1. Pertanyaan dari Bapak Jamal
Customer Channel dan Customer Relationship bedanya apa? Bagaimana mendapatkan itu?
Jawaban: Customer Channel itu untuk new customer , kalau Customer Relationship itu untuk existing customer, jadi media untuk chanel itu bagaimana konsumen baru, kalau Customer Relationship untuk mempertahankan agar dia bisa tetap konek ke kita.
2. Pertanyaan dari Bapak Bambang Sudaryanto
1) Apakah ada parameter keberhasilan dari tiap lini Model Canvas untuk melanjutkan lini berikutnya?
2) Dari contoh Model BMC disampaikan Big Company. Dari contoh itu ada tidak contoh untuk Startup yang baru yang masih rintisan awal?
Jawaban:
1) Sebenarnya pola pikirnya buka point keberhasilannya tapi keterkaitannya, jadi sebenarnya ini keterkaitan antar setiap block bukan target kesuksesan dari setiap block. Jadi, mindsetnya bukan seperti itu, mindsetnya adalah dari target market, focus ke product line service, konekin di channelnya kalau channelnya sudah di definisiin, customer relationshipnya seperti apa, baru kita tahu revenue nya seperti apa, baru key resource, key partners, key activities, baru ke cost structure.
2) Sebenarnya hamper sama antara big company dengan start up, intinya kalau kita paham semua building blocksnya kemudian cara mengisinya.traditional retailers bisa menggunakan BMC, kemudian UBER, selain ini banyak contoh lain di google boleh di searching saja.
3. Pertanyaan dari Bapak Indra
Apakah BMC bisa diterapkan untuk memprofit Organization?
Jawaban: Sangat bisa, contoh BMC itu kalau saya tidak salah ada Social Enterprise Bisnis Model menggunakan BMC, jadi konsepnya itu upgraded dari BMC khusus untuk Social Enterprise, tapi kalau mau menggunakan BMC saja tidak masalah. Cuman kalau mau focus ke social enterprisenya itu ada, tapi pemikirannya sama dengan BMC intinya bagaimana social enterprise itu bisa membuat satu bisnis model yang bisa sustainable.
4. Pertanyaan dari Bapak Agus Rianto Rahman
Apakah pada saat Startup yang sudah MVP ketika ada perubahan atau penambahan jenis biaya yang baru dibutuhkan perlu di masukkan lagi? Apakah dalam 1 Startup harus memasukkan BMC-nya masing-masing?
Jawaban: Bisa saja, BMC itu bisa digunakan untuk 1 perusahaan sekaligus atau setiap product, kalau bisa secara perusahaan ada, secara product ada, agar kalau kita mau melakukan perbaikan itu sudah langsung spesifik ke BMC mana yang mau kita masukkan.
5. Pertanyaan dari Bapak Bahrul Qamar
1) Untuk BMC ini, lebih baik dievaluasi setiap berapa periode sekali, kalau kita ikuti periode Financial Statement? Kalau di perusahaan Tbk. itu triwulan, kalau tidak Tbk. itu bisa 6 bulan - 1 tahun. Karena ini terkait dengan Cost Structure, Revenue Rim, dan ini juga terkait dengan Budgeting dengan Capital di suatu perusahaan.
2) Terkait dengan struktur organisasi, kalau kita belajar Risk Management itu banyak versi, banyak model. Ada yang menempatkan Risk Manager Pim itu langsung di bawah Direktur, ada yang di bawah Divisi Keuangan. Kalau di BMC ini mestinya di mana? Kalau risiko itu ada langsung tanggung jawab ke Direktur, jadi ini terkait dengan Controlling-nya. Di dalam struktur itu, bagian mana yang mesti mengendalikan BMC ini di suatu perusahaan?
Jawaban: BMC itu sebenarnya metodologi web pengembangan bisnis baru atau evaluasi bisnis yang sudah ada. Kalau misalkan untuk yang bisnis baru itu mungkin bisa di divisi bisnis development, kalau untuk existing bisnis yang berjalan sekarang itu kalau di perusahaan-perusahaan biasanya itu ada namanya projek manajemen office atau memang bagian dari corporate manajemen unit-unit bisnisnya di evaluasi, tapi kalau secara organisasi seharusnys tidak harus spesifik seperti itu. Bahkan seorang direksi pun bisa melakukan evaluasinya secara personal bisa melakukan BMC juga. Biasanya jangan terlalu sering, per quarter juga boleh atau pertahun, kalau per quarter itu mengevaluasi performance bisnis kemudian kita lihat bisnis model kanvasnya itu sudah update belum dengan tren yang sekarang. Tapi kalau misalnya melakukan evaluasi seperti itu pertahun atau per 6 bulan. Kalau per quarter kita lihat dari sisi penjualan perbulannya. Atau memang ada produk baru itu bisa pakai bisnis model kanvas yang lain, kalau mau ekspansi bisa pakai beberapa tools selain yang bisnis model kanvas kita bisa pakai yang porter five forces dan swot bisa dilakukan.
6. Pertanyaan dari Bapak Heri Suroyo
Saya ada ide mau bikin aplikasi Coffee Vending Machine IoT. Customer Segment-nya operator dan konsumen kopi. Apakah saya bisa berkonsultasi untuk diskusi menyusun BMC? Dengan Prototype orang bisa membeli kopi dengan memasukkan koin uang seribu. Misal, harga kopi 3 ribu nanti keluar kopi. Ke depannya, saya ingin mengembangkan bisa menggunakan uang digital. Lalu, karena kita memakai Internet Outing, maka tercatat siapa yang beli kopi, jam berapa, di mana belinya. Dengan Internet Outing, bahkan bisa mengumpulkan data pengguna konsumen kopi.
Jawaban: Bisa, menghubungi LinkedIn.
7. Pertanyaan dari Ibu Anisah Isah Iksan
Untuk Menyusun BMC bagi usaha rintisan, apa bisa dibuat di awal atau ketika bisnis sudah berjalan?
Jawaban: Kalau bagusnya itu pas awal awal pembuatan, jadi sebelum ngejalanin ngeeksekusi, bisnis canvasnya sudah ada dahulu.
Profil InstrukturJefry Pratama, S.Kom., MBA, CCSGB
Venture Capitalist, Startup Ecosystem Builder
Deskripsi Pemateri:
Pwndidikan
Bachelor Degree of Computer Studies Binus University
Master of Buisiness Admninistration, Institut Teknologi Bandung
Pengalaman Kerja
Venture Capitalist (UMG Idealab)
Startup Ecosystem Builder (DSF)
Leacturer and Scientist for Business, Innovation and Digitalization Studies
Digital Consultant and Entrepreneur