BIM Sebagai Alat Revolusioner Manajemen Konstruksi di Nigeria: Tantangan, Peluang, dan Jalan ke Depan

Dipublikasikan oleh Izura Ramadhani Fauziyah

30 April 2025, 07.37

freepik.com

Industri konstruksi di seluruh dunia tengah menghadapi tantangan untuk menjadi lebih efisien, transparan, dan berkelanjutan. Di tengah arus transformasi digital ini, Building Information Modelling (BIM) muncul sebagai teknologi revolusioner yang memungkinkan integrasi semua tahap pembangunan — mulai dari desain, pelaksanaan, hingga pengelolaan bangunan — dalam satu ekosistem digital yang kolaboratif. Namun, bagaimana kondisi penerapannya di negara berkembang seperti Nigeria? Studi dari Onungwa, Uduma-Olugu, dan Igwe menjadi titik masuk yang menarik untuk memahami realitas ini.

Apa Itu BIM dan Kenapa Ia Relevan?

BIM adalah pendekatan multidimensional yang melibatkan lebih dari sekadar visualisasi tiga dimensi. Ia mencakup dimensi waktu (4D), biaya (5D), efisiensi lingkungan (6D), hingga manajemen fasilitas (7D). BIM memungkinkan semua pemangku kepentingan — arsitek, insinyur, kontraktor, klien, dan vendor — untuk bekerja dalam satu platform digital yang sama. Ini membuka peluang besar untuk mengurangi kesalahan, mempercepat waktu proyek, serta menekan biaya dan konflik lapangan.

Di negara-negara maju seperti Inggris dan Amerika Serikat, BIM telah menjadi standar dalam proyek-proyek besar. Pemerintah mereka bahkan mewajibkan penggunaannya untuk proyek publik. Sebaliknya, di Nigeria, BIM masih berada pada tahap adopsi awal dan belum digunakan secara maksimal sebagai alat manajemen proyek.

Realita BIM di Nigeria: Studi Lapangan

Penelitian ini dilakukan melalui survei terhadap sejumlah perusahaan AEC (Architecture, Engineering, and Construction) yang beroperasi di Lagos dan beberapa wilayah lain. Semua responden telah menggunakan perangkat lunak BIM, dengan mayoritas menggunakan Autodesk Revit dan sebagian kecil ArchiCAD. Mereka mewakili berbagai ukuran dan usia perusahaan, mulai dari bisnis baru hingga yang telah berdiri lebih dari dua dekade.

Hasilnya menunjukkan bahwa penggunaan BIM telah memberikan dampak positif terhadap beberapa aspek penting dalam manajemen proyek. Misalnya, responden merasakan peningkatan signifikan dalam hal pengawasan pekerjaan, perencanaan konstruksi, kualitas hasil bangunan, dan efisiensi energi. Namun, pengaruh BIM terhadap estimasi biaya dan keselamatan kerja masih tergolong rendah. Hal ini menunjukkan bahwa walaupun potensinya besar, pemanfaatan BIM masih belum menyeluruh.

Tantangan Utama dalam Penerapan BIM di Nigeria

Berbagai kendala sistemik dan teknis menghambat adopsi BIM secara luas di Nigeria. Salah satu hambatan utama adalah kurangnya tenaga ahli yang benar-benar memahami dan mampu mengoperasikan BIM secara optimal. Sebagian besar profesional masih belajar secara otodidak, tanpa pelatihan formal atau dukungan institusional.

Kendala lain yang signifikan adalah keterbatasan infrastruktur digital, khususnya koneksi internet yang lambat dan tidak stabil, serta ketersediaan listrik yang tidak dapat diandalkan. Banyak kantor arsitektur dan kontraktor harus menggunakan generator sebagai sumber listrik utama, yang tentu menambah biaya operasional.

Kurangnya kesadaran teknologi, ketidaksiapan stakeholder, dan biaya lisensi perangkat lunak yang tinggi juga menjadi faktor penghambat. Di luar itu, struktur industri konstruksi di Nigeria masih sangat terfragmentasi, sehingga kolaborasi lintas disiplin — yang menjadi inti dari BIM — sulit diwujudkan.

Mencari Solusi: Jalan Menuju Adopsi BIM yang Lebih Luas

Sebagian kecil responden menyebutkan beberapa langkah konkret yang bisa mendorong adopsi BIM lebih luas di Nigeria. Ini meliputi:

  • Peningkatan dukungan dari pimpinan perusahaan
  • Penelitian tentang metode konstruksi yang lebih inovatif
  • Penyelenggaraan pelatihan, seminar, dan demonstrasi BIM
  • Perbaikan infrastruktur dasar, khususnya listrik dan internet
  • Kampanye kesadaran publik tentang manfaat BIM
  • Adaptasi terhadap perubahan teknologi dan proses kerja

Namun, mayoritas responden belum menerapkan langkah konkret apa pun, menandakan perlunya dorongan yang lebih kuat dari pemerintah, asosiasi profesional, dan sektor pendidikan.

Mengapa Pemerintah Harus Terlibat?

Belajar dari pengalaman negara maju, peran pemerintah sangat krusial dalam mendorong adopsi teknologi baru. Pemerintah Nigeria bisa:

  • Mewajibkan penggunaan BIM pada proyek-proyek pemerintah dengan skala besar
  • Menyediakan insentif bagi kontraktor dan konsultan yang menerapkan BIM
  • Membiayai pelatihan tenaga kerja profesional di bidang teknologi konstruksi
  • Mendorong universitas dan politeknik mengintegrasikan BIM ke dalam kurikulum

Dengan pendekatan top-down yang terstruktur, penggunaan BIM bisa menjadi arus utama, bukan sekadar inisiatif sporadis.

BIM dalam Konteks Global: Menuju Kota Cerdas dan Bangunan Hijau

Penggunaan BIM juga sangat relevan dengan tren global seperti Smart Cities, Bangunan Hijau (Green Building), dan Net Zero Carbon. BIM memungkinkan perhitungan efisiensi energi, jejak karbon, dan biaya operasional sejak tahap desain. Dengan demikian, BIM bukan hanya alat untuk menyelesaikan proyek konstruksi, tapi juga alat strategis untuk mencapai pembangunan berkelanjutan.

Nigeria, dengan urbanisasi yang pesat dan kebutuhan infrastruktur yang tinggi, bisa memanfaatkan BIM untuk memastikan bahwa pertumbuhan kota-kotanya tidak mengorbankan efisiensi atau keselamatan.

Kesimpulan: Dari Potensi Menuju Implementasi Nyata

Penelitian ini menunjukkan bahwa BIM memiliki potensi besar sebagai alat manajemen konstruksi di Nigeria. Namun, realitas di lapangan menunjukkan bahwa adopsinya masih terbatas karena sejumlah hambatan — baik teknis, struktural, maupun kultural.

Untuk memaksimalkan potensi ini, dibutuhkan perubahan menyeluruh dalam hal:

  • Mindset profesional dan organisasi
  • Sistem pelatihan dan pengembangan SDM
  • Infrastruktur digital yang mendukung
  • Kebijakan publik yang berpihak pada inovasi

Kolaborasi lintas sektor — antara pemerintah, akademisi, dan industri — menjadi kunci untuk mewujudkan transformasi digital yang nyata di sektor konstruksi Nigeria.

Sumber asli artikel (tanpa tautan):
Onungwa, Ihuoma Onyinyechi; Uduma-Olugu, Nnezi; Igwe, Joseph M. “Building Information Modelling as a Construction Management Tool in Nigeria.” WIT Transactions on the Built Environment, Vol. 169, 2017. WIT Press.