Efisiensi industri

Integrasi Big Data untuk Perbaikan Berkelanjutan

Dipublikasikan oleh Viskha Dwi Marcella Nanda pada 22 April 2025


Era Baru Industri: Saat Sistem Manufaktur Bertemu Big Data

Dalam dunia manufaktur modern, kecepatan dan ketepatan bukan lagi keunggulan, melainkan kebutuhan dasar. Untuk mencapainya, industri kini menghadapi tantangan besar: bagaimana menciptakan sistem produksi yang stabil, fleksibel, dan terus berkembang? Jawaban atas pertanyaan ini menjadi fokus utama penelitian David S. Cochran dan koleganya, yang menyatukan dua konsep kuat: desain sistem manufaktur berbasis logika (Manufacturing System Design Decomposition/MSDD) dan kekuatan big data analytics.

Bukan hanya sekadar menambahkan teknologi baru, penelitian ini menyentuh esensi perubahan: bahwa sistem yang unggul lahir dari perubahan cara berpikir dan struktur desain yang matang. Dengan memanfaatkan data besar, para penulis menjanjikan pendekatan kuantitatif terhadap desain, bukan sekadar intuisi.

 

Akar Permasalahan: Data Tidak Terpakai dan Desain Tidak Terarah

Salah satu ironi dunia industri saat ini adalah kelimpahan data yang tidak dimanfaatkan. Menurut Parker (2014), hanya sekitar 10% potensi informasi yang dikumpulkan benar-benar digunakan untuk meningkatkan produktivitas. Padahal, data yang tersebar di berbagai sistem IT—seperti ERP, MES, PLM, dan HR—menyimpan petunjuk penting untuk perbaikan sistemik.

Sayangnya, pendekatan perbaikan yang digunakan selama ini masih bersifat lokal atau "point solution", hanya menyelesaikan satu masalah dalam satu waktu. Hal ini terjadi karena kurangnya kerangka kerja menyeluruh yang dapat menghubungkan kebutuhan fungsional sistem (Functional Requirements/FR) dengan solusi desain fisik (Design Parameters/DP).

 

MSDD: Logika Desain Sistem Produksi yang Terstruktur

Di sinilah MSDD (Manufacturing System Design Decomposition) menjadi relevan. MSDD adalah metodologi berbasis Axiomatic Design, yang bertujuan menjaga independensi antara kebutuhan fungsional dan solusi desain. Pendekatan ini memungkinkan insinyur untuk memetakan sistem produksi secara hierarkis dan sistematis—mulai dari kebutuhan strategis hingga detail teknis.

Contoh aplikasinya, jika kebutuhan sistem adalah “menghasilkan output yang dapat diprediksi”, maka MSDD akan mengurai komponen apa saja yang perlu distabilkan: mulai dari desain produk, kualitas proses, pemecahan masalah, hingga pengurangan delay. Setiap elemen dipecah secara logis dan diuji kontribusinya terhadap stabilitas sistem.

 

Studi Kasus: Evaluasi Sistem Produksi dengan MSDD dan Data Analitik

Dalam praktiknya, peneliti mengaplikasikan MSDD untuk mengevaluasi sistem produksi di industri kedirgantaraan (Lockheed Martin). Mereka melakukan analisis terhadap masalah kekurangan komponen (shortages) yang berdampak langsung pada kualitas dan biaya operasional.

Beberapa temuan menarik dari studi ini:

  • 50% penyebab kurva pembelajaran berasal dari gangguan produksi (cacat kualitas dan kekurangan material).
  • Biaya dukungan (support labor) akibat gangguan justru lebih besar daripada biaya tenaga kerja langsung.
  • Investasi pada pelatihan mekanik dan pengadaan suku cadang terbukti memberi ROI tinggi, setelah dihitung dampaknya secara sistemik.

Analisis ini menjadi mungkin karena data dikumpulkan dan diolah secara menyeluruh menggunakan kerangka MSDD, bukan hanya dari satu departemen atau satu proses saja.

 

Peran Big Data: Dari Deskriptif Menuju Prediktif

Sebelum era big data, banyak keputusan sistem desain dilakukan berdasarkan asumsi atau data sampling terbatas. Kini, dengan koneksi antara sistem informasi dan kemampuan analisis yang tinggi, evaluasi bisa dilakukan secara real-time dan menyeluruh.

Kelebihan integrasi big data dalam MSDD:

  • Mengidentifikasi variasi dalam performa kerja di berbagai tingkatan sistem.
  • Memungkinkan prediksi kinerja berdasarkan parameter desain tertentu.
  • Menyediakan dasar kuat untuk pengambilan keputusan investasi dan alokasi sumber daya.
  • Memfasilitasi what-if analysis, di mana simulasi dampak perubahan sistem bisa diuji secara digital.

Dengan pendekatan ini, desain sistem tak lagi bersifat statis, tetapi adaptif terhadap perubahan lingkungan bisnis dan teknologi.

 

Transformasi Lean: Dari Sekadar Hemat Jadi Stabil dan Terpadu

Salah satu kontribusi menarik dari penelitian ini adalah redefinisi konsep lean manufacturing. Selama ini, “lean” sering diartikan sebagai efisiensi biaya atau pengurangan tenaga kerja. Namun, dalam pendekatan MSDD, lean justru merupakan hasil akhir dari desain sistem yang stabil dan memenuhi seluruh kebutuhan fungsional.

Jadi, lean bukan tujuan, tapi konsekuensi dari sistem yang:

  • Memiliki desain produk yang konsisten
  • Menjaga kualitas proses
  • Mampu mengidentifikasi dan menyelesaikan masalah dengan cepat
  • Menjamin output yang dapat diprediksi

Jika semua elemen ini terpenuhi, maka efisiensi, kestabilan, dan pengurangan biaya akan terjadi secara alami, bukan karena pemotongan paksa.

 

Kritik dan Tantangan yang Masih Ada

Meski metodologinya kuat, penerapan MSDD dan big data analytics masih menghadapi beberapa tantangan:

  1. Kompleksitas Integrasi Data
    Banyak perusahaan masih memiliki data tersebar yang tidak saling terkoneksi, membuat proses analitik menjadi terfragmentasi.
  2. Kendala Budaya Organisasi
    Tidak semua fungsi (engineering, quality, HR) memiliki pemahaman yang sama tentang peran mereka dalam sistem desain. Akibatnya, sistem thinking sulit diterapkan secara holistik.
  3. Kurangnya Standarisasi
    Belum banyak sistem industri yang memiliki pedoman universal untuk mengintegrasikan data analytics dengan desain sistem produksi.

Namun, penulis menyadari hal ini dan menyarankan pengembangan arsitektur sistem yang secara khusus dirancang untuk mendukung MSDD dan analitik prediktif.

 

Opini dan Potensi Masa Depan

Penelitian ini layak disebut sebagai blueprint masa depan perancangan industri modern. Integrasi sistem thinking, desain terstruktur, dan big data menciptakan pendekatan baru yang mampu:

  • Mengubah data menjadi wawasan strategis.
  • Meningkatkan akuntabilitas desain melalui pemetaan fungsional.
  • Membangun sistem yang bisa belajar dan berkembang seiring waktu.

Dibandingkan pendekatan yang hanya mengandalkan software atau tool analitik saja, kerangka ini jauh lebih visioner karena berangkat dari fondasi sistemik dan mengarah ke transformasi menyeluruh.

 

Kesimpulan: Desain Sistem yang Cerdas Dimulai dari Data yang Dipahami

Melalui paper ini, Cochran dan tim berhasil menunjukkan bahwa masa depan perbaikan berkelanjutan dalam manufaktur tidak hanya tentang mengumpulkan data, tetapi bagaimana data tersebut dikaitkan dengan desain sistem secara logis dan strategis.

Dengan MSDD sebagai fondasi dan big data sebagai alat, perusahaan bisa mengidentifikasi permasalahan, menilai dampaknya, serta memutuskan solusi terbaik secara kuantitatif dan prediktif. Lebih dari sekadar efisiensi, pendekatan ini menuntun industri menuju sistem yang stabil, adaptif, dan berkelanjutan.

 

Sumber:

Cochran, D. S., Kinard, D., & Bi, Z. (2016). Manufacturing System Design Meets Big Data Analytics for Continuous Improvement.

 

Selengkapnya
Integrasi Big Data untuk Perbaikan Berkelanjutan
page 1 of 1