Pada 16 Juli 1957, KLM Penerbangan 844 adalah penerbangan penumpang internasional yang dijadwalkan dari Bandara Biak-Mokmer, Nugini Belanda (sekarang Indonesia) menuju Bandara Internasional Manila, Filipina. Pesawat tersebut jatuh ke Teluk Cenderawasih sekitar 1,2 kilometer dari bandara keberangkatannya. Akibat kecelakaan ini, 58 dari 68 orang di dalam pesawat, termasuk 9 awak, meninggal dunia. Penerbangan ini merupakan leg pertama dari layanan yang tujuan akhirnya adalah Amsterdam, Belanda.
Pesawat
Pesawat yang terlibat dalam kecelakaan ini adalah Lockheed 1049E Super Constellation dengan registrasi PH-LKT, yang diberi nama Neutron. Pesawat ini pertama kali terbang pada tahun 1953 dan telah mengumpulkan 11.867 jam terbang. Setelah kecelakaan Penerbangan 844, Neutron dinyatakan tidak dapat digunakan lagi.
Detail Penerbangan
Setelah lepas landas pada pukul 03:32 pada 16 Juli 1957 dari Landasan Pacu 10 di Bandara Biak-Mokmer, kapten Penerbangan 844 KLM meminta agar lampu landasan pacu tetap dinyalakan dan izin untuk melakukan lintasan rendah di sepanjang landasan pacu. Kedua permintaan tersebut dikabulkan. Super Constellation memulai belokan 180 derajat, namun kehilangan ketinggian selama belokan tersebut hingga akhirnya menabrak laut pada pukul 03:36, pecah, dan tenggelam di perairan dengan kedalaman 250 meter.
Investigasi
Penyebab Kecelakaan
Pada awalnya, kecelakaan ini disebabkan oleh kesalahan pilot dan/atau kegagalan teknis, meskipun tidak ada bukti langsung untuk kedua penyebab tersebut. Karena kecelakaan terjadi pada malam hari, pilot mungkin salah menilai ketinggian pesawat relatif terhadap permukaan laut.
Kesimpulan Laporan
Ringkasan laporan dari Dewan Kecelakaan mencatat bahwa tidak ada bukti kesalahan pilot maupun kegagalan teknis, namun juga menekankan bahwa risiko yang terlibat dalam lepas landas dan pendaratan tidak boleh ditingkatkan secara tidak perlu dengan melakukan lintasan rendah pada layanan yang dijadwalkan dengan penumpang di atas pesawat.
Pelajaran dari Kecelakaan
Kecelakaan tragis ini mengajarkan pentingnya mengikuti prosedur penerbangan standar dan menghindari manuver yang tidak perlu yang dapat meningkatkan risiko kecelakaan. Terutama dalam kondisi malam hari, di mana visibilitas dan penilaian ketinggian bisa lebih sulit, penting bagi pilot untuk tetap berpegang pada prosedur keselamatan yang ketat.
Disadur dari: en.wikipedia.org