Bandar Udara Internasional Halim Perdanakusuma: Sejarah dan Transformasi Pangkalan Udara Menjadi Bandar Udara Komersial

Dipublikasikan oleh Dimas Dani Zaini

03 Mei 2024, 15.48

Sumber: id.wikipedia.org

Bandar Udara Internasional Halim Perdanakusuma, yang terletak di Jakarta, Indonesia, memiliki sejarah yang panjang dan mengalami transformasi signifikan dari pangkalan udara menjadi bandar udara komersial. Bandar udara ini juga merupakan markas Komando Operasi Angkatan Udara I dan terletak di Kecamatan Makasar, Jakarta Timur. Pada tanggal 10 Januari 2014, Halim Perdanakusuma mulai digunakan sebagai bandar udara komersial untuk wilayah Jabodetabekpunjur, dengan tujuan mengurangi kepadatan Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta.

Pada abad ke-17, daerah Cililitan, di mana Halim Perdanakusuma berada saat ini, merupakan tanah partikelir yang dimiliki oleh Pieter van der Velde. Tanah tersebut dikenal sebagai Tandjoeng Ost. Pada tahun 1924, sebagian tanah perkebunan karet di Cililitan dijadikan lapangan terbang pertama di kota Batavia. Lapangan terbang tersebut diberi nama Vliegveld Tjililitan dan terletak di wilayah Meester Cornelis. Pada tahun yang sama, lapangan terbang ini menjadi tujuan penerbangan internasional pertama di Hindia Belanda dengan kedatangan pesawat dari Amsterdam. Pesawat Fokker tersebut mengalami perjalanan yang cukup panjang dan pernah mengalami kecelakaan serta kerusakan di Yugoslavia (sekarang Serbia) sebelum tiba di Cililitan.

Lapangan terbang Tjililitan juga berperan dalam peresmian Bandar Udara Internasional Kemayoran dengan menerbangkan pesawat Douglas DC-3 menuju Kemayoran yang baru saja diresmikan. Pada tanggal 20 Juni 1950, lapangan terbang ini sepenuhnya diserahkan kepada pemerintah Indonesia oleh Belanda. Kemudian, pada tanggal 17 Agustus 1952, lapangan terbang ini diganti namanya menjadi Pangkalan Udara Halim Perdanakusuma untuk menghormati Abdul Halim Perdanakusuma, seorang pejuang yang gugur dalam tugasnya.

Selain sebagai pangkalan militer, Halim Perdanakusuma juga digunakan sebagai bandar udara sipil utama di Jakarta bersama dengan Bandar Udara Kemayoran. Pada tahun 1974, Halim Perdanakusuma harus berbagi penerbangan internasional dengan Kemayoran karena padatnya jadwal penerbangan di Kemayoran. Namun, peran Halim Perdanakusuma sebagai bandar udara sipil berkurang ketika Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta dibangun di Cengkareng. Setelah Kemayoran ditutup, Halim Perdanakusuma lebih fokus pada kepentingan militer. Namun, pada tahun 2013, Halim Perdanakusuma kembali digunakan untuk penerbangan komersial dengan memberikan slot/jam untuk penerbangan domestik dan internasional, guna mengurangi kepadatan jadwal penerbangan di Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta.

Pada 26 Januari 2022, Bandara Halim ditutup sementara untuk direvitalisasi selama 3,5 bulan. Selama periode tersebut, semua penerbangan dialihkan ke Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta. Namun, pada tanggal 1 September 2022, Bandara Halim dibuka kembali untuk penerbangan komersial, dengan maskapai Citilink menjadi penerbangan komersial pertama yang melayani bandara tersebut. Halim Perdanakusuma terus mengalami perkembangan dan menjadi salah satu bandar udara penting di wilayah Jabodetabekpunjur, memberikan alternatif bagi penumpang yang ingin bepergian dari Jakarta.

Sumber: id.wikipedia.org