Bangun Kapasitas Air yang Tangguh: Strategi Publik Menuju Layanan Air Berkelanjutan

Dipublikasikan oleh Dewi Sulistiowati

30 Juni 2025, 09.52

pixabay.com

Transformasi Kapasitas di Sektor Air: Kerangka Strategis untuk Entitas Publik

Pembangunan kapasitas dalam sektor air bukan lagi sekadar pelatihan individu, melainkan strategi sistemik yang mencakup struktur kelembagaan, organisasi, hingga konteks negara. Paper berjudul Unleashing Capacity in the Water Sector: A Framework for Public Entities oleh Jiménez, Prado, dan Saikia (2024) menyusun kerangka lengkap berdasarkan scoping review terhadap 153 artikel ilmiah dan 103 dokumen abu-abu, serta masukan dari pakar internasional.

Evolusi Konsep Pembangunan Kapasitas

Sejak 1970-an, istilah capacity development berkembang dari sekadar pelatihan teknis menjadi proses jangka panjang berbasis nilai, kebijakan, dan partisipasi sosial. Kini, pendekatan ini digunakan untuk:

  • Meningkatkan efisiensi layanan air dan sanitasi
  • Menguatkan daya tahan institusi
  • Mendorong akuntabilitas sektor publik

OECD (2006) mendefinisikan pembangunan kapasitas sebagai proses di mana masyarakat, organisasi, dan sistem sosial menciptakan, memperkuat, dan mempertahankan kapasitas mereka seiring waktu.

Studi Kasus dan Fakta Penting

  • Anggaran bantuan tahunan untuk capacity development: USD 15 miliar (25% dari total bantuan pembangunan)
  • Hanya 1 dari 5 pekerja air adalah perempuan, lebih rendah lagi di level manajerial
  • 80% negara kekurangan tenaga terlatih untuk pengelolaan sanitasi onsite dan sistem air kecil (GLAAS, 2022)

Contoh negara:

  • Uganda: Program transformasi manajemen air melalui pendekatan kontrak kinerja menghasilkan peningkatan pelayanan secara drastis
  • Indonesia: Reformasi irigasi 20 tahun meningkatkan kapasitas institusi lokal dan partisipasi masyarakat

Kerangka 4-Tingkat Pembangunan Kapasitas

Penelitian ini mengusulkan kerangka empat tingkat yang saling terkait dan berfokus pada entitas publik air:

1. Tingkat Individu

Menekankan pada nilai, sikap, keterampilan, pengetahuan, dan adaptabilitas.
Metode: pelatihan, peer learning, coaching, MOOC, dan kunjungan lapangan.

2. Tingkat Organisasi

Fokus pada struktur formal seperti proses, keuangan, strategi, dan sumber daya; serta dimensi budaya seperti kepemimpinan, motivasi personel, dan gaya manajemen.
Contoh intervensi: ISO, Aquarating, program climate-smart utilities.

3. Tingkat Institusional

  • Sublevel (3a): Interaksi dalam sektor air → Koordinasi formal/informal, akuntabilitas antar lembaga.
  • Sublevel (3b): Keterkaitan dengan sistem pemerintahan umum → Desentralisasi, kebijakan SDM, peran masyarakat sipil.

4. Tingkat Struktural

Mencakup kondisi makro seperti pendidikan nasional, ketimpangan gender, ketersediaan pusat pelatihan, dan nilai air di masyarakat.

Prinsip-prinsip Umum Pembangunan Kapasitas yang Efektif

Kapabilitas institusional yang tangguh tidak dapat dibangun secara instan. Paper ini menekankan prinsip kunci:

  • Kepemilikan lokal: Proses harus dimulai dari kebutuhan dan kepemimpinan nasional
  • Kontekstualisasi: Setiap strategi harus menyesuaikan kondisi lokal
  • Partisipatif: Keterlibatan pemangku kepentingan menjamin legitimasi
  • Adaptif & Inovatif: Terbuka pada pembelajaran dan penyesuaian
  • Pendekatan jangka panjang: Di luar batas proyek tahunan

Mengukur Keberhasilan dan Tantangan

Paper mengakui bahwa evaluasi hasil capacity development sangat kompleks, karena melibatkan interaksi antara individu, organisasi, dan konteks luar. Penilaian konvensional sering gagal menangkap dinamika ini. Oleh karena itu, pendekatan sistemik dan partisipatif lebih disarankan, seperti model berbasis "best fit" ketimbang "best practice".

Rekomendasi Strategis bagi Pembuat Kebijakan

  1. Gunakan kerangka empat tingkat sebagai alat diagnosis dan perencanaan
  2. Fokus pada keberlanjutan: Reformasi kelembagaan harus didorong seiring peningkatan kapasitas personel
  3. Bangun kolaborasi antar-lembaga dan lintas sektor
  4. Prioritaskan inklusi gender dan regenerasi tenaga kerja air
  5. Investasi dalam pendidikan vokasi dan pelatihan teknis sektor air

Kesimpulan: Bangun Kekuatan dari Dalam

Pengelolaan air tidak hanya soal infrastruktur, melainkan tentang manusia dan sistem yang mendukungnya. Kerangka yang disusun Jiménez dkk. ini menghadirkan alat praktis dan strategis untuk mengurai kompleksitas, menjawab tantangan air di masa depan lewat pendekatan berbasis kapasitas dan keberlanjutan.

Sumber: Jiménez, A., Álvarez Prado, L., & Saikia, P. (2024). Unleashing capacity in the water sector: A framework for public entities. Water Policy, 26(5), 577–594.