1. Pertanyaan dari Bapak Rahmat Hidayat
Apakah ada penerapan yang Real terkait dengan Blue Ocean Strategy dengan beberapa Tools yang telah dijelaskan?
Jawaban: Blue Ocean itu adalah suatu strategi marketing, Blue Ocean itu mengatakan bahwa kita dalam berbisnis jangan berbisnis di tempat banyak orang sudah berbisnis, sebetulnya strateginya seperti itu. Ini adalah inti dari strategi, jangan bisnis yang orang sudah berbisnis, jangan berbisnis di mana kamu punya pesaing, tapi kalau kita lihat bisnis model kanvas. Bagaimana mengatasi itu sehingga kita masuk Blue Ocean adalah kita menjadi berbeda dan customer mengetahui itu sehingga tidak memiliki pilihan, pada saat dia membeli suatu barang dia pilih kita. Saya kasih contoh yang akan sukses nanti untuk smartphone itu dari Cina Huawei, Huawei itu sudah nomor satu dari Cina untuk premium phone tidak murah, jadi dia berbeda. Tik Tok masuk ke sosial media sudah sangat, Instagram, Facebook, YouTube, Twitter, pada saat Tik Tok belum masuk orang mengira bahwa video yang diposting itu kalau terlalu singkat orang tidak suka, tapi tiktok mengetahui untuk membatasi dengan video yang singkat ternyata orang suka. Pertama kalinya dalam sejarah dunia Amerika itu mengikuti produk Cina, Instagram ada reels, YouTube ada video pendek ini pertama kalinya di dunia karena tiktok masuk ke sana yang orang belum ada. Blue Ocean ini kelihatannya dari value proposition, key resourcesnya apa. Tik Tok Itu sangat mudah, teknologinya bagus, sangat mudah mengedit dan posting, revenue stream-nya dari advertising mereka sebentar lagi ngalahin Instagram. Key partnernya termasuk content creator, kalau dari strategi Diamond Blue Ocean adalah differentiation, differentiation-nya benar-benar bagus, ini yang terjadi di Starbuck, Starbucks bisa berbeda, Indonesia itu tradisi warung kopinya kuat banget, ada suatu produk warung kopi juga tapi dengan begitu banyak differentiation sehingga dia masuk ke Blue Ocean.
2. Pertanyaan dari Ibu Salli Marindha
Menurut Bapak, untuk Business Model Canvas, tahapan apa yang paling sulit untuk menentukan parameternya? Dan bagaimana mengatasinya?
Jawaban: Semua blok ini sulit, kalau mbak Salli menguasai ini, Mbak bisa menjadi konsultan, banyak orang butuh orang yang ahli membuat business model canvas karena ini suatu kanvas yang sangat mudah untuk melihat bisnis anda dan anda bisa mencari strategi, jadi customer segmen, siapa yang kita targetkan itu saja sudah sulit. Kalau kita sudah punya target kita cari tahu, dia kebutuhannya apa, dia kita tawarkan suatu barang untuk value proportion customer, segmen ini kreator yang sama dari bisnis model kanvas. Value proposition Canvas adalah membuat apa ke target market ini yang kita tawarkan, lewat mana, Tokopedia, Bukalapak. Tokopedia mampu masuk ke customer segmen seluruh Indonesia tadinya website terus aplikasi, revenue stream-nya dari Komisi, iklan, key partnernya, penjual menjadi key partner, pembuat software menjadi key partner, key activity-nya marketplace yang mengelola customer dan mengelola buyer. Key resourcesnya di sini kalau buat saya termasuk penjual karena marketplace kalau tidak ada penjual tidak akan datang pembeli. Tapi di lain sisi penjual tidak mau datang kalau tidak ada pembeli.
Semua blok ini sulit, kalau mbak Salli menguasai ini, Mbak bisa menjadi konsultan, banyak orang butuh orang yang ahli membuat business model canvas karena ini suatu kanvas yang sangat mudah untuk melihat bisnis anda dan anda bisa mencari strategi, jadi customer segmen, siapa yang kita targetkan itu saja sudah sulit. Kalau kita sudah punya target kita cari tahu, dia kebutuhannya apa, dia kita tawarkan suatu barang untuk value proportion customer, segmen ini kreator yang sama dari bisnis model kanvas. Value proposition Canvas adalah membuat apa ke target market ini yang kita tawarkan, lewat mana, Tokopedia, Bukalapak. Tokopedia mampu masuk ke customer segmen seluruh Indonesia tadinya website terus aplikasi, revenue stream-nya dari Komisi, iklan, key partnernya, penjual menjadi key partner, pembuat software menjadi key partner, key activity-nya marketplace yang mengelola customer dan mengelola buyer. Key resourcesnya di sini kalau buat saya termasuk penjual karena marketplace kalau tidak ada penjual tidak akan datang pembeli. Tapi di lain sisi penjual tidak mau datang kalau tidak ada pembeli. Kalau saya datangnya dari marketing jawaban Saya paling sulit adalah customer segmen, ini adalah dari mana uang anda datang, menentukan siapa dia, apa yang harus Anda tawarkan ke dia sehingga dia membeli.
3. Pertanyaan dari Bapak Mahammad Khadafi
Ketika Tools dalam Penerapan Tools Strategi yang telah dijelaskan ini, bagaimana cara untuk "menerjemahkan" strategi yang dijalankan dalam Mengukur Performance (KPI) suatu perusahaan atau bisnis?
Jawaban: Kalau saya satu-satu saja. Kalau saya seharusnya sudah ada KPI dulu di perusahaan, misalnya peningkatan revenue, peningkatan kekuatan karyawan, cost structure, Bagaimana kita bisa menurunkan cost, Bagaimana kita bisa mengoptimalkan channel, meningkatkan jumlah customer. Kalau buat saya satu-satu saja, walaupun ada KPI profit dari perusahaan. Mudah-mudahan nyambung KPI-nya karena terus kadang saya belum pernah menganalisa.
4. Pertanyaan dari Bapak Adhitya Chasani Wicaksono
Terkait Strategi Bisnis (BMC/SWOT/Diamond) yang dibahas, apakah strategi yang sudah dibuat bisa direvisi/diperbaiki (update) jika ternyata saat eksekusi mengalami kegagalan? Dan apakah bisa membuat strategi dengan jangka waktu tertentu?
Jawaban: Yang namanya strategi itu tidak ada jaminan pada saat bapak sudah buat dengan benar, tidak ada jaminan itu bisa terimplementasi dengan baik, karena bisnis itu dinamikanya sangat tinggi, apalagi di luar perusahaan. Kalau kita bicara PESTEL ini politik berubah terus, ekonomi berubah terus kita kira orang suka suatu produk ternyata orang tidak suka. Kemungkinan gagal selalu ada dan kemungkinan Bapak harus selalu merevisi lagi dan lagi. Indahnya BMC SWOT dan Diamond ini adalah bapak bisa melihat di satu kanvas, sekarang analisa internal seperti ini, ini sudah berubah kita harus berubah itulah kekuatan dari BMC SWOT dan diamond simple tidak bertele-tele panjang lebar, jadi kita bisa langsung lihat bahwa kita harus berubah. Dalam berbisnis adalah normal anda buat perubahan, tapi kalau perubahannya tanpa perubahan signifikan di luar berarti strategi anda awalnya tidak begitu bagus. Jargon orang the only konstant in business is change, satu-satunya kontan di bisnis adalah perubahan.
5. Pertanyaan dari Bapak Mohammad Irwansyah
Saat ini, kita sering dengar dan mengadopsi Sistem Agile. Apakah strategi yang direncanakan pada saat awal dapat kita ubah-ubah?
Jawaban: Intinya bisa, kalau di beberapa perusahaan besar ada divisi sendiri atau Departemen sendiri mengurus ini, pengurus mengenai strategi perusahaan tugas dia adalah selalu menganalisa eksternal maupun internal all the time ada perubahan di politik ekonomi, ada pesaing baru, ada perubahan dari perilaku konsumen. Misalnya tadinya memiliki teknologi tertentu tapi ternyata patennya sudah habis sehingga kompetitor bisa masuk, kemudian misalnya sistem ini (value chain) sistem material dari masuk sampai keluar itu ternyata diketahui tidak efisien, harus diubah lagi. Orang yang bertanggung jawab terhadap strategi itu harus setiap hari melihat itu karena banyak case perusahaan telat bertindak karena tidak mengerti perubahan itu. Contoh Unilever itu profitnya sedang jeblok, sahamnya juga sedang turun, kalau diurut-urut ternyata Unilever waktu itu kurang tanggap terhadap perubahan perilaku konsumen yang tadinya suka sabun batang menjadi sabun cair, jadi mereka punya resources yang besar di sabun batang, mereka telat pada waktu itu masuk ke sabun cair, Biore waktu itu menguasai, karena telat masuk ke sana jadi tidak menguasai sabun cair, pada saat dia sudah masuk ke sabun cair mereka tidak tahu apa yang harus dilakukan dengan sabun batang, jadi mereka PHK. Artinya day today harus diamati, berubah, tapi jangan berubah tiap hari juga karena strategi harus anda komunikasikan ke seluruh komponen perusahaan.
Profil InstrukturIr. Satya Aditya Wibowo, MBA
Entrepreneurship and Business Strategy Expert
Deskripsi Pemateri:
Satya Aditya Wibowo 35 tahun berkarir di bidang Strategic Management dan Marketing. Memahami corporate strategic manajemen, secara konsep dan implementasinya. Berkarir mulai dari market analyst sampai Direktur Utama. 20 Tahun pengajar MM dengan spesialisasi di Business Strategy dan Marketing.
Sepanjang karir selalu di bidang Marketing, Sales dan Strategic Management, termasuk di PT Dirgantara Indonesia dan Energy dan menjadi Dirut supplier peralatan khusus elektronik.
Dosen paruh waktu di Program MBA – ITB (S2) dan President University. Facilitator di MarkPlus. S1 dari Jurusan Teknik Industri (S1) – ITB dan MBA (S2) dari University of Wisconsin – Whitewater 1990.