1. Pertanyaan dari Ibu Dina Ramadhani
Investasi risiko ekuitas yang tidak dijamin adanya cash flow, maka apa yang bisa menarik masyarakat untuk berinvestasi risiko?
Jawaban: Ada capital gain, capital gain itu istilahnya ketika kita misalnya membeli saham Indofood ICBP, sekarang sahamnya misalnya harganya ada di Rp9.000 satu lembarnya. Kalau kita berinvestasi di ICBP kita berharap di tahun depan atau 3 tahun lagi nilai saham itu tidak Rp9000 lagi tetapi lebih dari Rp9.000, syukur-syukur bisa dua kali lipat. Itu adalah ekspektasi ketika kita melakukan investasi jadi misalnya ketika 3 tahun Lagi harganya menjadi lebih mahal misalnya menjadi Rp15.000, Mbak Dina mendapatkan keuntungan dari perbedaan harganya, dijual di harga Rp15.000 dengan harga Belinya di Rp9.000, ada selisih Rp6.000 Inilah yang disebut dengan capital gainnya. Itulah mengapa orang-orang senang untuk investasi di saham, karena ada ekspektasi ketika adanya pertumbuhan dari saham yang kita beli. Berbeda dengan obligasi, kalau obligasi kita tidak ekspektasi sama sekali pertumbuhannya, tidak ada pertumbuhannya sama sekali, tetapi yang kita expect cash flow atau bunganya tiap bulannya. Dan tiap orang memiliki karakteristik sendiri-sendiri, memiliki sifat menerima risikonya itu berbeda-beda.
2. Pertanyaan dari Bapak Gunawan
Uang menganggur sebaiknya diinvestasikan ke mana? Emas atau valuta asing?
Jawaban: Tergantung gunanya untuk apa. Misalnya kalau di valuta asing boleh, namun kalau valuta asing harus disimpan di rumah juga repot. Tetapi misalnya kalau valuta asing ada di bank namun lebih berisiko dibandingkan dengan emas, karena kalau emas sudah pasti di atas inflasi selama pertumbuhannya. Valuta asing lebih seperti saham jadi ada naik turunnya.
3. Pertanyaan dari (Tanpa Nama)
Mengapa harga emas dan valuta asing stagnan?
Jawaban: Karena ekonomi sudah kembali. Kalau kita investasi emas pada dasarnya kita tidak berkontribusi terhadap lingkungan kita, kita tidak berkontribusi terhadap negara kita, kita tidak berkontribusi terhadap perusahaan-perusahaan yang ada di sekeliling kita. Kalau kita berinvestasi obligasi, reksadana, saham kita berkontribusi kepada mereka dengan, kita membeli saham dan obligasi mereka, kita membantu mereka meminjamkan uang untuk mereka beroperasi, berekspansi. Kalau emas yang kayak kita sendiri, kita tidak berbagi-bagi kaya kepada orang lain. Kalau misalnya kita obligasi, saham, reksadana kita berbagi-bagi kaya kita kepada orang lain. Artinya kita bersinergi dengan sekeliling kita untuk menjadi ekonomi yang lebih baik. Sekarang ekonomi sudah mulai balik lagi, orang lebih menyukai real sektor untuk berinvestasi tidak emas lagi. Kemarin emas hanya sebagai backup karena orang panik banyak yang mencari emas, sehingga harga emas naik. Sekarang ekonomi sudah mulai membaik, industri industri sudah mulai berjalan, real sektor sudah mulai berjalan orang lebih suka berinvestasi yang real.
4. Pertanyaan dari Bapak Ananta
Cara mendaftar obligasi?
Jawaban: Bisa ke bank, ke customer servicenya bilang bahwa saya ingin membeli obligasi. Nanti akan diarahkan ke mana akan dibelinya, rekening apa yang harus dibuka di sana.
Profil InstrukturDr. Sinta Aryani, ST, MAIS, IPU
Dosen Teknik Industri Telkom University
Deskripsi Pemateri:
PENDIDIKAN
S1, Teknik Industri, Institut Teknologi Bandung, 1992
S2, Bisnis dan Ekonomi, Oregon State University, 2000
S3, Ilmu Manajemen, Institut Teknologi Bandung, 2021
PEKERJAAN
·Part-time Faculty at School of Business and Management, August 2016 – Now
·Full-time Faculty at Telkom University, January 2015 – Now
·New Business Starter/Owner: Bandung-Lembang, December 2009 – 2016
·Industry Advisor at SENADA Indonesia Competitiveness, a program funded project by USAID, Bandung-Jakarta, June 2007 - July 2009
·Relationship Manager at SENADA Indonesia, a competitiveness program funded project by USAID, Bandung, May 2006 - May 2007