1. Pertanyaan dari Bapak Masurya
Ini kejadiannya contohnya di luar negeri. Kira-kira bisa atau tidak kasih contoh yang di dalam negeri, agar terasa closer to home?
Jawaban: Di Indonesia itu ada contoh kasus yang cukup besar pernah kejadian di Surabaya. Ada pabrik kimia yang meledak saat itu sampai ke pemukiman. Atau yang terakhir tahun lalu itu di Balongan (Pertamina Balongan) meledak tangkinya. Kalau di negara kita, kita tidak bisa ungkap sedetail ini tapi sebenarnya kasus pun banyak terjadi. Kenapa diambil kasus Bhopal karena ini suatu kasus yang sangat complicated dampaknya. Yang lainnya mungkin pabrik kasus yang di Surabaya, kalau lapindo mungkin ada dampak lainnya selain ini, tapi datanya belum selengkap ini.
2. Pertanyaan dari Bapak Riki
Berarti proses safety ini lebih kepada yang chemical besar. Tapi, kalau misalnya ke industri yang bukan chemical berarti proses safety ibaratnya terlalu mewah untuk diterapkan atau seperti apa? Misalnya, di PDAM mungkin tidak terlalu banyak prosesnya. Apakah itu tidak applicable untuk industri seperti itu?
Jawaban: Jadi ini sebagai awal saja, tapi sebenarnya banyak juga yang lain. Karena prinsipnya itu kita mencegah kebocoran gas beracun, zat kimia reaktif, gas mudah terbakar, zat kimia yang mudah meledak. Seperti yang Bapak sebutkan di PDAM itu bisa kita terapkan juga karena ada proses juga, tetap ada kemungkinan juga, misalnya pabrik obat, makanan, ada zat kimianya juga, ada orang terkena juga dan saat ini sudah mulai diterapkan, karena intinya sama bagaimana supaya tidak terjadi kebocoran gas beracun, tidak terjadi kebocoran zat kimia, tidak terjadi ledakan atau kebakaran. Jadi bisa diterapkan juga tetapi intinya kita cari apa zat yang berbahaya di sana.
3. Pertanyaan dari Bapak Ahmad
Untuk di instalasi gas, di mall atau apartemen mungkin banyak. Apa itu termasuk juga yang harus kita perhatikan?
Jawaban: Ya betul, karena gas ledakan, dan untuk gas sendiri sebenarnya sudah ada pengaman, di mall-mall itu sebenarnya ada pengamannya, itu bisa dan yang penting maintenance-nya, perawatan pipa, dsb berkala dilakukan. Kalau itu dilakukan bisa menghindari ini. Itu cenderung lebih fokus di maintenance-nya, peralatan, sistem pipa, sistem pengamanan dari sistem pengadaan gas.
4. Pertanyaan dari Bapak Edward
Kalau secara proses ini, kalau untuk membantu membangun budaya awareness, artinya safety itu harus dibangun dengan budaya awareness. Tahapan paling dasar itu kalau misalnya di proses safety management itu, apakah kita harus patrol atau kita lebih banyak memberikan training-training dasar untuk K3 sendiri yang sebuah manufacturing?
Jawaban: Jadi itu sama-sama, semuanya dijalankan, tapi intinya dari top manajemennya, owner perusahaan itu memiliki kesadaran seperti ini. Pertama pada saat dia menerima karyawan, diterima yang sesuai keahlian dan diberikan juga pemahaman servis di awal. Lalu training tentang safety seperti apa, lalu monitoring pada saat operasional dicek juga. Monitoring itu ada dua, kalau ada yang melanggar kita kasih teguran, denda, warning, kalau yang bagus kita kasih penghargaan. Jadi itu bertahap tidak bisa langsung, dan semuanya dilakukan.
5. Pertanyaan dari Bapak Aries
Ketika pekerjaan Hot Work atau pengelasan karena ada sisa bahan mudah terbakar dalam chamber, bunga api las masuk dan menimbulkan ledakan. Akibatnya operator las meninggal. Ini termasuk personal atau proses?
Jawaban: Menurut saya ini termasuk proses, karena operator itu meninggal bukan hanya karena dia ngelas tapi karena ada zat kimia lain yang tersisa di sana akhirnya bertemu dengan bitantik dari sisa pengelasan tadi sehingga terjadi ledakan, sehingga ini proses.
6. Pertanyaan dari Bapak Edward
Jadi ini cara pengendaliannya ya? Kalau lihat dari sini berarti lebih ke rekayasa engineering dulu baru administrasi control? Bisa eliminasinya dengan engineering control, administrasi, behavior control, baru proses mitigation, bisa di switch kemana saja berarti sesuai kebutuhan ya?
Jawaban: Ya pengendaliannya, kan ada bahaya tadi, ada yang kena zat kita kendalikan, kita lindungi secara berlapis seperti ini. Ya gambarnya seperti ini, ini contoh tapi tidak selalu seperti itu, tapi biasanya seperti ini. Ya sesuaikan dengan kebutuhan, tapi yang pertama kalau proses itu kebanyakan otomatis tidak menyebabkan manusia, sehingga yang pertama itu pakai alat dulu, teknis.
7. Pertanyaan dari Bapak Masmun
Setiap engineering ini, kalau saya berkutatnya banyak di engineering kontrolnya. Kalau untuk administratif ini, semuanya standarnya atau tidak?
Jawaban: Ada, minimal prosedur. Bapak basic-nya elektrikal atau kimia kontrol. Standarnya kalau electric itu pakai IC, IC itu untuk listrik, bagaimana pengamanannya, bagaimana maintenance-nya, harus di maintenance misalnya 6 bulan sekali atau 1 tahun sekali, bagaimana mengoperasikannya ada manualnya, bagaimana cara melakukannya, bagaimana kalibrasinya.
8. Pertanyaan dari Bapak Ahmad
Problemnya bukan masalah alat kontrolnya, tapi bagaimana kita me-maintain peralatan itu berfungsi dengan baik. Adakah regulasinya? Misalnya, harus berapa lama sekali dia dicek dan cara pengecekannya seperti apa?
Jawaban: Ini contohnya di pipa gas Pertamina, jadi ini ada alat-alatnya, alat-alat ini ada standarnya, kalibrasinya itu ada, alat ini merk apa, jadi pembuatnya itu disebutkan. Alat ini harus dikalibrasi misalnya 6 bulan sekali, setahun sekali atau bagaimana. Jadi kita ikuti saja manual dari pabrikan yang buatnya, disebutkan di sana, maintenance-nya apa saja yang dilakukan, kapan waktunya, ada semua disini ada dokumennya, kita ikuti saja.
9. Pertanyaan dari Bapak Charmadi Mahbub
Saya melihat dari akibat-akibat ini sehingga membahayakan. Yang saya ingin tanyakan sederhana, sejauh mana apakah pemerintah dengan lembaganya terhadap PSM ini? Karena saya lihat tanpa keterlibatan pemerintah yang belum cukup ketat ini akan begitu sia-sia. Bagaimana posisi pemerintah, baik dari tahap perencanaan atau apa. Contoh sederhana, dalam PUIL (Peraturan Umum Instalasi Listrik), sekarang sepertinya sudah tidak ada yang mematuhi aturan-aturan itu dan yang masangnya juga asal-asal saja. Oleh karena itu, sering terjadi kebakaran di rumah, di pemukiman itu, seperti itu.
Jawaban: Peraturan itu sudah ada sejak tahun 30 namanya peraturan Katup, itu sudah ada peraturan organisasi zaman Belanda tahun 30. Jadi kalau katup (mesin uap) ada standarnya, bagaimana pengamannya dan segala macamnya sampai tahun 70 sudah ada peraturannya, itu sudah ada alatnya seperti ini, harus ada pengamanan, harus ada kalibrasinya, Peraturan Pemerintah itu sebenarnya ada, akhirnya orang tidak melakukannya. Dan biasanya pun itu karena tidak ada audit, ya sudah biarkan saja sehingga terjadi kejadian seperti tadi itu, itu namanya integritas. Idealnya pemerintah itu ada pengawasnya dari Disnaker, kalau orang tidak melakukan undang-undang dia mendapat teguran, kalau perusahaan besar dia itu ada audit. Salah satu poin dari PSM (proses safety management) yaitu compliance audit, contoh Pertamina, Pertamina itu menyewa auditor luar untuk mengecek semua tangki Pertamina atau pengeboran segala macam itu dia audit 1 tahun sekali memenuhi atau tidak, kalau melanggar di kasih teguran. Pemerintah pun harusnya ada itu, untuk mengecek itu ada pengaturnya tapi saya tidak tahu. Sudah ada peraturannya segala macam, namun integritas yang kurang. Tapi kalo perusahaan yang berisiko tinggi seperti pabrik kimia dan segala macam karena dia akan mendapat rugi seperti meledak, dia akhirnya ketat ada audit, biasanya perusahaan-perusahaan kelas menengah kecil karena risikonya kecil, ya sudahlah tidak apa-apa, misalnya alatnya rusak, sudahlah tidak apa-apa, jadi kesadarannya masih kurang. Jadi poinnya di sini, ada audit dan dari manajemennya yaitu komitmennya, jadi PSM itu harus ada komitmen tinggi dari pimpinan perusahaan. Atau PUIL, standar pemasangan listrik harus seperti itu kalau tidak berbahaya, bisa konslet dan segala macam. Perusahaan besar harus dilengkapi, tapi orang-orang tidak mentaati jadi kebakaran segala macam, itu tergantung komitmennya. Kalau dia benar-benar sadar ingin pabriknya aman, terhindar dari kecelakaan dia harus konsisten, kalau tidak konsisten dan tidak integritas terjadilah seperti tadi itu.
10. Pertanyaan dari Bapak Charmadi Mahbub
Pada kesimpulannya pada penerapan PSM kegagalan yang sangat signifikan atau terbesar itu di bagian mana? Kalau sudah ada kesimpulan, mungkin bisa penekanan ke depannya.
Jawaban: Komitmen itu tadi dari top manajemen dan karyawan itu yang paling utama, kalau sudah ada komitmen semua bisa jalan, kalau tidak ada komitmen disana tidak akan bisa walaupun ada peraturan dan segala macam. Misalnya manajemen tidak mau mengeluarkan biaya, atau cari yang murah, atau tidak melakukannya, atau karyawan tidak peduli tidak akan jadi, jadi kunci awalnya adalah komitmen, komitmen untuk menerapkan safety ini.
Profil InstrukturHendra Messa, ST
Konsultan dan Trainer K3
Deskripsi Pemateri:
Education :
Industrial Engineering, Bandung Institute of Technology, Graduated 1994
20 years Job Experiences of HSE at various industries:
PT Alstom Indonesia (T&D), QHSE Officer, 2000-2006, Jakarta
PT Star Energy, HSE Engineer, 2006-2009, Pangalengan-Jabar,
Borouge Petrochemical- Adnoc, HSE Sr Engineer, 2009-2016, Abu Dhabi – UAE
PT Essence Indonesia ( IFF), EHS Manager, 2016-2018, Karawang- Jabar
PT Cargill Indonesia (CAN), EHS Country Lead, 2019-2020, Jakarta