Analisis Biaya dan Waktu Menggunakan Metode Earned Value: Studi Kasus Proyek Markas Komando Polres Jakarta Barat

Dipublikasikan oleh Wafa Nailul Izza

29 April 2025, 13.41

Freepik.com

Pendahuluan: Pentingnya Pengendalian Waktu dan Biaya dalam Proyek Konstruksi

 

Dalam dunia konstruksi modern, mengendalikan biaya dan waktu merupakan faktor krusial untuk keberhasilan sebuah proyek. Seperti diungkapkan dalam penelitian ini, proyek besar seperti pembangunan Markas Komando Polres Jakarta Barat memerlukan koordinasi efektif antara kontraktor, konsultan, dan pemilik proyek. Tanpa manajemen yang ketat, risiko keterlambatan dan pembengkakan biaya sangat tinggi.

 

Dalam konteks ini, metode Earned Value Management (EVM) menjadi pendekatan strategis untuk memonitor kinerja proyek secara simultan dalam aspek waktu dan biaya.

Memahami Konsep Earned Value dalam Manajemen Proyek

 

Metode Earned Value berfokus pada tiga indikator utama:

  • BCWS (Budgeted Cost of Work Scheduled): Perencanaan biaya berdasarkan jadwal.
  • BCWP (Budgeted Cost of Work Performed): Biaya aktual pekerjaan yang telah diselesaikan.
  • ACWP (Actual Cost of Work Performed): Biaya aktual yang benar-benar dikeluarkan.

Dengan membandingkan ketiga indikator ini, manajer proyek dapat mengevaluasi apakah proyek berjalan sesuai rencana atau perlu intervensi.

 

Studi Kasus: Proyek Markas Komando Polres Jakarta Barat

 

Penelitian dilakukan selama 28 minggu dengan mengumpulkan data lapangan seperti kurva S, laporan progres bulanan, dan wawancara dengan manajer proyek. Total anggaran proyek mencapai Rp 97 miliar.

 

Hasil dan Analisis

 

1. Analisis Budget Cost of Work Schedule (BCWS)

BCWS menggambarkan biaya yang seharusnya dikeluarkan sesuai rencana. Pada minggu pertama, BCWS tercatat Rp 496 juta, meningkat secara bertahap hingga mencapai Rp 97 miliar pada minggu ke-30.

 

2. Analisis Budget Cost of Work Performed (BCWP)

BCWP menunjukkan biaya riil berdasarkan pekerjaan yang selesai. Menariknya, pada awal proyek (minggu pertama), BCWP jauh lebih rendah dari BCWS. Namun, mulai minggu ke-2 hingga ke-28, BCWP terus melampaui BCWS.

 

Analisis Tambahan: Tren ini menunjukkan adaptasi cepat oleh tim proyek untuk mempercepat progres, mengompensasi keterlambatan awal.

 

3. Variansi Jadwal (SV)

  • Minggu ke-1: SV negatif sebesar -Rp 375 juta, menunjukkan keterlambatan.
  • Minggu ke-2 hingga ke-28: SV positif, menandakan percepatan pelaksanaan.

 

4. Schedule Performance Index (SPI)

  • SPI minggu pertama = 0,24 (buruk).
  • SPI meningkat secara konsisten hingga minggu ke-28 menjadi 1,07.

Interpretasi: Nilai SPI di atas 1 setelah minggu ke-2 mengindikasikan bahwa pelaksanaan proyek berjalan lebih cepat dari jadwal yang direncanakan.

 

5. Perkiraan Waktu Penyelesaian

Berdasarkan analisis Time Estimate (TE), proyek diproyeksikan selesai tepat waktu dalam 28 minggu, sesuai rencana awal.

 

Diskusi dan Nilai Tambah

 

A. Kelebihan Implementasi Earned Value

 

Penerapan metode Earned Value memungkinkan:

  • Pendeteksian dini keterlambatan proyek.
  • Evaluasi performa yang objektif berdasarkan data nyata, bukan asumsi.
  • Peningkatan efisiensi sumber daya.

Studi ini juga memperlihatkan betapa pentingnya kurva S sebagai alat prediksi performa proyek.

 

B. Studi Banding: Perbandingan dengan Proyek Lain

 

Dalam penelitian Hafizh (2018), proyek konstruksi yang menggunakan metode serupa di Sumatera Utara mampu meningkatkan efisiensi biaya hingga 12%. Artinya, penggunaan EVM bukan hanya meningkatkan kendali waktu, tetapi juga menekan pemborosan dana.

 

C. Kritik dan Area untuk Perbaikan

 

  • Keterbatasan Data Minggu Akhir: Minggu ke-29 dan ke-30 tidak tercatat sempurna, sehingga potensi deviasi akhir kurang terukur.
  • Tidak Dibahasnya ACWP: Analisis ACWP (biaya aktual) tidak diuraikan mendalam. Padahal membandingkan BCWP dengan ACWP dapat memberikan insight tentang efisiensi biaya nyata. 

Saran: Penelitian mendatang perlu memasukkan dimensi pengendalian mutu dan analisis risiko sebagai pelengkap EVM.

 

D. Relevansi dengan Tren Industri

 

Di era digitalisasi, metode Earned Value bisa diintegrasikan dengan aplikasi BIM 5D untuk pemantauan proyek secara real-time. Beberapa perusahaan besar di Australia dan Singapura bahkan sudah menggabungkan EVM dengan IoT untuk otomatisasi pelaporan.

Bagi sektor konstruksi di Indonesia, adopsi model ini akan menjadi keunggulan kompetitif dalam persaingan regional.

 

Kesimpulan

 

Studi ini memperlihatkan bahwa penerapan metode Earned Value pada Proyek Markas Komando Polres Jakarta Barat efektif dalam menjaga kinerja biaya dan waktu. Dengan monitoring ketat terhadap BCWS, BCWP, SV, dan SPI, proyek mampu diselesaikan tepat waktu sesuai target anggaran.

 

Bagi praktisi konstruksi, riset ini menjadi bukti nyata bahwa pendekatan berbasis data seperti Earned Value adalah kunci sukses proyek di tengah dinamika industri yang semakin kompleks.

 

 

Referensi

 

Andri Arthono, Diana Rahayu, Rady Purbakawaca. (2024). Analisis Biaya dan Waktu dengan Menggunakan Metode Nilai Hasil (Earned Value) pada Proyek Pembangunan Markas Komando Polres Jakarta Barat. Jurnal Komposit: Jurnal Ilmu-ilmu Teknik Sipil, 8(2), 309-315. DOI: https://doi.org/10.32832/komposit.v8i2.15427.

 

Hafizh, A. (2018). Analisis Biaya dan Waktu Proyek dalam Proses Kinerja Dengan Menggunakan Metode Earned Value, Universitas Sumatera Utara.