inovasi dengan industri diharapkan mampu untuk diadaptasi oleh Indonesia, atau dalam hal ini BRIN khususnya, dalam menguatkan ekosistem riset dan inovasi nasional.

Rangkaian kegiatan kerja sama dengan STEPI Korea Selatan The 2024 K-Innovation Partnership Program with Indonesia yang akan dilaksanakan pada tahun 2024 antara lain Kick-Off Seminar and Workshop untuk menentukan lingkup permasalahan, analisis terhadap kebijakan serta situasi saat ini.

Kegiatan lainnya yaitu Visiting Professor dan Visiting Researcher antara praktisi atau peneliti dan analis kebijakan di BRIN dengan tim pakar Korea Selatan. Selanjutnya, Dissemination Forum untuk mendiseminasikan hasil kerja sama riset dan hasil proyek kolaborasi antara STEPI dan BRIN  pada 2024. 

Sumber: https://brin.go.id/