1. Pertanyaan dari Bapak Fendi Yanto
Apakah dalam RVS, perlu perhitungan struktur jika dirasa nilai dari Fema meragukan?
Jawaban dari Nara Sumber: Boleh, itu memang disarankan juga, jadi bisa lebih baik untuk kita melakukan rekomendasi selanjutnya ke owner atau si pemilik gedung untuk melakukan tindakan selanjutnya. Kita memberikan rekomendasi berdasarkan beberapa data, tentunya data dari RVS yang sudah kita lakukan screening visual di awal, kemudian dengan perhitungan strukturnya bagaimana. Apakah itu memiliki nilai yang sama, maksud saya apakah dia termasuk kategori aman atau tidak. Jika data-datanya itu lengkap jadi sangat mudah kita lakukan, terkadang kalau datanya itu tidak lengkap, seperti data gambarnya sudah hilang atau mungkin tidak tersimpan maka kita agak susah untuk biasanya melakukan perhitungan. Karena kita butuh data-data gambarnya, namun kalau memang ada surveyor yang bisa memsurvei lagi untuk kelengkapan data gambar-gambarnya untuk melakukan perhitungan strukturnya maka bisa dilakukan.
Pertanyaan Lanjutan
Kemudian untuk data tanah yang tidak ada dari Fema langsung di anggap data tanah E atau D, padahal peraturan terbaru terjadi perubahan peta gempa di indonesia. Belum lagi peta deagradasi yang terbaru?
Jawaban: Itu memang salah satu hal yang paling penting dalam rapid visual screening ini, kita itu harus mengumpulkan data terlebih dahulu, data tanah si bangunan tersebut. Kalau bisa sangat disarankan sekali untuk nilainya supaya itu akurat, itu kita tahu hasil SPT dan CPT, itu disarankan seperti itu. Biasanya kalau yang bangunan-bangunan besar itu masih ada arsip-arsipnya, namun memang di RVS itu tadi jika kita menggunakan nilai E atau D, memilih E atau D itu berdasarkan dengan aturan Fema itu sendiri. Jadi kita melihat juga bagaimana perubahan peta gempa dan situasi degradasinya juga di daerah tersebut. Jika dirasa menggunakan tanah E dan D itu kurang mantap atau kurang yakin, bisa juga kita melakukan perhitungan strukturnya untuk melihat bagaimana kekuatan dari bangunan tersebut. Karena memang di rapid visual screening itu adalah screening awal, seperti jika kita sakit, jadi kita lakukan screening awal terlebih dahulu. Bagaimana untuk melakukan tindakan-tindakan yang lebih detail.
2. Pertanyaan dari Bapak Oktovianus Sakti
Apakah metode RVS ini mutlak harus di gunakan pada bagunan yang sudah jadi atau bisa digunakan pada bangunan yang sementara dibangun, atau bangunan yang dibangun secara bertahap.
Jawaban dari Nara Sumber: Untuk metode RVS ini itu memang harus digunakan pada bangunan yang sudah jadi, sehingga untuk komponen-komponen yang banyak tadi, untuk menilai salah satu di indikator form isian Fema-nya itu bisa benar-benar detail yang kita ketahui. Jadi kalau bangunan yang masih sementara dibangun atau bangunan itu dibangun secara bertahap nanti untuk penilaian-penilainnya itu kurang akurat. Jadi kalau memang ingin yang benar-benar akurat itu sudah jadi bangunan tersebut.
3. Pertanyaan dari Bapak Fendi Yanto
Bagaimana hubungan peraturan RVS dan SLF di Indonesia?
Jawaban dari Nara Sumber: Jadi untuk screening ini mungkin hampir mirip dengan SLF di Indonesia, jadi mungkin beberapa komponen-komponen penilaiannya yang berbeda namun ini bisa dijadikan atau kita bisa menjadikannya sebagai patokan juga, Jadi hampir sama peraturan yang RVS dan SLF di Indonesia. Tentunya kalau yang di RVS untuk pedoman kita memberikan nilai-nilai serta scoring-scoringnya itu berdasarkan Handbook Fema buat, kalau di SLF menggunakan dari SLF itu sendiri. Namun untuk tujuan goalnya saya rasa sama, untuk RVS dan SLF di Indonesia, sama-sama bisa digunakan. Dari kitanya sebagai screener mau menggunakan yang mana atau mau kita gunakan dua-duanya. Kalau RVS ini cenderung lebih sangat murah, jadi tidak ada biaya perizinan yang terlalu besar juga, yang penting kita mendapat data dari si pemilik bangunan atau owner, data-data yang kita butuhkan tadi sudah lengkap maka kita bisa mengisi RVS.
4. Pertanyaan dari Bapak Oktovianus Sakti
Perhitungan struktur itu umumnya dibuat diawal sebelum bangunan dikerjakan, bagaimana jika hasil dari RVS meragukan, sedangkan perhitungan struktur yang dilakukan diawal sudah aman, apa yang harus dilakukan, apakah melakukan perhitungan struktur lagi atau gimana?
Jawaban dari Nara Sumber: Untuk perhitungan struktur memang umumnya dibuat di awal, karena untuk perencanaannya itu seperti apa. Bangunan-bangunan ini biasanya akan kita kaji lebih lanjut, apakah dia masih layak atau tidak itu jika lebih dari 20 tahun. Kalau hasil RVS-nya itu meragukan, ada di skema awal yaitu bisa kita lakukan penilaian lebih lanjut lagi menggunakan series Fema berikutnya. Ada Fema series 310, kemudian ada series Fema berikutnya lagi.
Ada di Fema 310, 356 dan edisi 40. Ini memang digunakan untuk menjawab dari keraguan-keraguan tadi, apabila dinilai dari Fema 154. Kemudian ada Tier 1, Tier 2 dan Tier 3 jauh yang kedua kita hitung ulang lagi saja tidak apa-apa untuk memastikan benar-benar dengan kondisi yang sekarang ini terjadi di bangunan tersebut.
5. Pertanyaan dari Bapak Assadul Asad
1. Sepengetahuan saya gempa itu ada penyebabnya dari letusan gunung atau pergeseran tektonik atau tanah. Fema Ini yang mana, gempa bumi kedua-duanya atau bagaimana. Masuknya ke mana, kalau vulkanik, tidak lebih kencang dibandingkan yang tektonik karena pergeseran tanah.
2. Apabila bangunan itu bercampur-campur, ada kayu, besi, beton, dan seterusnya. Ini bagaimana penilaian untuk final score kalau bangunan seperti itu?
Jawaban dari Nara Sumber: 1. Jadi dari letusan gunung maupun yang tektonik akibat pergeseran lempeng itu bisa digunakan semua di Fema ini. Jadi mau gempa yang disebabkan oleh apa saja itu bisa dinilai menggunakan RVS Fema ini, tapi umumnya biasanya untuk yang tektonik. Karena biasanya kalau yang sangat besar itu akan menyebabkan keruntuhan-keruntuhan bahkan mengakibatkan korban jiwa, jadi ini bisa digunakan menggunakan RVS Fema.
2. Yang dilihat dari RVS ini tadi itu adalah bagian dari yang dominan luarnya saja, jadi untuk interiornya itu memang dari RVS Fema ini itu kurang untuk dinilai. Jadi kalau memang harus ada dan banyak sekali yang melibatkan itu dan itu berpotensi juga maka interiornya itu nanti ada formnya tersendiri. Nanti ada form interiornya sendiri di mana lanjutan dari form yang sudah saya sebutkan tadi dicontoh pengisiannya, nanti ada beberapa komponen apa saja interiornya, sama seperti mengisinya dengan yang sudah saya berikan contohnya tadi untuk mengisinya. Jadi bisa dinilai juga.
6. Pertanyaan dari Bapak Robie Angga Pratama
Apakah dalam RVS ini berlaku juga untuk bangunan-bangunan heritage dan apakah RVS ini sudah mengakomodasi peraturan gempa yang terbaru bila bangunan tersebut didesain menggunakan peraturan gempa yang lama?
Jawaban dari Nara Sumber: Untuk bangunan-bangunan Heritage itu sudah ada juga penelitian yang melakukan atau evaluasi. Ada screener yang sudah melakukan pembangunan Heritage, itu yang sudah pernah saya baca dan sudah dilakukan itu di bangunan cagar budaya di kota Jogja, itu bisa juga berlaku. Ada tahunnya, termasuk bangunan lama atau bangunan baru.
Untuk peraturan gempa yang terbaru, memang di RVS Fema ini dia banyak berdasarkan data yang pertama kali bangunan tersebut itu dibuat, jadi kita lihat data-data tanahnya itu seperti apa kemudian kita masukkan ke puskin, dia masuknya ke tanah apa. Dari situ kita bisa tahu, dia masuknya di tanah a, b, c, d atau e, kemudian kita bisa klasifikasikan dia masuk ke kategori gempa yang mana. Jadi bisa menggunakan peraturan gempa yang baru juga, jadi itu ada keterikatannya, jadi nyambung. Otomatis kalau kita lihat di nilai SS dan S1-nya tadi kita lihat di puskin nilai itu berdasarkan nilai yang paling terupdatenya nilai SS dan S1-nya saat ini apabila kita mengklik di web Puskin PU, untuk gambar dan data respon spektranya. Dilakukanlah tentunya itu sudah mengikuti yang paling terbaru, kemarin saya cek itu memang untuk aplikasi dari Puskin PU itu yang bisa kita akses free dan di mana saja ya Google itu bisa kita lihat.
Profil InstrukturTalitha Zhafira, S.T., M.Eng.
Dosen Teknik Sipil Universitas Semarang
Deskripsi Pemateri:
Pendidikan
S1 Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Bidang ilmu Teknik Sipil, 2012-2016
S2 Universitas Gadjah Mada, Bidang ilmu Teknik Sipil Struktur, 2016-2019
Profesi
Dosen Teknik Sipil Universitas Semarang
Keterlibatan pengurus Jurnal ilmiah ber sinta
Penghargaan yang diraih 2 tahun terakhir
Mata Kuliah Yang Diampu
Pengalaman Penelitian Dalam 5 Tahun Terakhir
2020: Analisis Kebutuhan Dimensi Saluran Drainase Perumahan Jagansari Residence
2021: Evaluasi Sarana Prasarana Kesiapsiagaan Gedung V USM Dalam Menghadapi Resiko Bencana Kebakaran
2021: Studi Pemeliharaan dan Kelayakan Dengan Metode Non Detructive Test Di Gedung A Universitas Semarang
2022: Pemeriksaan Kerentanan Gempa pada Bangunan Sekolah Kecamatan Tanggungharjo dengan Metode Rapid Visual Screening FEMA-154
Pengalaman Pengabdian Kepada Masyarakat Dalam 5 Tahun Terakhir
Publikasi Artikel Ilmiah Dalam Jurnal Dalam 5 Tahun Terakhir
Evaluasi Sarana Prasarana Kesiapsiagaan Gedung V USM Dalam Menghadapi Resiko Bencana Kebakaran
Prediksi Kuat Lentur Balok Beton dengan Menggunakan Program Response-2000 dan Persamaan Pendekatan
Studi Pemeliharaan dan Kelayakan dengan Metode Non-Destructive Test di Gedung A Universitas Semarang
Perencanaan Ulang Gedung Pasar Johar Menggunakan Struktur Flat slab
Dynamic Analysis of Spectrum Response and Static Equivalent of The Semarang University College Building
Pemakalah Seminar Ilmiah (Oral Presentation) Dalam 5 Tahun Terakhir
Seminar Nasional & Call For Paper Hasil Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat tahun 2021
International Symposium On Civil, Environmental, and Infrastructure Engineering 2022 (ISCEIE 2022)