Pengoptimalan implementasi internet of things (IoT), big data analytics, serta artificial intelligence (AI) pada sektor industri minyak dan gas (migas) menjadi suatu keniscayaan di era industri 4.0
Pasalnya, selain berfungsi sebagai akselerator kegiatan usaha, pengimplementasian teknologi digital juga dapat menggenjot daya saing industri migas nasional di kancah global. Senior Director Boston Consulting Group Jamie Webster menjelaskan, teknologi dan digitalisasi akan sangat membantu perusahaan migas karena dapat digunakan untuk meminimalisasi salah satu momok industri migas, yaitu dry hole.
“Termasuk menggunakan AI untuk menyimulasikan pengeboran,” jelas Jamie seperti dikutip dari skkmigas.go.id, Rabu (16/12/2020). Lebih lanjut Jamie menjelaskan, data yang didapat IoT menjadi aset strategis bagi perusahaan migas.
Pasalnya, pengelolaan dan pemanfaatan data secara digital dapat mendukung perusahaan migas untuk mempercepat kinerja dan mengambil keputusan. Berdasarkan penelitian Professional Petroleum Data Management (PPDM) Association pada 2020, nilai data dari blok migas dengan aset 470 miliar dollar Amerika Serikat (AS) dapat mencapai 155 miliar AS.
Melihat potensi tersebut, sebagai industri strategis nasional, sektor migas punya peluang untuk menambah sumbangan terhadap produk domestik bruto (PDB) Indonesia dan berdaya saing global melalui pengoptimalan IoT dalam kegiatan usaha.
Berikut manfaat penerapan teknologi dan digitalisasi pada sektor usaha yang identik dengan kompleksitas tinggi dan riskan terhadap risiko kerugian tersebut.
Membantu manajemen pengeboran Pengeboran merupakan bagian krusial dan kompleks dalam industri migas. Tak heran, aktivitas ini kerap memakan waktu dan tenaga, serta berisiko tinggi. Namun, dengan pemanfaatan IoT, pengeboran bisa berjalan maksimal, efektif, dan efisien. Operator rig dapat mengoperasikan peralatan bor dari ruang kendali tanpa perlu sering memasuki area pengeboran.
Selain itu, risiko kesalahan dan kecelakaan kerja juga dapat diminimalisasi karena sensor-sensor pintar yang tersemat pada peralatan bor berbasis IoT mampu mendeteksi tanda bahaya. Memantau sistem perpipaan Kebocoran pipa merupakan salah satu masalah serius yang wajib dihindari industri migas. Pasalnya, insiden tersebut dapat menyebabkan kerugian finansial, kerusakan lingkungan, dan ancaman reputasi perusahaan.
Teknologi IoT membantu operator dalam memantau seluruh sistem perpipaan secara real-time, mulai dari pemeriksaan hingga pemeliharaan rutin secara berkala.
Dengan begitu, risiko kebocoran pipa atau situasi lain yang tidak diinginkan dapat dihindari. Pengelolaan karyawan dan pabrik pun bisa lebih efisien dengan teknologi tersebut.
Pasalnya, perawatan hanya dilakukan jika ada kelainan yang terdeteksi. Memudahkan pengukuran aktivitas kilang Seperti halnya area pengeboran, aktivitas di kilang migas juga memiliki kompleksitas tinggi. Banyak pengukuran yang perlu dilakukan untuk setiap komponen kilang.
Proses tersebut bisa memakan waktu dan biaya banyak jika dilakukan secara manual. Apalagi, beberapa kilang membutuhkan pengukuran tepat secara real-time. IoT dapat mengakomodasi segala informasi yang dibutuhkan terkait aktivitas kilang, termasuk pengukuran pada tempat-tempat yang sulit diakses sumber daya manusia.
Sensor dapat ditempatkan di berbagai titik yang sulit diakses oleh karyawan dan dapat memberikan lebih banyak data. Ini membantu pemantauan kilang sepanjang waktu. Dalam laporan BAIN yang dimuat Forbes, Selasa (17/9/2019), pemanfaatan teknologi data yang tepat akan meningkat produksi perusahaan migas sebesar 6 persen hingga 8 persen.
Mengoptimalkan jaringan komunikasi lepas pantai Sebagian besar produksi migas berada di wilayah lepas pantai yang minim akan jaringan komunikasi.
Padahal, konektivitas mumpuni dibutuhkan dalam kegiatan usaha di era industri 4.0, termasuk perusahaan migas. IoT dapat dimanfaatkan untuk membantu mengatasi rintangan tersebut lewat penggunaan Very Small Aparture Terminal (VSAT) yang merupakan sistem komunikasi berbasis satelit.
Dengan pemanfaatan teknologi tersebut, koneksi seluruh ekosistem perusahaan dapat berjalan lancar terlepas dari lokasi geografisnya. Akses internet pun menjadi lebih cepat sehingga pengiriman informasi terkait keputusan penting dapat segera dilaksanakan.
Memudahkan fleet management Kehadiran IoT juga memberikan manfaat pada fleet management industri migas. Armada logistik, termasuk kapal kargo, dapat dipantau secara real-time. Dengan begitu, proses produksi bisa beroperasi dengan aman. Namun, teknologi IoT baru dapat berjalan maksimal jika didukung jaringan mumpuni, seperti yang dihadirkan PT Link Net Tbk (Link Net).
Untuk diketahui, Link Net menyediakan layanan televisi berbayar dengan kualitas premium, koneksi broadband internet berkecepatan tinggi, dan komunikasi data. Tak hanya menawarkan layanan internet bisnis berkualitas, Link Net juga mampu mengatasi kendala jaringan untuk meminimalkan waktu downtime.
Ini berkat penerapan service level agreement (SLA) berstandar tinggi. Ada tiga layanan yang ditawarkan Link Net untuk kebutuhan komunikasi kegiatan bisnis, termasuk bisnis migas. Pertama, Dedicated Internet. Layanan ini menawarkan kapasitas bandwidth simetris antara download dan upload. Dedicated Internet memiliki jaringan eksklusif.
Karena itu, layanan ini mampu menghadirkan koneksi yang stabil dan memberikan keamanan tingkat tinggi. Kedua, VSAT Link Net yang telah terintegrasi dengan High Throughput Satellite (HTS) dan tahan terhadap cuaca ekstrem.
Adapun kapasitas internet yang ditawarkan dari layanan tersebut mencapai 100 megabit per second (Mbps) dengan ukuran peralatan yang terbilang ringkas. Ketiga, Remote Solution. Layanan ini meliputi aplikasi dan sistem yang mampu menunjang aktivitas pertambangan dan logistik, seperti fleet management system, radio mesh, man pack.
Sumber Artikel: kompas.com