Rekayasa Pondasi
Dipublikasikan oleh Dewi Sulistiowati pada 22 April 2025
Latar Belakang dan Signifikansi Penelitian
Pondasi dangkal sering dipilih karena efisiensi biaya dan waktu konstruksi singkat, namun prediksi penurunannya masih menjadi tantangan. Penelitian oleh Tarawneh dkk. (2019) ini mengembangkan formula berbasis kecerdasan buatan (Artificial Neural Networks/ANN dan Genetic Programming-Symbolic Regression/GP-SR) untuk memprediksi penurunan pondasi di tanah granuler dengan akurasi tinggi. Studi ini menawarkan solusi praktis bagi insinyur geoteknik dengan memanfaatkan data uji penetrasi kerucut (CPT) dan uji beban lapangan.
Metodologi dan Studi Kasus
Penelitian ini menggunakan dua pendekatan utama:
1. Eksperimen Lapangan:
- Database dari 44 uji beban pondasi (270 titik data) pada tanah granuler pasca-perbaikan tanah (Dynamic Compaction/Rapid Impact Compaction).
- Parameter input: lebar pondasi (B), tekanan beban (P), dan resistansi ujung CPT (qₑ).
- Output: Penurunan (S) yang diukur dengan dial gauge.
2. Pemodelan Kecerdasan Buatan:
- ANN: Dibangun dengan 3 lapisan (input, hidden, output) menggunakan fungsi aktivasi sigmoid. Data dibagi menjadi 70% pelatihan, 15% validasi, dan 15% pengujian.
- GP-SR: Menggunakan software Eureqa untuk menghasilkan formula matematis berbasis genetika.
Temuan Kunci dan Angka Penting
- Akurasi Model:
- ANN Model 1 mencapai R² 0.93, MSE 0.16, dan MAE 0.2, menjadi yang terbaik dibandingkan model lain.
- GP-SR menghasilkan dua formula dengan R² 0.84 dan 0.78.
Perbandingan antara FEM dan ANN dalam Prediksi Penurunan Tanah
Dalam menganalisis penurunan tanah akibat beban, terdapat perbedaan signifikan antara hasil yang diperoleh menggunakan Finite Element Method (FEM) dan Artificial Neural Network (ANN).
FEM cenderung over-prediksi penurunan tanah. Misalnya, pada beban 337.5 kPa, FEM memprediksi penurunan sebesar 5.14 mm, padahal hasil aktualnya hanya 2.67 mm, yang berarti prediksi FEM dua kali lebih besar daripada kenyataannya.
Sebaliknya, ANN lebih akurat dalam memprediksi penurunan tanah. Hasilnya hanya memiliki deviasi kurang dari 1 mm dibandingkan dengan data lapangan, menunjukkan bahwa ANN mampu memberikan prediksi yang lebih mendekati kenyataan.
Formula ANN untuk Prediksi Penurunan:
Formula ANN dihitung menggunakan persamaan yang melibatkan tekanan (P), beban efektif (qₑ), dan lebar pondasi (B). Formula tersebut berbentuk ekspresi yang memperhitungkan turunan variabel-variabel ini untuk menghasilkan estimasi penurunan tanah.
Dengan menggunakan ANN, prediksi penurunan tanah menjadi lebih akurat karena ANN dapat menangani hubungan kompleks antara variabel-variabel tersebut.
Analisis dan Nilai Tambah
1. Kelebihan ANN:
- Cepat dan efisien setelah pelatihan data.
- Adaptif untuk berbagai kondisi tanah granuler selama masih dalam rentang data pelatihan.
2. Kritik terhadap FEM:
- Metode konvensional seperti Mohr-Coulomb pada FEM terlalu konservatif, berpotensi menyebabkan desain berlebihan.
3. Aplikasi Industri:
- Cocok untuk proyek infrastruktur cepat seperti jalan tol atau jembatan di daerah berpasir.
- Integrasi dengan IoT untuk real-time monitoring penurunan pondasi.
Kesimpulan dan Rekomendasi
- ANN dan GP-SR terbukti lebih unggul dalam prediksi penurunan dibanding FEM.
- Rekomendasi:
- Gunakan ANN untuk proyek dengan data CPT memadai.
- Lakukan kalibrasi model secara berkala dengan data baru untuk meningkatkan akurasi.
Sumber : Tarawneh, B., AL Bodour, W., & Al Ajmi, K. (2019). Intelligent Computing Based Formulas to Predict the Settlement of Shallow Foundations on Cohesionless Soils. The Open Civil Engineering Journal, 13, 1-9.
Rekayasa Pondasi
Dipublikasikan oleh Dewi Sulistiowati pada 22 April 2025
Dalam dunia konstruksi bangunan bertingkat dan struktur bawah tanah seperti basement, teknologi penyangga galian fondasi dalam (deep foundation pit support) menjadi salah satu faktor krusial dalam menjamin stabilitas, keselamatan, dan efisiensi proyek. Paper ini menelaah beragam pendekatan teknologi penyangga yang digunakan dalam pembangunan kawasan hunian bertingkat di Jiangxi, Tiongkok Selatan. Dengan semakin padatnya pemanfaatan lahan dan meningkatnya tuntutan teknis dalam konstruksi bawah tanah, kombinasi metode seperti diaphragm wall, struktur angkur tarik, serta barisan tiang bor menjadi solusi yang wajib disesuaikan dengan kondisi hidrogeologi dan lingkungan sekitar proyek.
Latar Proyek: Tantangan Fondasi dalam di Pinggiran Kota Jiangxi
Spesifikasi Proyek:
Tantangan Lokasi:
Teknologi Penyangga Galian: Ragam Metode dan Kombinasi Strategis
1. Dinding Diafragma (Diaphragm Wall)
Kelebihan:
Tahapan konstruksi:
Aplikasi: Menjadi pilihan utama di proyek ini karena kualitas air tanah dan kebutuhan kekakuan tinggi.
2. Struktur Angkur Tarik (Anchor-Pull Retaining)
Konsep: Menggunakan batang angkur pratekan (prestressed anchor) untuk menahan tekanan lateral tanah di sekitar galian.
Keunggulan:
Catatan teknis:
3. Barisan Tiang (Row Pile Support)
Tahapan:
Kunci sukses:
Aplikasi: Dipilih di proyek ini untuk melengkapi peran dinding diafragma, terutama pada area dengan tingkat risiko menengah.
4. Dinding Turap Baja (Steel Sheet Pile)
Keunggulan:
Kelemahan:
Aplikasi: Tidak digunakan dalam proyek ini karena faktor ekonomi dan ketidakcocokan tanah.
Evaluasi Proyek: Integrasi Strategis untuk Minimalkan Risiko
Karena kombinasi tantangan lingkungan seperti tinggi muka air tanah, keberadaan pipa bawah tanah, dan permukiman warga, tim konstruksi memutuskan:
Strategi ini berhasil meminimalkan deformasi tanah, mencegah insiden retakan struktur sekitar, dan mengurangi insiden kecelakaan kerja.
Studi Kasus Lapangan: Peristiwa Lumpur dan Pelanggaran Lingkungan
Pada tahap awal pembangunan dinding pandu, lumpur dari pengeboran mengalir keluar dan mencemari jalan umum, hingga menyebabkan:
Pelajaran penting: Pengelolaan limbah pengeboran dan lumpur harus menjadi prioritas utama dalam proyek galian dalam di kawasan padat penduduk.
Rekomendasi Manajemen Konstruksi: Fokus pada Keselamatan dan Lingkungan
1. Pemilihan Metode Sesuai Karakter Proyek
Pendekatan berbasis studi geoteknik lokal diperlukan. Jangan hanya menggunakan metode “standar industri”, tapi lakukan:
2. Penguatan Kesadaran Keselamatan
Sebagian besar insiden terjadi karena:
3. Proteksi Lingkungan: Lumpur & Limbah
Analisis Perbandingan Pendekatan
Dalam perencanaan sistem penyangga untuk konstruksi bangunan bawah tanah atau struktur pendukung, pemilihan metode sangat dipengaruhi oleh faktor biaya, kekakuan, dampak lingkungan, dan keunggulan teknis masing-masing metode. Diaphragm wall merupakan metode dengan biaya tinggi namun menawarkan kekakuan yang sangat tinggi dan gangguan lingkungan yang rendah, menjadikannya pilihan ideal untuk proyek di area perkotaan yang padat dan membutuhkan ketahanan terhadap air. Sementara itu, metode anchor-pull memberikan keseimbangan antara biaya menengah dan kekakuan tinggi, dengan tingkat gangguan lingkungan yang rendah, sehingga sangat cocok untuk kondisi tanah lunak. Row pile menawarkan solusi dengan biaya sedang dan kekakuan menengah, serta gangguan lingkungan yang relatif moderat, menjadikannya pilihan fleksibel untuk berbagai jenis proyek. Di sisi lain, steel sheet pile memiliki biaya tinggi dan kekakuan rendah, namun dapat digunakan kembali dan memiliki tingkat gangguan lingkungan yang tinggi, menjadikannya lebih cocok untuk aplikasi sementara atau proyek yang memerlukan mobilisasi cepat. Perbandingan ini menekankan pentingnya penyesuaian metode penyangga berdasarkan kebutuhan teknis dan kondisi lingkungan proyek secara spesifik.
Kesimpulan: Fondasi Dalam Bukan Hanya Masalah Teknis, Tapi Strategis
Studi ini menunjukkan bahwa keberhasilan proyek fondasi dalam tidak hanya bergantung pada kekuatan struktur, tapi juga manajemen risiko, pemilihan metode yang tepat, dan kepatuhan pada protokol keselamatan serta lingkungan. Teknologi penyangga seperti diaphragm wall, anchor-pull, dan row pile menjadi tulang punggung proyek galian dalam modern, asalkan dipilih berdasarkan analisis teknis dan bukan sekadar pengalaman. Bagi dunia konstruksi di negara berkembang, terutama di wilayah urban padat dan bertanah lunak seperti Jakarta, Surabaya, atau Medan, pendekatan ini sangat relevan dan dapat diadopsi untuk meningkatkan ketahanan struktur dan keselamatan kerja.
Sumber : Zhuan Zhang, Sheng Zhang, & Siming Lu. Application of Supporting Construction Technology for Deep Foundation Pit in Building Foundation Engineering. IOP Conference Series: Earth and Environmental Science, Vol. 787 (2021), Paper No. 012177.
Rekayasa Pondasi
Dipublikasikan oleh Dewi Sulistiowati pada 22 April 2025
Latar Belakang dan Signifikansi Penelitian
Pondasi rakit bertiang (piled raft foundation) telah menjadi solusi populer untuk konstruksi di tanah lunak karena kemampuannya mendistribusikan beban secara merata dan mengurangi penurunan (settlement). Namun, tantangan seperti tingginya momen lentur dan biaya konstruksi mendorong inovasi, salah satunya dengan penggunaan geo-foam sebagai material cushion. Penelitian oleh Gultom dkk. (2021) ini mengeksplorasi efektivitas geo-foam (EPS) dalam mengurangi penurunan pondasi rakit bertiang melalui pendekatan eksperimen laboratorium dan simulasi numerik dengan PLAXIS 2D.
Metodologi dan Studi Kasus
Penelitian ini menggabungkan dua metode utama:
1. Eksperimen Laboratorium:
- Model pondasi rakit bertiang dengan dimensi 2 x 1.5 x 1.5 m diuji di bawah beban statis bertahap (2.5–12.5 kN).
- Variasi kondisi air tanah (GWL) dan ketebalan geo-foam (50 cm dan 90 cm) diuji untuk melihat pengaruhnya terhadap penurunan.
2. Simulasi Numerik (PLAXIS 2D):
- Model tanah menggunakan kriteria Mohr-Coulomb dengan elemen segitiga 15-node.
- Tiga skenario GWL dianalisis:
Temuan Kunci dan Angka Penting
- Pengurangan Penurunan:
- Peran Hidrostatik:
- Ketebalan Geo-Foam:
Analisis dan Nilai Tambah
1. Kritik terhadap Desain Konvensional:
- Penelitian ini mengungkap kelemahan pondasi konvensional yang mengabaikan interaksi tanah-struktur-waktu, terutama di tanah lunak.
2. Perbandingan dengan Penelitian Lain:
- Studi oleh Sharma dkk. (2015) menunjukkan bahwa cushion fleksibel (seperti EPS) lebih efektif daripada material kaku dalam redistribusi beban.
- El-Gendy (2018) menemukan bahwa sistem unconnected piled raft dengan EPS lebih stabil di bawah beban dinamis.
3. Aplikasi di Dunia Nyata:
- Teknik ini cocok untuk proyek di daerah rawa atau pesisir dengan water table tinggi, seperti di Semarang atau Jakarta.
Kesimpulan dan Rekomendasi
Geo-foam terbukti efektif mengurangi penurunan pondasi hingga 50%, terutama jika dipasang dengan mempertimbangkan posisi GWL.
Rekomendasi untuk Praktisi:
Sumber : Gultom, J., Pratikso, H., Rochim, A., & Taufik, S. (2021). Behavior of Piled Raft Foundation in Soft Clay Layer with Geo-Foam Application. BIRCI Journal.
Rekayasa Pondasi
Dipublikasikan oleh Dewi Sulistiowati pada 22 April 2025
Di wilayah rawan gempa, seperti Asia Tengah, Jepang, dan sebagian besar zona Cincin Api Pasifik, tantangan utama dalam teknik sipil adalah mengurangi dampak gempa terhadap struktur bangunan. Dalam beberapa dekade terakhir, teknologi isolasi seismik dan sistem peredam getaran (damping) telah berkembang pesat, menciptakan peluang baru bagi dunia konstruksi yang lebih aman, ekonomis, dan tahan lama. Artikel yang ditulis oleh Prof. Makhmudov Said dan Abduraimova KHadicha ini meninjau berbagai pendekatan inovatif dalam desain pondasi dan sistem isolasi seismik, mengklasifikasikan berbagai teknik berdasarkan mekanisme kerjanya, dan memperkenalkan model baru sistem peredaman getaran yang menjanjikan peningkatan kinerja struktural hingga 3 kali lipat.
Klasifikasi Teknologi Proteksi Seismik: Pasif vs Aktif
1. Sistem Aktif (Active Systems)
Sistem ini menggunakan sumber energi eksternal untuk mengatur respons dinamis struktur saat gempa. Misalnya:
Meskipun lebih kompleks dan mahal, sistem ini mampu mengendalikan respons bangunan secara real time.
2. Sistem Pasif (Passive Systems)
Lebih umum digunakan, terdiri dari:
Contoh teknologi:
Contoh Desain Inovatif & Analisis Teknis
1. Fondasi Elastis: Inti Timah dalam Pendukung Karet
Desain ini menggunakan:
Keunggulan:
Kelemahan:
2. Pondasi Kinematik: Restorasi dengan Gaya Gravitasi
Dalam sistem ini:
Kelebihan:
Kekurangan:
3. Sabuk Geser Fluoroplastik
Merupakan sistem isolasi seismik tanpa gaya pemulih, terdiri dari:
Cara kerja:
Catatan:
4. Peredam Gesekan Kering (DDF) ala V.V. Nazin
Konsep:
Keunggulan:
Kelemahan:
5. Lapisan Peredam Longgar (Damping Layer)
Sistem ini menempatkan lapisan granular seperti pasir atau batu pecah di antara pondasi dan tanah. Fungsi utamanya:
Skema sistem ini (Gbr. 8 dalam paper):
Simulasi, Dampak Struktural, dan Efisiensi Material
Studi ini menyimpulkan bahwa kombinasi sistem isolasi & damping yang tepat dapat:
Studi Pendukung & Validasi Data
Eisenberg (2007):
Analisis Seismogram Lapangan:
Analisis Kritis & Rekomendasi Tambahan
1. Adaptasi Sistem Terhadap Iklim & Tanah Lokal
Setiap sistem isolasi harus diuji ulang pada:
2. Kebutuhan Kalkulasi Dinamis Langsung
3. Tren Global:
Kesimpulan: Solusi Masa Depan Ada di Fondasi
Desain pondasi modern tak hanya menopang beban, tapi juga mengatur respons terhadap gempa. Studi ini menunjukkan bahwa melalui pendekatan teknis yang tepat—baik elastis, gravitasi, geser, atau peredam aktif—kita dapat membangun struktur yang tangguh, ekonomis, dan aman bahkan di zona seismik ekstrem. Dengan teknologi isolasi seismik, dunia konstruksi bergerak dari reaktif menjadi proaktif. Inovasi ini bukan hanya untuk masa depan—tapi kebutuhan mendesak saat ini.
Sumber : Makhmudov S. M. & Abduraimova K. R. Innovative Designs and Technologies in Foundation Engineering and Geotechnics. International Journal of Scientific & Technology Research, Vol. 9, Issue 01, January 2020.
Rekayasa Pondasi
Dipublikasikan oleh Dewi Sulistiowati pada 22 April 2025
Pondasi adalah elemen tak tergantikan dalam kestabilan struktur bangunan. Namun, tantangan terbesar muncul saat konstruksi dilakukan di daerah bertanah lunak, yaitu tanah yang memiliki kadar air tinggi, kekuatan geser rendah, dan sifat mudah mengalami deformasi. Kondisi ini umum ditemukan di wilayah bekas rawa, danau, atau delta sungai yang banyak tersebar di kawasan pesisir Asia Tenggara termasuk Indonesia.
Makalah yang ditulis oleh Yi Liu dari Henan Transportation Vocational and Technical College membahas secara menyeluruh tentang desain dan teknologi konstruksi rekayasa fondasi di daerah bertanah lunak. Artikel ini menyajikan sintesis teori, praktik teknik, dan strategi konstruksi terkini, yang dapat menjadi acuan utama bagi insinyur sipil dalam menghadapi proyek pembangunan di lingkungan geoteknik yang sulit.
Karakteristik Geologis Tanah Lunak dan Dampaknya
Jenis-Jenis Tanah Lunak
Ciri Geologi Tanah Lunak:
Dampaknya: fondasi di atas tanah lunak sering mengalami penurunan diferensial, retakan struktural, dan kegagalan stabilitas, terutama jika tidak dilakukan perlakuan tanah yang tepat.
Metode Desain Rekayasa Fondasi di Tanah Lunak
A. Teknik Perkuatan Tanah
1. Teknik Penguatan (Reinforcement):
2. Teknik Peningkatan (Improvement):
3. Teknik Prakonstruksi (Preprocessing):
B. Pemilihan dan Desain Jenis Fondasi
1. Fondasi Dangkal:
2. Fondasi Dalam:
Prinsip desain: sesuaikan tipe fondasi dengan data geologi lokal, seperti kedalaman lapisan lunak, kadar air, dan struktur butiran.
C. Pemilihan Material & Kontrol Kualitas
1. Material Perkuatan:
2. Material Struktur:
Catatan penting: kualitas beton dan baja sangat menentukan masa pakai fondasi, terutama dalam lingkungan lembap dan korosif.
Teknik Konstruksi di Lapangan
1. Persiapan Pra-Konstruksi
2. Pelaksanaan Teknik Perkuatan di Lapangan
3. Pengawasan Kualitas Konstruksi
Pemeliharaan Pasca-Konstruksi
1. Sistem Monitoring Terstruktur
2. Inspeksi dan Diagnostik
3. Tindakan Pemeliharaan
4. Evaluasi Data Monitoring
Tinjauan Kritis dan Hubungannya dengan Tren Industri
1. Perlunya Inovasi Adaptif
Kondisi geoteknik tanah lunak sangat bervariasi. Maka, pendekatan desain dan konstruksi tak bisa satu pola. Perlu integrasi teknologi terbaru seperti:
2. Koneksi dengan Infrastruktur Strategis
Proyek seperti:
3. Kesadaran Lingkungan
Desain yang baik juga harus mempertimbangkan:
Kesimpulan: Stabilitas Tanah Lunak Dimulai dari Desain yang Cerdas
Desain dan teknologi konstruksi fondasi di tanah lunak adalah kombinasi antara analisis geologi mendalam, strategi perkuatan yang tepat, pemilihan material presisi, dan pengawasan kualitas ketat. Studi ini menyajikan panduan komprehensif untuk menghadapi salah satu tantangan paling kompleks dalam dunia teknik sipil.
Dengan penerapan prinsip-prinsip yang dibahas, para praktisi teknik dapat merancang fondasi yang aman, stabil, dan tahan lama, bahkan dalam kondisi tanah yang paling tidak bersahabat sekalipun.
Sumber : Liu, Yi. Research on foundation engineering design and construction technology in soft soil area. Journal of Civil Engineering and Urban Planning (2024), Clausius Scientific Press.
Rekayasa Pondasi
Dipublikasikan oleh Dewi Sulistiowati pada 22 April 2025
Pendahuluan: Mengapa Reaktor Nuklir Butuh SPRA Generasi Baru
Sejak awal industri pembangkit listrik tenaga nuklir (NPP) di Amerika Serikat, aspek keselamatan terhadap bencana alam telah menjadi bagian dari regulasi wajib. Namun, pendekatan awal bersifat deterministik dan sangat konservatif, sehingga kurang realistis dalam menilai risiko nyata. Kini, pendekatan baru berbasis probabilistik dan risk-informed diadopsi secara luas, termasuk dalam menanggapi insiden seperti Fukushima 2011.
Dokumen ini menyoroti pengembangan MASTODON, alat baru berbasis MOOSE (Multiphysics Object-Oriented Simulation Environment) yang memungkinkan analisis seismik secara dinamis, realistis, dan terintegrasi dengan komponen lain dalam evaluasi keselamatan NPP. MASTODON menjadi pusat pengembangan dalam program Advanced Seismic Probabilistic Risk Assessment (ASPRA) di bawah RISMC (Risk-Informed Safety Margin Characterization).
Tujuan dan Konteks Penelitian
Artikel ini mengevaluasi kemampuan MASTODON untuk:
Dengan kata lain, MASTODON menyatukan semua proses dalam SPRA—dari simulasi gempa hingga perhitungan risiko sistemik—tanpa perlu berpindah antar software atau spreadsheet.
MASTODON: Fitur Utama & Inovasi Teknis
1. Simulasi Fisik ‘Source-to-Site’
MASTODON mampu memodelkan:
MASTODON mengintegrasikan model I-soil (tanah histeretik 3D) dan metode domain reduction untuk input gempa kompleks.
2. Penggunaan Backbone Curve Otomatis
Contoh:
SPRA dengan MASTODON: Proses Baru yang Terintegrasi
Langkah-Langkah Analisis SPRA:
Studi Kasus: Bangunan 4 Lantai + Fault Tree Sederhana
Studi ini menganalisis probabilitas kegagalan sistem pada bangunan bertingkat empat dengan dinding geser (shear wall) yang memiliki frekuensi alami sebesar 12 Hz, menggunakan pendekatan simulasi Monte Carlo sebanyak 30 sampel. Bangunan ini dilengkapi dengan tiga komponen penting: pompa, baterai, dan switchgear. Parameter stokastik utama dalam analisis ini mencakup kekakuan geser (dengan distribusi lognormal, median 1280 kip/ft, σ = 1.5) dan densitas material (median 2000 kcf, σ = 1.3), serta input percepatan tanah puncak (PGA) sebesar 0.6g. Berdasarkan hasil analisis, probabilitas kegagalan komponen individu menunjukkan bahwa baterai memiliki probabilitas kegagalan tertinggi sebesar 0.055, diikuti oleh switchgear sebesar 0.043, dan pompa sebesar 0.039. Perhitungan probabilitas top event pada fault tree menggunakan tiga metode berbeda, yaitu metode eksak (exact), batas atas (upper bound), dan pendekatan rare-event, yang semuanya menghasilkan nilai yang hampir identik, dengan probabilitas tertinggi sebesar 0.05667. Hasil ini menunjukkan bahwa meskipun masing-masing komponen memiliki tingkat kegagalan yang relatif kecil, akumulasi logika kegagalan dalam struktur sistem dapat menghasilkan probabilitas kegagalan sistem secara keseluruhan yang signifikan.
Nilai Tambah dan Keunggulan MASTODON
1. All-in-One Platform
Tidak perlu lagi menggunakan DEEPSOIL untuk site response, Excel untuk fragilitas, dan SAP2000 untuk respons struktur—semua terintegrasi di MASTODON.
2. Mengurangi Ketidakpastian
Dengan menghilangkan asumsi linearitas dan menggunakan simulasi stokastik, ketidakpastian teknis menjadi lebih terkendali.
3. Relevansi Industri
Cocok diterapkan untuk:
Tinjauan Kritis & Arah Pengembangan
Kelebihan:
Kekurangan & Tantangan:
Pengembangan ke Depan:
Kesimpulan: MASTODON Mengubah Wajah SPRA
MASTODON bukan sekadar alat simulasi, tapi fondasi untuk revolusi digital SPRA. Dengan kemampuan integrasi penuh, analisis stokastik realistis, dan pendekatan berbasis permintaan lokal, ia menjawab tantangan utama dalam desain dan evaluasi keselamatan reaktor nuklir modern. Dalam beberapa tahun ke depan, MASTODON berpotensi menjadi standar emas dalam PRA eksternal berbasis gempa.
Sumber : ASPRA_Beta_1_Report_RISMC V4 – Idaho National Laboratory (INL), Light Water Reactor Sustainability Program, Office of Nuclear Engineering, U.S. Department of Energy.