Ergonomics and Human Factor

Evaluasi Pelaksanaan Praktikum Ergonomic

Dipublikasikan oleh Muhammad Farhan Fadhil pada 03 Maret 2022


Praktikum pelaksanaan ergonomic dan pengukuran kerja program studi (prodi) Teknik Industri, Fakultas Teknik Informatika (FTI) sukses dilakukan, pada Rabu (17/11) secara online. Kegiatan ini dibuka oleh ketua prodi (kaprodi) Teknik Industri, Miwan K Hidayat dan menghadirkan Destiana Putri sebagai narasumber.

Destiana mengatakan, ergonomic berasal dari Bahasa Yunani yaitu ergon yang berarti kerja dan nomos berarti hukum alam dengan demikian ergonomic pada prodi teknik industri mempelajari aspek manusia dalam lingkungan kerja yang ditinjau secara anatomi, fisiologi, psikologi, rekayasa teknik manajemen ataupun desain/perancangan.

“Pada praktikum ergonomic dan pengukuran kerja juga berhubungan dengan kesehatan kerja baik dari segi pencahayaan, ventilasi dan temperature lingkungan kerja, beban kerja, jam kerja dan gerakan yang berulang-ulang,” kata Destiana.

Ada beberapa ilmu yang berkaitan diantaranya kinesiologi, biomekanika, anthropometri, industrial hygiene, industrial phsychology dan berkaitan satu sama lain karena berhubungan dengan kemampuan penginderaan, respon, daya ingat, posisi optimum tangan dan kaki dan bagian lainnya dan untuk mengukur.

“Itu semua ada beberapa aplikasi yang akan dipelajari pada semester empat diantaranya anthropometri, ROSA, QEC, RULA, REBA, BRIEF,” paparnya.

Sedangkan, menurut Miwan K Hidayat, pelaksanaan evaluasi ergonomic dan pengukuran kerja sangatlah penting sebagai bagian dari lingkungan kerja.

“Hal ini perlu dilakukan supaya dapat menyelesaikan pekerjaan dengan baik dengan waktu dan jumlah yang maksimal. Maka dibutuhkan ergonomic dan pengukuran kerja,” ujarnya saat membuka kegiatan ini, Rabu (17/11).

Ia pun berharap, mahasiswa mampu menguasai teknik dasar perancangan dengan memperhitungkan interaksi manusia dan mesin, sehingga dihasilkan stasiun kerja yang nyaman.

“Mahasiswa diharapkan memiliki tanggung jawab profesi dengan tetap mengutamakan efektivitas dan efisiensi sistem serta menguasai keterkaitan sistem metabolisme tubuh manusia terhadap aktivitas kerja dan berbagai potensi bahaya yang ada akibat kerja dan berbagai cara preventif yang diperlukan,” katanya.

Sumber Artikel: republika.co.id

Selengkapnya
Evaluasi Pelaksanaan Praktikum Ergonomic

Ergonomics and Human Factor

Antropometri

Dipublikasikan oleh Muhammad Farhan Fadhil pada 03 Maret 2022


Antropometri (dari Bahasa Yunani άνθρωπος yang berati manusia and μέτρον yang berarti mengukur, secara literal berarti "pengukuran manusia"), dalam antropologi fisik merujuk pada pengukuran individu manusia untuk mengetahui variasi fisik manusia.

Kini, antropometri berperan penting dalam bidang perancangan industri, perancangan pakaian, ergonomik, dan arsitektur. Dalam bidang-bidang tersebut, data statistik tentang distribusi dimensi tubuh dari suatu populasi diperlukan untuk menghasilkan produk yang optimal. Perubahan dalam gaya kehidupan sehari-hari, nutrisi, dan komposisi etnis dari masyarakat dapat membuat perubahan dalam distribusi ukuran tubuh (misalnya dalam bentuk epidemik kegemukan), dan membuat perlunya penyesuaian berkala dari koleksi data antropometrik.

PSG dengan metode antropometri adalah menjadikan ukuran tubuh manusia sebagai alat menentukan status gizi manusia. Konsep dasar yang harus dipahami dalam menggunakan antropometri secara antropometri adalah Konsep Dasar Pertumbuhan

Pertumbuhan secara gamblang dapat diartikan terjadinya perubahan sel tubuh dalam 2 bantuk yaitu 1) pertambahan sel dan 2) pembelahan sel, yang secara akumulasi perjadinya perubahan ukuran tubuh. Jadi pada dasarnya menilai status gizi dengan metode antropometri adalah menilai pertumbuhan. Hanya saja pertumbuhan dalam pengertian pertambahan sel memiliki batas waktu tertentu. Para pakar antropometri sepakat bawah pada umumnya pertumbuhan manusia dalam arti pertambahan sel akan berhenti pada usia 18-20 tahun, walaupun masih ditemukan sebelum 18 pertumbuhan sudah berhenti, dan sebaliknya setelah 20 tahun masih ada kemungkinan pertumbuhan masih berjalan.

Makhluk hidup, termasuk manusia makan untuk memenuhi kebutuhan tubuh. Kebutuhan tubuh akan makanan dapat dideskripakn dari tri fungsi makanan itu sendiri yaitu:

  • Sumber Tenaga
  • Pertumbuhan
  • Pemeliharaan

Sebagai sumber tenaga adalah karbohidrat, lemak dan protein, dalam urutan yang berbeda sebagai sumber energi. Pembakaran 1 gram karbohidrat menghasikan 4,1 kalori, protein 41 kalori dan lemak 9 kalori per gramnya. Namun lemak bukanlah sumber energi utama oleh karena untuk metabolisme lemak dibutuhkan kalori yang lebih tinggi untuk Specifik Dinamyc Action (SDA)nya.

Sebagai sumber zat pembangun adalah Protein, Lemak dan Karbohidrat. Sedangkan sebagai sumber zat pengatur adalah vitamin dan mineral.

Antropometri dapat dibagi menjadi 2 yaitu,

  • Antropometri Statis (struktural)
    • Pengukuran manusia pada posisi diam, dan linier pada permukaan tubuh.
  • Antropometri Dinamis (fungsional)
    • Yang dimaksud dengan antropometri dinamis adalah pengukuran keadaan dan ciri-ciri fisik manusia dalam keadaan bergerak atau memperhatikan gerakan-gerakan yang mungkin terjadi saat pekerja tersebut melaksanakan kegiatannya.

Hal-hal yang memengaruhi dimensi antropometri manusia adalah sebagai berikut,

  • Umur

Ukuran tubuh manusia akan berkembang dari saat lahir sampai sekitar 20 tahun untuk pria dan 17 tahun untuk wanita. Ada kecenderungan berkurang setelah 60 tahun.

Jenis kelamin
Pria pada umumnya memiliki dimensi tubuh yang lebih besar kecuali bagian dada dan pinggul.

  • Rumpun dan Suku Bangsa
  • Sosial ekonomi dan konsumsi gizi yang diperoleh

Kondisi ekonomi dan gizi juga berpengaruh terhadap ukuran antropometri meskipun juga bergantung pada kegiatan yang dilakukan.

  • Pekerjaan, aktivitas sehari-hari juga berpengaruh
  • Kondisi waktu pengukuran

Sumber Artikel: id.wikipedia.org

Selengkapnya
Antropometri

Ergonomics and Human Factor

Ergonomika

Dipublikasikan oleh Muhammad Farhan Fadhil pada 03 Maret 2022


Ergonomika atau (kurang tepat) ergonomi adalah ilmu yang mempelajari interaksi antara manusia dengan elemen-elemen lain dalam suatu sistem, serta profesi yang mempraktikkan teori, prinsip, data, dan metode dalam perancangan untuk mengoptimalkan sistem agar sesuai dengan kebutuhan, kelemahan, dan keterampilan manusia.

Ergonomi berasal dari dua kata bahasa Yunani: ergon dan nomos: ergon berarti kerja, dan nomos berarti aturan, kaidah, atau prinsip. Pendapat lain diungkapkan oleh Sutalaksana (1979): ergonomi adalah ilmu atau kaidah yang mempelajari manusia sebagai komponen dari suatu sistem kerja mencakup karakteristik fisik maupun nonfisik, keterbatasan manusia, dan kemampuannya dalam rangka merancang suatu sistem yang efektif, aman, sehat, nyaman, dan efisien.

Bentuk kata sifatnya adalah ergonomis.

Kasus Penggunaan Perangkat non Ergonomi

Sudah disadari sejak lama, bahwa perangkat dan peralatan non ergonomi yang digunakan manusia memunculkan problematika tersendiri. Bernardino Ramazzini, seorang dokter berkebangsaan Italia, membahas hubungan antara ‘cedera repetitif fisik’ dengan pekerjaan yang dituangkan dalam publikasinya yang berjudul “De Morbis Artificum Diatriba” (diterjemahkan: Diseases of Workers dan dalam bahasa Indonesia diterjemahkan: penyakit para pekerja) pada tahun 1713.Menurutnya pekerjaan bisa memunculkan problematika ‘penyakit’ tersendiri. Ia menyarankan agar para dokter mengajukan pula pertanyaan perihal pekerjaan si pasien guna mendeteksi secara akurat penyakit yang dideritanya. Pernyataan Bernardino memang benar, berbagai masalah seperti Cumulative Trauma Disorders (CTD) atau Repetitive Strain Injuries (RSI) diderita karena penggunaan perangkat perangkat komputer dalam waktu lama yang memunculkan ketidaknyamanan yang terakumulasi dan berulang atau repetitif.

Masih banyak kasus gangguan kesehatan yang didapati para pekerja kantoran dewasa ini dikarenakan penggunaan perangkat komputer yang terlalu lama yang tidak tepat, misalnya:

  • Computer Vision Syndrome (CVS): problem kelelahan dan ketegangan pada mata karena menggunakan komputer dalam jangka waktu lama. Mata terus dipaksa menatap layar monior. Gejala yang diderita antara lain: mata terasa kering, mata merah, gatal, mata berair, kehilangan fokus, dalam kasus tertentu bisa juga memunculkan sakit kepala, nyeri puggung, nyeri pundak dan kejang otot.
  • Carpal Tunnel Syndrome (CTS): maasalah nyeri pergelangan tangan karena saraf di bagian pergelangan tangan terhimpit lama. Dalam kasus ekstrem, penyembuhan dilakukan dengan metode pembedahan.
  • Repetitive Strain Thumb Pain – DeQuervain: Nyeri pada ibu jari yang diakibatkan penggunaan mouse, keyboard, ‘texting’ menggunakan telepon seluler, atau PDA terus menerus.
  • Neck Tension Syndrome: nyeri pada leher ini dapat memunculkan sakit kepala, kelelahan dan ketegangan pada mata.
  • Tenosynovitis (Repetitive Strain Finger Pain): nyeri pada jari tangan disebabkan penggunaan mouse atau keyboard.
  • Thoracic Outlet Syndrome: Nyeri pada dada.

Sumber Artikel: id.wikipedia.org

Selengkapnya
Ergonomika
« First Previous page 3 of 3