BIM dan Efisiensi Proyek: Studi Kasus Proyek Workshop Kapal Sekupang yang Bebas Keterlambatan

Dipublikasikan oleh Izura Ramadhani Fauziyah

07 Mei 2025, 16.02

freepik.com

Digitalisasi Proyek: Saatnya Industri Konstruksi Bertransformasi

Dalam era industri konstruksi yang kian kompetitif, efisiensi waktu dan biaya menjadi prioritas utama. Permasalahan klasik seperti keterlambatan pengerjaan, kesalahan desain, hingga pembengkakan anggaran masih sering terjadi, bahkan di proyek-proyek besar sekalipun. Salah satu solusi inovatif yang makin populer adalah penerapan Building Information Modelling (BIM), yang memungkinkan visualisasi digital dan simulasi proyek secara menyeluruh sebelum konstruksi dimulai. Studi yang dilakukan Ferry dan Indrastuti membuktikan keunggulan BIM secara nyata dalam proyek pembangunan workshop kapal di Sekupang, Batam.

Apa Itu BIM dan Mengapa Penting?

Building Information Modelling (BIM) bukan sekadar alat desain, melainkan pendekatan terpadu dalam perencanaan, pelaksanaan, dan pengendalian proyek konstruksi. Melalui pemodelan digital 3D, BIM mengintegrasikan elemen struktural dan non-struktural dalam satu sistem berbasis data. Lebih jauh lagi, BIM dapat dikembangkan ke model 4D (penjadwalan), 5D (biaya), hingga 7D (pemeliharaan fasilitas).

Dalam studi ini, peneliti mengaplikasikan BIM 3D untuk memodelkan struktur bangunan dan menggabungkannya dengan jadwal kerja untuk menciptakan simulasi 4D. Tools yang digunakan adalah Autodesk Revit Structure 2019 dan Autodesk Navisworks, dua perangkat lunak unggulan di industri konstruksi global.

Studi Kasus: Proyek Workshop Kapal di Sekupang

Latar Belakang Proyek

Proyek ini adalah pembangunan workshop kapal yang menjadi fasilitas penting di kawasan industri Sekupang, Batam. Karena bersifat teknis dan berdampak langsung pada kegiatan industri perkapalan, proyek ini dituntut untuk selesai tepat waktu dan tanpa kesalahan desain.

Tujuan Penelitian

  1. Menggunakan BIM untuk pemodelan 3D dan integrasi 4D,
  2. Mengukur performa waktu pelaksanaan proyek menggunakan kurva S,
  3. Menganalisis biaya pembangunan berdasarkan keluaran Revit Structure,
  4. Menguji potensi konflik desain menggunakan fitur clash detection pada Navisworks.

Langkah-Langkah Pemodelan BIM

Pemodelan proyek dilakukan secara bertahap:

  1. Pembuatan Grid Koordinat – Acuan dasar untuk peletakan komponen struktur.
  2. Pemodelan Kolom dan Balok – Diletakkan sesuai gambar kerja proyek menggunakan sistem parameteris.
  3. Pemodelan Pondasi Tiang Pancang – Disimulasikan sebagai komponen isolasi beton.
  4. Pemodelan Pelat dan Atap – Dibuat dengan menghubungkan titik-titik geometri bangunan.

Setelah 3D selesai, jadwal kerja proyek yang disusun di Microsoft Project diimpor ke Navisworks untuk menghasilkan model 4D berbasis Gantt Chart dan Project Visualization.

Hasil Utama: Proyek Bebas Keterlambatan & Simulasi yang Akurat

1. Efisiensi Waktu Pelaksanaan

Dari analisis kurva S, ditemukan bahwa kurva realisasi selalu berada di atas kurva rencana. Ini berarti pekerjaan di lapangan justru lebih cepat dari target. Beberapa data penting:

  • Proyek dimulai pada November 2018,
  • Pada Desember 2018, pekerjaan fondasi sudah rampung,
  • Struktur baja selesai Februari 2019,
  • Seluruh pekerjaan struktural selesai April 2019.

Deviansi positif terhadap rencana menunjukkan proyek bebas keterlambatan, dengan nilai tertinggi mencapai +19,15% dan terendah +7,33%.

2. Estimasi Anggaran Lebih Akurat

Perhitungan biaya berdasarkan keluaran Revit menunjukkan total anggaran proyek sebesar Rp 5.813.838.429. Nilai ini mencakup semua pekerjaan struktural dari pondasi hingga atap. Output ini menghilangkan estimasi manual yang rentan kesalahan karena seluruh volume material dihitung langsung dari model digital.

3. Deteksi Benturan Desain (Clash Detection)

Menggunakan fitur Navisworks, peneliti menemukan adanya benturan antara elemen dinding cladding dan elemen struktur CNP. Hal ini diidentifikasi dan diperbaiki sebelum konstruksi fisik dilakukan, sehingga mencegah rework yang berpotensi menyebabkan pemborosan waktu dan biaya.

Keunggulan Implementasi BIM dalam Proyek Ini

A. Visualisasi Real-Time

Simulasi 4D memberikan gambaran nyata progres pembangunan dari waktu ke waktu. Warna hijau menandakan pekerjaan sedang berlangsung, sementara hasil akhir muncul sesuai urutan kerja.

B. Koordinasi Lebih Baik

Semua pihak—dari perencana hingga pengawas lapangan—dapat mengakses model yang sama. Ini meminimalkan miskomunikasi dan mempercepat pengambilan keputusan.

C. Penghematan Waktu dan Biaya

Penggunaan BIM memungkinkan perencanaan yang lebih presisi, sehingga proyek diselesaikan lebih cepat dan dengan anggaran yang terukur.

Perbandingan dengan Penelitian Lain

Hasil studi ini sejalan dengan temuan Ramadiaprani (2012) dan Azhar et al. (2012), yang menyebut bahwa BIM dapat memotong waktu proyek hingga 20% dan mengurangi konflik desain hingga 90%. Berbeda dengan studi lainnya yang hanya fokus pada tahap desain, penelitian ini membuktikan efektivitas BIM dalam keseluruhan siklus proyek: desain, estimasi, jadwal, dan pelaporan kemajuan.

Keterbatasan dan Saran untuk Pengembangan Selanjutnya

Keterbatasan:

  • Hanya menggunakan dimensi BIM 3D dan 4D, belum melibatkan 5D (biaya real-time) atau 6D (keberlanjutan).
  • Tidak mencakup pemodelan struktural kompleks menggunakan perangkat seperti SAP2000 atau ETABS.
  • Harga satuan masih bersifat umum, belum disesuaikan dengan standar lokal Kota Batam.

Saran:

  • Perlu pengembangan ke BIM 5D, 6D, dan 7D untuk integrasi manajemen biaya, energi, dan aset jangka panjang,
  • Menggabungkan BIM dengan Internet of Things (IoT) untuk pemantauan lapangan berbasis sensor,
  • Menggunakan model BIM sebagai dokumen legal formal untuk kontrak proyek.

Penutup: BIM Bukan Lagi Opsi, Tapi Kebutuhan

Penelitian Ferry dan Indrastuti memberikan gambaran nyata bagaimana BIM bisa mengubah proyek konstruksi dari sistem manual yang penuh risiko menjadi sistem digital yang presisi, efisien, dan dapat diaudit. Proyek pembangunan workshop kapal di Sekupang berhasil diselesaikan lebih cepat dari jadwal, bebas konflik desain, dan dengan estimasi anggaran yang akurat.

Bagi perusahaan konstruksi di Indonesia, studi ini menjadi bukti kuat bahwa investasi pada BIM bukan sekadar mengikuti tren, melainkan strategi nyata untuk meningkatkan produktivitas dan kualitas proyek di era digital.

Sumber Artikel Asli:

Ferry & Indrastuti. (2020). Penerapan Building Information Modelling (BIM) pada Proyek Pembangunan Workshop (Studi Kasus: Proyek Pembangunan Workshop Kapal di Sekupang). Journal of Civil Engineering and Planning, Vol. 1 No. 1.